Narasumber dan Responden Tempat, Waktu Penelitian, Narasumber dan Responden

Pemilihan tempat penelitian dilakukan melalui aktivitas rapid appraisal di seluruh Indonesia dan mengumpulkan data awal dari beberapa tempat penelitian melalui wawancara dengan beberapa informan kunci, dan beberapa kepala rumah tangga. Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Tanah Laut dipilih karena: 1 adanya industri pengolahan yang menggunakan bahan baku kayu, baik kayu yang berotasi panjang untuk industri pengolahan kayu wood working maupun kayu yang berotasi pendek untuk industri pulp, 2 adanya kompetisi penggunaan lahan seperti untuk kelapa sawit atau hutan tanaman rakyat berdasarkan rencana yang telah disusun oleh Kementerian Kehutanan, 3 lokasi penelitian memiliki jenis kayu berotasi pendek seperti Akasia Acacia mangium untuk industri pulp di Propinsi Riau dan adanya jenis kayu yang berotasi panjang seperti Mahoni Swietenia macrophilla dan Jabon Antocephalus cadamba untuk Industri pengolahan kayu Wood Working di Propinsi Kalimantan Selatan, 4 kedua propinsi dipilih karena telah dicadangkan untuk lokasi HTR, dan 5 adanya petani dalam jumlah yang cukup dan melakukan penanaman tanaman hutan. Kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat dipilih karena terdapat program PUAP yang dijadikan sebagai contoh pinjaman khsususnya dalam penerapan teori agensi.

2.2.2 Narasumber dan Responden

Wawancara serta kuisioner dilakukan dengan metode purposive terhadap para pihak terkait pinjaman HTR, seperti ketua kelompok tani, petani, penyuluh di dua propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan dan Dinas Kehutanan Kabupaten Kuansing Propinsi Riau, Kepala BRI, Askrindo, BP2HP, BPDAS, PT RAPP, PT Hendratna, dan PT Hutan Rindang Banoa serta pakar. Wawancara dilakukan untuk menggali data dan informasi yang berhubungan dengan pendapat para pihak terhadap segala aspek yang berkaitan dengan skema PDB HTR, sedangkan di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat responden yang dipilih adalah petani penerima pinjaman PUAP, penyuluh, Penyelia Mitra Tani PMT, dan kepala seksi yang membawahi program PUAP. Jumlah narasumber dan responden yang dimintai keterangan 355 orang yang terdiri atas: petani, Kementerian Kehutanan pusat, dan unit kerja daerah, lembaga keuangan formal dan non formal, akademisi, peneliti, dan perusahaan. Detil narasumber dan responden pada Tabel 1. Tabel 1 Narasumber dan responden Lokasi Penelitian Kegiatan dan Lokasi Narasumber dan Responden Jumlah orang Riau Kuisioner terbuka dan tertutup Petani 103 FGD Propinsi dan wawancara mendalam Para Pihak diluar petani lembaga keuangan formal dan non formal, LSM, lembaga penelitian, akademisi, Dinas Kehutanan Propinsi dan Kabupaten, perusahaan 21 Kalimantan Selatan Kuisioner terbuka dan tertutup Petani 153 FGD Propinsi dan wawancara mendalam Para Pihak diluar petani lembaga keuangan formal dan non formal, LSM, lembaga penelitian, akademisi, Dinas Kehutanan Propinsi dan Kabupaten, perusahaan 18 Jawa Barat Kuisioner terbuka dan tertutup Petani 27 Kementerian Pertanian Kuisioner terbuka dan tertutup Para pihak diluar petani penyuluh, PMT, Kepala seksi 8 Kementerian Kehutanan Kuisioner terbuka dan tertutup Kepala Pusat, Staf BLU- RLPS-BUK-Biro Keuangan- Biro Kepegawaian-Biro Hukum 17 Pakar Kuisioner terbuka dan tertutup Akademisi, peneliti, birokrat, APHI 8 Total 355 Pemilihan responden petani di Propinsi Riau dan Kalimantan Selatan adalah berdasarkan tingkat kesejahteraan berdasarkan persepsi masyarakat di kecamatan yang bersangkutan Lampiran 13. Persentase tingkatan kesejahteraan yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut: masyarakat prasejahtera 7, sedang 82 dan Sejahtera 11. Data yang diambil meliputi kegiatan mereka dalam melakukan penananam tanaman hutan seperti kayu, dan pandangan serta perilaku petani terhadap kredit. Sedangkan petani di Jawa Barat yang terpilih adalah pengurus Gapoktan Gabungan Kelompok Tani dan penerima pinjaman PUAP.

2.3 Metode Pengumpulan Data