kemampuan penyuluh, jumlah kunjungan anggota Gapoktan terhadap pencarian informasi atau kebiasaan membaca, dan pengalaman mengikuti penyuluhan.
2.4.4 Pendekatan untuk Menentukan Skema Kredit yang Optimal
Skema PDB HTR optimal untuk petani disusun berdasarkan pendapat para pakar yang berasal dari praktisi keuangan mikro, birokrat, akademisi, dan peneliti.
Skema ini awalnya disusun berdasarkan insentif pemungkin dan variabel, kemudian skema pendanaan tersebut diolah menggunakan PHA Proses Hirarki
Analitik. Hasil yang diperoleh diharapkan memberikan solusi skema pendanaan optimum untuk para pihak sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dan hubungan
pinjam-meminjam dapat terus dilakukan.
A. Analisis Insentif
Untuk mengetahui faktor yang bersifat insentif dan disinsentif terhadap
skema kredit HTR akan dilakukan dengan analisis insentif. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelembagaan kredit untuk pengembangan HTR, sudah
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan petani. Kesesuaian dengan kondisi dan kebutuhan petani sangat penting sebagai modal bagi petani untuk ikut
berpartisipasi dalam program HTR. Analisis dilakukan terhadap hasil yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pakar wawancara dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi skema kredit berdasarkan faktor insentif dan disinsentif. Hasil wawancara mendalam kemudian
diklasifikasikan dan ditabulasikan berdasarkan jawaban pihak, analisis data dilakukan secara deskriptif. Analisis insentif menggunakan tipologi insentif
menurut Enters 1999, tipologi tersebut diilustrasikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Tipologi insentif menurut Enters1999 Hasil tipologi insentif menurut Enters 1999 kemudian diverifikasi
dengan pendapat para pakar, sehingga diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi skema pendanaan berdasarkan insentif pemungkin dan variabel, aktor yang
mempengaruhi, dan alternatif strategi pendanaan yang dapat dipilih.
B. Alternatif Skema Pendanaan
Untuk mengetahui alternatif skema pendanaan menurut pakar, digunakan
metode PHA. Metode ini digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang kompleks dengan menyusun suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan,
faktor yang mempengaruhi, alternatif pilihan dan strategi dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan berbagai prioritas Saaty 1993.
Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu dengan memperhatikan pengalaman dan pemahaman responden atas skema kredit HTR.
Penentuan prioritas pelaku yang berperan, tujuan, faktor, alternatif dan strategi penentuan skema kredit yang optimal dibagi berdasarkan insentif variabel
dan insentif pemungkin, yang digambarkan dalam struktur hirarki seperti diilustrasikan dalam Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3 Struktur hirarki penentuan skema pendanaan berdasarkan insentif pemungkin
Gambar 4 Struktur hirarki penentuan skema pendanaan berdasarkan insentif variabel.
Metode analisis data untuk penelitian ini secara ringkas digambarkan dalam Tabel 2 dibawah.
Tabel 2 Metode analisis data
Tujuan Sumber data
Metode pengumpulan
data Metode
Analisis data Hasil
Kinerja PDB HTR
Laporan Hasil evaluasi kinerja secara
tertulis atau tidak Dokumentasi
data sekunder, wawancara
mendalam Analisis
deskriptif Bungin 2007
Persentase capaian hasil
penyaluran dana PDB
HTR Faktor-faktor
yang mem- pengaruhi
kinerja Peraturan-
perundangan yang meliputi: perumusan
kebijakan, persyaratan, prosedur,
tata cara penyaluran dan pengembalian
PDB HTR, insentif dan penalti,
pemantauan dan evaluasi, organisasi
organisasi di level tapak, pembinaan dan
pendampingan secara insentif, karakteristik
dan persepsi yang meliputi karakteristik
petani dan pinjaman HTR, kemampuan
mengelola pinjaman, pemahaman mengenai
hak dan kewajiban, pemasaran
Dokumen primer dan
sekunder, wawancara,
dan FGD Analisis isi
Irawan 2007, analisis ruang
kebijakan IDS 2006, teori
agensi Jensen and Meckling;
Prihadi 2010, analisis
deskriptif Bungin 2007,
analisis kebijakan
naratif Van Eesten 2007:
Nugroho 2011a
Faktor penentu keberhasilan
kinerja
Perbanding- an PDB HTR
dengan model
pinjaman lain Peraturan,
kesepakatan pinjaman, organisasi,
karakteristik, persepsi, kinerja
Dokumentasi data sekunder,
wawancara mendalam,
studi literatur, dan FGD
Analisis perbandingan
institusi Hirakuri 2003
Faktor-faktor pembeda
capaian kinerja antara 2
program Skema
pendanaan optimal
Insentif pemungkin dan variabel
Wawancara mendalam
pakar Metode AHP
Saaty 1993 Skema
pendanaan yang
diharapkan
III. KINERJA PDB HTR
3.1 Kinerja Penyaluran
Sejak dicanangkan tahun 2007 sampai bulan November 2010 belum ada
satupun pemohon yang memperoleh PDB HTR Pinjaman Dana Bergulir untuk pengembangan Hutan Tanaman Rakyat. Baru pada Desember 2010 terdapat 2
koperasi penerima PDB HTR yaitu Koperasi X di Kab. Mandailing Natal Propinsi Sumatera Utara dan Koperasi Y di Kab. Tebo Propinsi Jambi. Pada
Desember tahun 2011 penerima dana PDB HTR mengalami peningkatan, tercatat 4 koperasi dan 27 KTH Kelompok Tani Hutan melakukan akad kredit walaupun
9 KTH dari 27 KTH belum memperoleh penyaluran PDB HTR karena berkas akad kredit yang harus diperbaiki dengan bantuan notaris belum diperbaiki dan
dikembalikan pada BLU Pusat P2H. Data target dan realisasi penyaluran selengkapnya pada Tabel 3.
Tabel 3 Target dan realisasi penyaluran dana dari BLU Pusat P2H
Thn KTH dan Koperasi
Target Luas
Target penyaluran Rp
Realisasi luas
Ha atau Realisasi
penyaluran Rp atau
2008 - 98.004
836.160.000.000 2009 -
43.670 372.589.619.400
2010 2 koperasi 141.674 1.208.749.619.400 600:141.674
atau 0.0042
151.551.360 atau
0.039 2011 s.d September
2011 terdapat 365 pemegang izin
perorangan dalam 27 KTH dan 2
koperasi yang sudah akad kredit
1.063.550.000.000 4370.1
37.285.256. 190 atau
0.035
Sumber: BLU Pusat P2H Tahun 2008 sampai 2011, diolah Lambatnya realisasi penyaluran dana PDB HTR menurut Kepala Pusat
BLU Pusat P2H
1
adalah karena panjangnya proses perizinan untuk memperoleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu untuk HTR IUPHHK HTR di hutan
produksi yang belum dibebani hak sebagai salah satu syarat petani untuk
1
Jakarta pada 22 Maret 2011