kelembagaan di level pemberi pinjaman peraturan-perundangan, pengawasan, dan koordinasi, kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh para pihak yang
memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan bagi dirinya, sehingga merugikan petani dan negara.
5.3 Pinjaman Dana Bergulir Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat
PDB HTR Pada tahun 2007, Kementerian Kehutanan khususnya Dirjen Bina
Produksi Kehutanan BPK menggulirkan pembiayaan yang hampir sama dengan KUK DAS dan KUHR yang digulirkan oleh Dirjen RLPS, yaitu pembangunan
hutan yang melibatkan masyarakat, yaitu PDB HTR. PDB HTR ini memiliki skema yang tidak berbeda jauh dengan KUK DAS dan KUHR detil
perbandingan pada Lampiran 1.
Persamaan antara ketiganya adalah sebagai berikut: 1 tujuan ke-3 program sama, 2 urutan kegiatan yang dibiayai sama, 3 peserta sama, harus
berkelompok, 4 keputusan permohonan kredit pada hakekatnya sama yaitu oleh Kementerian Kehutanan, 5 tata cara permohonan kredit sama rumitnya bagi
petani, 6 penentuan besarnya pinjaman hampir sama yaitu biaya kegiatan ditentukan, 7 jangka waktu pinjaman sama yaitu sesuai dengan daur tanaman,
8 menurut aturan tidak ada agunan berupa barang, walaupun demikian untuk KUK DAS, sertifikat yang ditahan oleh Bank walaupun bukan jaminan karena
hanya sebagai syarat sahnya kepemilikan lahan, apabila belum lunas sertifikat tersebut tetap disimpan oleh Bank
1
, 9 hampir sama, ketiga program kredit mengenakan bunga, walaupun PDB HTR bunga lebih besar karena sesuai dengan
LPS, 10 laporan yang dibebankan kepada nasabah atau penerima pinjaman cukup berat, 11 sanksi atau denda tercantum dalam akad kredit, 12 pendapatan
Kementerian Kehutanan atau Departemen Kehutanan hakekatnya sama yaitu bersumber dari bunga pinjaman, dan 13 kasus ke-3 nya sama yaitu kelemahan di
bidang kelembagaan.
Sedangkan perbedaannya adalah sebagai berikut: 1 lokasi pelaksanaan kegiatan, 2 perjanjian kerjasama, jika KUK DAS dan KUHR dengan Bank
BPD, sedangkan PDB HTR dengan Bank BRI, 3 kemitraan usaha dan
1
Staf BPDAS Riau di Pekanbaru pada April 2009 komunikasi pribadi.
pendampingan, di mana KUHR bertumpu pada avalis sedangkan KUK DAS dan PDB HTR bertumpu pada penyuluh atau pendamping, 4 mekanisme pendanaan
berbeda di mana pada PDB HTR Peran Kepala Pusat BLU Pusat P2H sangat sentral dan peran bank sangat kecil, 5 mekanisme pengembalian berbeda di
mana KUK DAS dan KUHR dapat dicicil sampai maksimal 11 tahun untuk KUHR dan 6 tahun untuk KUK DAS, sedangkan PDB HTR dibayar sekaligus
pokok dan bunganya, setelah selesai daur maksimal 8 tahun, 6 mekanisme pembinaan dan pengendalian, di mana pada PDB HTR peran Kepala Pusat BLU
Pusat P2H sangat besar, 7 penagihan KUK DAS dan KUHR oleh Bank sedangkan PDB HTR oleh BLU Pusat P2H sehingga peran BLU Pusat P2H
cukup dominan, 8 jumlah Propinsi yang melaksanakan program berbeda, di mana HTR menduduki urutan tertinggi dari jumlah Propinsi yang dicadangkan,
dan 9 program PDB HTR masih menerima dana DR. Adapun skema lengkap PDB HTR jika dibandingkan dengan KUK DAS dan KUHR dapat dilihat pada
Lampiran 1.
5.4 Pelajaran yang Bisa Diambil oleh PDB HTR dari KUK DAS dan