62
2001 sampai dengan tahun 2005 mengalami penurunan yakni sebesar 903 104 Ton menjadi 781 422 Ton. Permintaan bawang merah mulai meningkat
kembali pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yakni sebesar 857 692 Ton menjadi 1 116 275 Ton.
5.3. Perkembangan Impor Bawang Merah ke Indonesia
Ketergantungan Indonesia terhadap bawang merah impor cukup tinggi dan nilainya akan terus meningkat selama kebutuhan konsumsi dalam negeri belum
terpenuhi. Meningkatnya impor bawang merah selain didorong oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk juga didorong oleh semakin meningkatnya
industri pengolahan berbahan baku bawang merah. Impor bawang merah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga impor bawang merah tahun
sebelumnya, nilai tukar rupiah, GDP tahun sebelumnya, dan impor tahun sebelumnya, namun tidak responsif terhadap perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhinya Tandipayuk, 2010.
Tabel 11. Perkembangan Neraca Perdagangan Bawang Merah Indonesia Tahun 2001-2011
Ton
Tahun Ekspor
Impor Ekspor
– Impor 2001
5 992 47 946
-41 954 2002
6 816 32 929
-26 113 2003
5 402 42 008
-36 606 2004
4 637 48 927
-44 290 2005
4 259 53 071
-48 812 2006
15 701 78 462
-62 761 2007
9 357 107 649
-98 292 2008
12 314 128 015
-115 701 2009
12 759 67 330
-54 571 2010
3 232 70 573
-67 341 2011
13 791 156 381
-142 590
Sumber: Badan Pusat Statistik 2012 diolah
63
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa neraca perdagangan bawang merah Indonesia setiap tahun mengalami defisit. Impor bawang merah ke
Indonesia cukup berfluktuasi dari tahun 2001 sampai dengan 2011. Impor bawang merah mengalami peningkatan dari tahun 2002 sampai tahun 2008 yakni sebesar
32 929 Ton menjadi sebesar 128 015 Ton. Kemudian tahun 2009 mengalami penurunan cukup besar yaitu menjadi sebesar 67 330 Ton. Selanjutnya meningkat
kembali sampai dengan tahun 2011 yaitu sebesar 156 381 Ton.
Tabel 12. Perkembangan Impor Bawang Merah ke Indonesia Berdasarkan Negara Asal Tahun 2006-2010
Negara Asal Impor Kg
2006 2007
2008 2009
2010 Malaysia
2 705 114 4 764 915
11 040 147 5 518 854 3 774 383
Burma 1 538 750
318 010 923 125 2 992 000
56 000 Philippines
15 769 503 11 875 927
7 903 185 4 240 560 4 426 900
Singapore 37 527
181 696 Thailand
40 470 846 81 955 442
75 043 479 28 720 827 27 161 367
Vietnam 11 716 036
1 371 280 27 540 320 12 828 541
18 767 570 ASEAN
72 237 776 92.66
100 467 270 93.33
122 450 256 95.79
54 300 782 85.17
54 186 220 76.78
China 1 128 915
1.45 4 678 442
4.35 4 120 340
3.22 3 141 306
4.93 716 995
1.02 Non ASEAN
4 597 473 5.89
2 503 451 2.33
1 259 877 0.99
6 312 711 9.90
15 669 541 22.20
Total 77 964 164
107 649 163 127 830 473 63 754 799
70 572 756
Sumber : Badan Pusat Statistik 2012 diolah
Tabel 12 menunjukkan bahwa impor bawang merah ke Indonesia mayoritas berasal dari negara anggota ASEAN. Pada tahun 2010 sebesar 76.781
persen impor bawang merah berasal dari negara Thailand, Vietnam, Malaysia, Philipina, dan Burma. Impor bawang merah yang berasal dari China adalah
sebesar 1.016 persen. Besarnya impor bawang merah yang berasal dari negara anggota ASEAN dan China ini diduga karena pada tahun 2006 tarif impor untuk
bawang merah yang berasal dari ASEAN telah dihapuskan. Sementara sisanya
64
sebesar 22.203 persen impor bawang merah berasal dari negara-negara di luar ASEAN dan China seperti India, Bulgaria, Jepang, dan Perancis.
5.4. Perkembangan Harga Bawang Merah di Indonesia