Aturan Main PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP

potensi pertanian; c memiliki Gapoktan; dan d belum memperoleh dana BLM PUAP. Desa calon lokasi PUAP berasal dari usulan : a Bupati atau Walikota atau pejabat yang ditunjuk; b aspirasi masyarakat; dan c unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Kriteria dan penentuan Gapoktan calon penerima PUAP. Gapoktan calon penerima dana BLM PUAP harus berada pada desa calon lokasi PUAP yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a m e m i l i k i Sumber Daya Manusia SDM untuk mengelola usaha agribisnis, b mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani, c pengurus Gapoktan adalah petani dan bukan aparat DesaKelurahan, dan d tercatat sebagai Gapoktan binaan dari Balai Penyuluhan Pertanian BPP. Gapoktan yang akan diusulkan sebagai calon penerima dana BLM PUAP harus mengisi formulir usulan dan diketahui oleh Kepala Desa dan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian BPP. Dari beberapa kriteria diatas dapat dilihat bahwa Gapoktan yang akan diusulkan adalah Gapoktan yang sudah terbentuk minimal 2 tahun, dan tercatat di Balai Penyuluhan Pertanian BPP, bukan kelompok yang baru dibentuk karena ada pinjaman seperti PDB HTR. Sehingga dari sisi modal sosial Gapoktan untuk PUAP diperkirakan telah kuat sehingga kelompok yang terbentuk telah kokoh seperti yang disyaratkan oleh Syukur 1993. 5.5.2.2 Prosedur penyaluran BLM PUAP Kuasa Pengguna Anggaran KPA Pusat Pembiayaan Pertanian melakukan proses penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan: 1 Penyaluran dana BLM – PUAP dilakukan dengan mekanisme pembayaran Langsung LS ke Rekening Gapoktan, 2 Surat Perintah Membayar SPM-LS diajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta V dengan lampiran ringkasan Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan desa dan Gapoktan, rekapitulasi dokumen dari Tim Pembina PUAP Propinsi, kwitansi yang sudah ditandatangani Ketua Gapoktan dan diketahui atau disetujui oleh Tim Teknis Kabupaten atau Kota dengan materai Rp.6.000,- enam ribu rupiah, dan 3 Penyaluran dana BLM PUAP dari KPPN Jakarta V ke rekening Gapoktan melalui penerbitan SP2D diatur lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan. Mekanisme penyaluran lengkap pada Lampiran 20.

5.5.3 Organisasi PUAP

Organisasi di semua level telah memiliki kewenangan yang jelas, Pembagian kewenangan yang terdiri dari tim pengarah dan pelaksana, mulai level pusat, Propinsi, kabupaten, kecamatan sampai desa sudah dibagi diantara para pihak secara jelas termasuk pembiayaan tiap tahapan kegiatan juga ditetapkan dengan jelas. Pengaturan kewenangan ditetapkan oleh Menteri Pertanian dalam pedoman umum PUAP. Tugas utama tim pengarah di pusat adalah merumuskan kebijakan umum dalam pengembangan PUAP baik dengan instansi pusat dengan PNPM Mandiri maupun dengan instansi daerah. Sedangkan tim pelaksana pusat bertugas melaksnakan seluruh kegiatan PUAP mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pengaturan kewenangan di level Propinsi diserahkan kepada Gubernur yang juga merupakan tim pengarah PNPM mandiri Propinsi dan sekertaris kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP. Tugas utama tim pembina PUAP Propinsi adalah merumuskan Petunjuk pelaksanaan Juklak PUAP sesuai kondisi wilayah sebagai penjabaran dari kebijakan umum yang dirumuskan dalam Pedoman Umum oleh tim PUAP Pusat. Kewenangan di level kabupaten diserahkan ke Bupati atau walikota atau pejabat yang ditunjuk. Tim pengarah PUAP sama dengan tim pengarah PNPM Mandiri Kabupaten atau kota, dan tim pelaksana diketuai oleh kepala dinas lingkup pertanian, salah satu anggotanya adalah PMT. Tugas utama tim teknis kabupaten atau kota adalah merumuskan kebijakan teknis juknis pengembangan PUAP sebagai penjabaran dari kebijakan umum pusat dan petunjuk pelaksanaan dari Propinsi. Kewenangan level kabupaten di serahkan kepada camat dibantu oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian BPP dan kepala desa sebagai anggota. Tugas utama tim teknis kecamatan adalah melaksanakan identifikasi dan verifikasi desa calon lokasi dan Gapoktan calon penerima PUAP, pembinaan dan pengawasan PUAP di tingkat kecamatan. Pelaksana PUAP di level desa terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping, dan PMT. Kepala desa dan penyuluh melaksanakan identifikasi desa calon lokasi dan Gapoktan calon penerima PUA, melalui kepala BPP mengusulkan kepada tim teknis PUAP kabupaten atau kota. Kepala desa membentuk komite pengarah yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil kelompok tani dan penyuluh pendamping.

5.5.4 Persepsi

Persepsi penerima PUAP yang dikaji meliputi penerima PUAP di dua Gapoktan yaitu Gapoktan Rukun Tani di Desa Citapen Kabupaten Bogor, dan Gapoktan Mandiri Jaya di Desa Dramaga Kabupaten Bogor. Hasil wawancara responden PUAP berkaitan dengan peran PUAP, prosedur, waktu penyaluran pinjaman, besar kredit, kunjungan para pihak di luar petani dan penyuluh pada Tabel 12. Tabel 12 Persepsi dan perilaku anggota Gapoktan No Aspek Persepsi dan Perilaku Anggota Gapoktan terhadap Pinjaman PUAP 1 Peran PUAP dalam penyediaan modal 77 menyatakan besar 2 Sumber Informasi Pinjaman PUAP Penyebaran informasi oleh Gapoktan 93 3 Kemudahan Prosedur PUAP 100 menyatakan mudah, karena hanya KK dan KTP 4 Keikutsertaan dalam penetapan prosedur pinjaman 44 responden yang ikut serta dalam penetapan prosedur bunga, sanksi, tata cara 5 Kesesuaian Kredit PUAP 93 responden menganggap sesuai 6 Agunan 100 responden mengganggap agunan ringan 7 Waktu pengembalian pinjaman 96 responden menjawab puas 8 Tingkat bunga 85 responden puas 9 Waktu pencairan pinjaman 74 menyatakan antara 1-2 minggu 10 Kemudahan pencairan kredit 90 responden menyatakan tidak ada kendala 11 Besaran kredit 89 puas 12 Ketepatan penyaluran 96 Puas 13 Asuransi pinjaman 89 responden menginginkan adanya asuransi 14 Biaya administrasi 100 tidak ada biaya administrasi 15 Fasilitas kantor 85 puas 16 Keluhan 81 tidak memiliki keluhan 17 Keinginan meminjam kembali 100 ingin meminjam kembali 18 Jarak Ke pasar 52 sedang 1-5 km, 33 jauh 5km 19 Sarana angkutan Tersedia sampai malam 85 20 Jumlah pembeli produk 48 jumlah pembeli 1-2 orang No Aspek Persepsi dan Perilaku Anggota Gapoktan terhadap Pinjaman PUAP 21 Kunjungan pemda, camat, kades, ketua gapoktan, dan penyuluh Dominasi menjawab ya 22 Kemampuan penyuluh Dominasi responden menjawab sedang dan tinggi, di mana penyuluh mampu memahami keadaan masyarakat, mampu memotivasi, menjadi mediator dengan pedagang, menjadi penghubung dengan instansidinas terkait Sumber: Analisis data primer Dari Tabel 12 diatas dapat diketahui bahwa persepsi dan perilaku responden PUAP umumnya positif. Penerima pinjaman ikut serta dalam menentukan prosedur peminjaman sehingga prosedur antara satu Gapoktan dengan Gapoktan lain berlainan. Prosedur peminjaman yang dibuat sesuai dengan karakteristik dan persepsi anggota Gapoktan. Besarnya bunga disesuaikan dengan kesepakatan antar anggota, dan besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan penerima pinjaman sehingga bukan berdasarkan perhitungan jumlah pinjaman per Ha dikalikan dengan luas minimum. Tidak ada biaya yang ditanggung oleh penerima pinjaman pada saat melakukan akad kredit, pinjaman yang dikeluarkan hanya berupa materai, sedangkan PDB HTR selain biaya provisi, administrasi, dan notaris juga sudah mengeluarkan dana untuk mengurus perizinan areal yang akan mereka kelola. Petani di PUAP diperkenankan untuk meminjam lebih dari satu kali selama dananya mencukupi sedangkan di PDB HTR, penerima pinjaman hanya diperkenankan untuk meminjam satu kali setelah itu diharapkan penerima pinjaman sudah mandiri. Adanya sarana dan prasana yang mendukung turut menunjang keberhasilan PUAP, dan komitmen yang tinggi dari para pihak untuk meningkatakan kapasitas petani dan melakukan pendampingan serta pengawasan, berkontribusi sangat tinggi terhadap keberhasilan PUAP pemda, camat, kepala desa, penyuluh dan pengurus.

5.5.5 Masalah yang dihadapi dalam PUAP

Salah pilih penerima pinjaman khususnya yang dilakukan pada level pusat yaitu Kementerian Pertanian yang menunjuk Gapoktan yang sudah bubar, atau Gapoktan yang bermasalah hanya karena rekomendasi dari anggota legislatif. Tabel 12 lanjutan