Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Gambar 1 diatas menggambarkan hubungan antara situasi, struktur,
perilaku dan kinerja, dimana struktur yang dibuat sebaiknya mempertimbangkan situasi atau karakteristik yang melekat pada subyek yang diatur, karena struktur
akan mempengaruhi respon atau perilaku dari para pihak dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan. Tujuan rekomendasi kebijakannya adalah
untuk memperbaiki kelembagaan PDB HTR melalui struktur yang sesuai dengan karakteristik dan persepsi para pihak sehingga mampu mengarahkan perilaku para
pihak ke arah kinerja yang diharapkan.
2.2 Tempat, Waktu Penelitian, Narasumber dan Responden
2.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di: 1 Propinsi Riau Kabupaten Kuansing, 2 Propinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Tanah Laut, dari November 2008
sampai April 2009, dan 3 Propinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor, pada Mei 2009 sampai Februari 2011. Penelitian ini merupakan bagian dari kerja sama
proyek antara CIFOR, IPB dan Lembaga penelitian yang ada di Riau Kabupaten Kuansing dan di Kalimantan Selatan yaitu Forestry Research Institutes FRI
atau Regional Offices of Forestry Research and Development Agency FORDA atau Litbang.
Struktur:
Substansi kebijakan PDB
HTR termasuk peraturan-
perundangan dan kesepakatan
antara pemberi dan penerima
pinjaman serta kemampuan
organisasi pengelola
Perilaku:
persepsi dan perilaku para
pihak
Kinerja
Rekomendasi Kebijakan
Situasi:
Karakteristik petani –
kredit – HTR
Pemilihan tempat penelitian dilakukan melalui aktivitas rapid appraisal di seluruh Indonesia dan mengumpulkan data awal dari beberapa tempat penelitian
melalui wawancara dengan beberapa informan kunci, dan beberapa kepala rumah tangga. Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Tanah Laut dipilih karena: 1
adanya industri pengolahan yang menggunakan bahan baku kayu, baik kayu yang berotasi panjang untuk industri pengolahan kayu wood working maupun kayu
yang berotasi pendek untuk industri pulp, 2 adanya kompetisi penggunaan lahan seperti untuk kelapa sawit atau hutan tanaman rakyat berdasarkan rencana yang
telah disusun oleh Kementerian Kehutanan, 3 lokasi penelitian memiliki jenis kayu berotasi pendek seperti Akasia Acacia mangium untuk industri pulp di
Propinsi Riau dan adanya jenis kayu yang berotasi panjang seperti Mahoni Swietenia macrophilla dan Jabon Antocephalus cadamba untuk Industri
pengolahan kayu Wood Working di Propinsi Kalimantan Selatan, 4 kedua propinsi dipilih karena telah dicadangkan untuk lokasi HTR, dan 5 adanya
petani dalam jumlah yang cukup dan melakukan penanaman tanaman hutan. Kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat dipilih karena terdapat program PUAP
yang dijadikan sebagai contoh pinjaman khsususnya dalam penerapan teori agensi.
2.2.2 Narasumber dan Responden