69
6.2. Luas Areal Panen Bawang Merah
Koefisien determinasi terkoreksi adj R
2
dari persamaan luas areal panen bawang merah sebesar 0.5382 menyatakan bahwa 53.8200 persen keragaman
luas areal panen bawang merah dapat diterangkan oleh variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam persamaan tersebut. Variabel-variabel penjelas secara bersama- sama mampu menjelaskan dengan baik variabel endogen dalam persamaan luas
areal panen bawang merah yaitu dengan nilai prob-F sebesar 0.0055 Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Estimasi Parameter Luas Areal Panen Bawang Merah
Variabel Koefisien
Pr │t│ Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
35 327.9000 0.0166 -
- Intercept LPPBMR
12.6265 0.0009 0.5519
1.2151 Harga riil bawang merah di tingkat
produsen tahun
sebelumnya RpKg LPPCMR
-4.2498 0.1469 -0.2726 -0.6002 Harga riil cabe merah di
tingkat produsen
tahun sebelumnya RpKg
PPUR -20.4409 0.0941
-0.2166 -0.4769 Harga riil pupuk urea di tingkat produsen RpKg
TUTKR -38.9533 0.4408
-0.0025 -0.0056 Pertumbuhan upah riil tenaga kerja sektor pertanian
LABM 0.5458 0.0440
- - Luas areal panen bawang
merah tahun sebelumnya Ha R-Sq
0.6597 F value 5.4300
Adj R-Sq 0.5382 Pr F
0.0055 DW stat
2.3132 DH stat -
Hasil estimasi parameter luas areal panen bawang merah di Indonesia
menunjukkan bahwa dari lima variabel penjelas yang dimasukkan dalam persamaan, terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga riil bawang
merah di tingkat produsen tahun sebelumnya, harga riil pupuk urea di tingkat produsen, dan luas areal panen bawang merah tahun sebelumnya. Harga riil cabe
merah tahun sebelumnya dan pertumbuhan upah tenaga kerja sektor pertanian
70
tidak berpengaruh nyata terhadap luas areal panen bawang merah pada taraf α
sebesar 10 persen. Harga riil bawang merah di tingkat produsen tahun sebelumnya
berpegaruh positif terhadap luas areal panen bawang merah dengan nilai koefisien dugaan sebesar 12.6265. Berdasarkan uji statistik t, harga riil bawang merah di
tingkat produsen tahun sebelumnya berpegaruh nyata pada taraf α sebesar 10
persen sehingga fluktuasi harga riil bawang merah di tingkat produsen tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan petani untuk menambah atau mengurangi
luas arealnya. Respon luas areal panen bawang merah terhadap perubahan harga riil bawang merah di tingkat produsen tahun sebelumnya bersifat inelastis dalam
jangka pendek dengan nilai elastisitas sebesar 0.5519, namun bersifat elastis dalam jangka pendek dengan nilai elastisitas sebesar 1.2151. Artinya, jika terjadi
peningkatan harga riil bawang merah di tingkat produsen tahun sebelumnya sebesar satu persen, maka akan meningkatkan luas areal panen bawang merah
sebesar 1.2151 persen dalam jangka panjang, ceteris paribus Tabel 11. Luas areal panen bawang merah dipengaruhi secara negatif oleh harga riil
pupuk urea di tingkat produsen dengan koefisien dugaan sebesar 20.4409. Berdasarkan uji statistik t, harga riil pupuk urea di tingkat produsen berpegaruh
nyata pada taraf α sebesar 10 persen yaitu dengan nilai prob-t sebesar 0.0941. Respon luas areal panen bawang merah terhadap perubahan harga riil pupuk urea
di tingkat produsen bersifat inelastis baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga meskipun harga pupuk meningkat, tingkat penurunan luas areal panen
tidak sebesar tingkat kenaikan harga input. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea untuk usahatani bawang merah masih cukup intensif.
71
Harga riil cabe merah di tingkat produsen tahun sebelumnya memberikan pengaruh negatif terhadap luas areal panen bawang merah. Artinya, jika terjadi
peningkatan harga riil cabe merah di tingkat produsen tahun sebelumnya sebesar Rp 1Kg, maka akan menurunkan luas areal panen bawang merah sebesar 4.2498
Ha, ceteris paribus. Berdasarkan uji statistik-t, harga riil cabe merah di tingkat produsen tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap luas areal panen
bawang merah pada taraf α sebesar 10 persen. Hal ini diduga pada sebagian besar sentra produksi bawang merah, usahatani bawang merah merupakan pekerjaan
utama bagi masyarakat di daerah sentra produksi bawang merah seperti di Kabupaten Brebes, sehingga perubahan harga komoditas kompetitornya kurang
mempengaruhi keputusan petani untuk mengurangi luas areal panen bawang merah. Menurut Tentamia 2002, sebagian besar petani bawang merah di Jawa
Tengah menanam cabe merah hanya sebagai tumpang sari sehingga meskipun harga cabe merah relatif tinggi, petani tetap menetapkan bawang merah sebagai
prioritas utama. Pertumbuhan upah riil tenaga kerja sektor pertanian tidak berpengaruh
nyata secara statistik pada taraf α sebesar 10 persen terhadap luas areal panen
bawang merah. Hal ini dikarenakan petani yang banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga adalah petani golongan lahan luas dengan modal besar
sehingga tingkat upah bukan merupakan kendala Tentamia, 2002. Variabel luas areal panen bawang merah tahun sebelumnya berpengaruh nyata secara statistik
pada taraf α sebesar 10 persen terhadap luas areal panen bawang merah. Kondisi ini menunjukkan bahwa luas areal panen bawang merah memerlukan tenggat
72
waktu yang relatif lambat untuk menyesuaikan diri dalam merespon perkembangan situasi ekonomi bawang merah domestik dan dunia.
6.3. Produksi Bawang Merah