Sejarah PUAP Aturan Main PUAP

Kehutanan 2005 bahwa tanpa adanya komitmen dari para pihak di level tapak menjadi penghambat lancarnya program. I. Perlunya organisasi di tingkat tapak sebagai kepanjangan tangan dari BLU Pusat P2H, sehingga biaya transaksi, ingkar janji dan salah pilih penerima pinjaman dapat dikurangi, perlunya koordinasi yang erat diantara para pihak, dan perlunya pendampingan yang intensif untuk mensukseskan program. Menurut staf BRI dan BPD 4 tanpa adanya organisasi di tingkat tapak maka pemahaman mengenai karakter penerima pinjaman, ataupun melakukan pendampingan seperti yang dipersyaratkan oleh Syukur 1993, Mayrowani 1998, Yunus 2007, Wijaya 2009 dalam Sugianto 2009, dan Prihadi 2010 akan sulit dilaksanakan, sehingga kinerja KUK DAS dan PDB HTR dapat terjadi pada PDB HTR.

5.5 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP

5.5.1 Sejarah PUAP

Program PUAP muncul sebagai respon Departemen Pertanian sekarang Kementerian Pertanian, atas pidato Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah mengenai pencanangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM-M. Menteri Pertanian membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan melalui Keputusan Menteri Pertanian Kepmentan Nomor 545KptsOT.16092007. Hal yang disadari oleh Departemen Pertanian adalah bahwa petani kurang memiliki akses terhadap sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Menurut BPS Badan Pusat Statistik tahun 2007 jumlah penduduk miskin tercatat 37,2 juta jiwa. Sekitar 63,4 dari jumlah tersebut berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian dan 80 berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. PUAP muncul sebagai wujud fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga 4 Wawancara di Pekanbaru pada April 2009 tani, sehingga bukan hanya petani pemilik, tetapi juga termasuk petani yang tidak memiliki lahan penggarap, buruh tani maupun rumah tangga. Gabungan Kelompok Tani Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping TPP dan Penyelia Mitra Tani PMT. GAPOKTAN PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani.

5.5.2 Aturan Main PUAP

Diberikannya bantuan dana untuk meningkatkan kesejahteraan petani telah memberi peluang bagi petani khususnya yang tergabung dalam Gapoktan untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui pinjaman dana bergulir PUAP. PUAP hanya diberikan sekali pada satu Gapoktan di satu Desa sebesar Rp. 100.000.000 per Gapoktan sebagai modal awal. Modal tersebut harus dikelola oleh pengurus gapoktan untuk digulirkan kepada anggotanya dalam bentuk pinjaman. Kebijakan pusat hanya berkaitan dengan penyaluran dana dari Kementerian Pertanian ke rekening Gapoktan, pedoman umum pelaksanaan PUAP, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan PUAP termasuk alokasi pendanaan dan pembagian tugas dan kewenangan untuk pendampingan dan pengawasan disertai dengan tanggung jawab pembiayaannya. Sedangkan pemerintah daerah berkewajiban menterjemahkan pedoman umum, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan yang telah dibuat oleh Kementerian Pertanian disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. Sedangkan aturan main peminjaman, termasuk besaran bunga, denda, sanksi, dan jaminan diserahkan kepada rapat anggota Gapoktan Gabungan Kelompok Tani, peran pemerintah daerah sebatas fasilitasi dan pendampingan penyuluh, Penyelia Mitra Tani [PMT] dan pemerintah daerah seperti camat dan kepala desa. Kebijakan PUAP pada hakekatnya telah mengakomodir karakteristik dari penerima pinjaman. Kementerian Pertanian telah menyadari bahwa petani memiliki karakteristik “tidak layak memperoleh pinjaman dari Bank”, dan petani memiliki kapasitas yang rendah oleh karena itu Kementerian Pertanian melakukan penguatan kapasitas sebelum dana PUAP diluncurkan. Sasaran peserta dan Gapoktan penerima sejak awal sudah ditetapkan lengkap dengan kriteria yang harus dipenuhi, dimana Gapoktan penerima harus 1 memiliki SDM yang mampu mengelola agribisnis, 2 memiliki struktur kepengurusan yang aktif, 3 dimiliki dan dikelola petani, 4 dikukuhkan oleh walikota, 5 jika di desa tidak ada Gapoktan maka poktan yang ada bisa ditumbuhkan menjadi poktan. Pelaporan tidak dibebankan kepada penerima pinjaman tetapi kepada pengelola atau pemberi pinjaman di level Gapoktan sehingga tidak memberatkan penerima pinjaman, laporan tidak ditujukan kepada Menteri Pertanian tetapi dilakukan secara berjenjang, pengurus Gapoktan cukup melaporkan kepada BP4K melalui penyuluh, dan laporan dari tiap Gapoktan di rekapitulasi oleh PMT level Kabupaten dan diserahkan secara langsung lewat media internet on line kepada Kementerian Pertanian. Kebijakan PUAP menunjukkan kelebihan PUAP, dan kelembagaan merupakan pendukung utama keberhasilan program PUAP secara keseluruhan. Misalnya penentuan sanksi, prosedur, jaminan diserahkan kepada Gapoktan yang berfungsi sebagai prinsipal, dimana anggota Gapoktan sebagai penerima pinjaman ikut serta menentukan aturan main pinjaman PUAP, telah meningkatkan partisipasi secara sukarela. Hal ini sesuai dengan pendapat Ostrom 2005 bahwa partisipasi sukarela terwujud karena adanya pemahaman bahwa hubungan adalah sesuai dan memberikan hasil memadai bagi pelakunya. Keberadaan Gapoktan pada level Desa telah memudahkan penerima pinjaman khususnya petani yang memiliki kapasitas rendah, selain mempermudah pengawasan dan pemahaman mengenai karakter penerima pinjaman yang melakukan peminjaman PUAP. Kelebihan lainnya adalah aspek pembinaan dan monitoring yang terpadu diantara para pihak, sehingga Kementerian Pertanian di Jakarta tidak hanya mengandalkan laporan administrasi, tetapi juga evaluasi langsung kelapangan yang dilakukan oleh para pihak sesuai tanggung-jawab masing-masing. 5.5.2.1 Mekanisme penyaluran BLM PUAP sebagai berikut: Kriteria dan penentuan kuota desa calon lokasi PUAP. Kriteria desa calon lokasi PUAP adalah: a desa miskin yang terjangkau; b mempunyai potensi pertanian; c memiliki Gapoktan; dan d belum memperoleh dana BLM PUAP. Desa calon lokasi PUAP berasal dari usulan : a Bupati atau Walikota atau pejabat yang ditunjuk; b aspirasi masyarakat; dan c unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Kriteria dan penentuan Gapoktan calon penerima PUAP. Gapoktan calon penerima dana BLM PUAP harus berada pada desa calon lokasi PUAP yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a m e m i l i k i Sumber Daya Manusia SDM untuk mengelola usaha agribisnis, b mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani, c pengurus Gapoktan adalah petani dan bukan aparat DesaKelurahan, dan d tercatat sebagai Gapoktan binaan dari Balai Penyuluhan Pertanian BPP. Gapoktan yang akan diusulkan sebagai calon penerima dana BLM PUAP harus mengisi formulir usulan dan diketahui oleh Kepala Desa dan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian BPP. Dari beberapa kriteria diatas dapat dilihat bahwa Gapoktan yang akan diusulkan adalah Gapoktan yang sudah terbentuk minimal 2 tahun, dan tercatat di Balai Penyuluhan Pertanian BPP, bukan kelompok yang baru dibentuk karena ada pinjaman seperti PDB HTR. Sehingga dari sisi modal sosial Gapoktan untuk PUAP diperkirakan telah kuat sehingga kelompok yang terbentuk telah kokoh seperti yang disyaratkan oleh Syukur 1993. 5.5.2.2 Prosedur penyaluran BLM PUAP Kuasa Pengguna Anggaran KPA Pusat Pembiayaan Pertanian melakukan proses penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan: 1 Penyaluran dana BLM – PUAP dilakukan dengan mekanisme pembayaran Langsung LS ke Rekening Gapoktan, 2 Surat Perintah Membayar SPM-LS diajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta V dengan lampiran ringkasan Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan desa dan Gapoktan, rekapitulasi dokumen dari Tim Pembina PUAP Propinsi, kwitansi yang sudah ditandatangani Ketua Gapoktan dan diketahui atau disetujui oleh Tim Teknis Kabupaten atau Kota dengan materai Rp.6.000,- enam ribu rupiah, dan 3 Penyaluran dana BLM PUAP dari KPPN Jakarta V ke rekening Gapoktan melalui penerbitan SP2D diatur lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan. Mekanisme penyaluran lengkap pada Lampiran 20.

5.5.3 Organisasi PUAP