Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

32 dengan harga dunia setelah adanya kuota impor, sehingga penjual domestik diuntungkan sedangkan pembeli mengalami kerugian. Perubahan harga ini tentu saja mempengaruhi perilaku penjual dan pembeli domestik. Kuota impor menyebabkan jumlah permintaan bawang merah domestik turun dari Q d 1 menjadi Q d 2 , sedangkan kuantitas penawaran domestik naik dari Q S 1 menjadi Q S 2 . Dengan demikian, penerapan kuota impor menurunkan jumlah impor dan mendorong pasar domestik mendekati kondisi equilibrium tanpa perdagangan. Guna mengetahui berapa besar dampak adanya kebijakan kuota impor, maka perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perubahan Kesejahteraan sebagai Akibat Pemberlakuan Kuota Uraian Sebelum kuota Setelah kuota Perubahan Surplus konsumen A + B + C + D + E‟ + E‟‟ + F A + B - C + D + E‟ + E‟‟ + F Surplus produsen G C + G + C Penerimaan kuota Tidak ada D + E‟ + D + E ‟ Total surplus A + B + C + D + E‟ + E‟‟ + F + G A + B + C + E„ + E‟‟ + G - E‟‟ + F Sumber : Mankiw 2001

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian mengenai dampak kebijakan impor dan faktor eksternal bawang merah di Indonesia berangkat dari pemahaman bahwa bawang merah merupakan komoditas utama dalam prioritas pengembangan sayuran dataran rendah Indonesia. Bawang merah merupakan sayuran rempah yang digunakan dalam rumahtangga sebagai bumbupenyedap masakan sehari-hari. Usahatani bawang merah memiliki peluang pasar yang cukup luas, baik sebagai konsumsi rumahtangga dan industri pengolahan, baik pasar domestik maupun ekspor. Seperti yang diilustrasikan pada bagan kerangka pemikiran operasional pada Gambar 7, bahwa permintaan bawang merah terus berkelanjutan setiap waktu, sedangkan produksi bawang merah nasional masih bersifat musiman 33 sehingga belum mampu memenuhi permintaan bawang merah nasional. Oleh karena itu, untuk menjaga ketersediaan bawang merah dalam negeri perlu dilakukan impor. Liberalisasi perdagangan menyebabkan perekonomian bawang merah Indonesia semakin buruk. Penerapan hambatan tarif impor terhadap komoditas bawang merah yang selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun diduga memberikan dampak terhadap tingginya impor bawang merah yang masuk ke Indonesia. Dampak tingginya impor bawang merah terhadap harga domestik dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani bawang merah menjadi perhatian utama pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan analisis pengaruh kebijakan tarif impor bawang merah terhadap harga domestik dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Skenario yang dibangun dalam penelitian ini adalah peningkatan dan penurunan besarnya tarif impor, kuota impor, dan faktor eksternal. Analisis penelitian ini diharapkan dapat menjawab faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi impor bawang merah serta pengaruh perubahan kebijakan tarif impor, kuota impor, dan faktor eksternal terhadap variabel endogen dan kesejahteraan sehingga dapat diperoleh rekomendasi kebijakan perdagangan bawang merah yang efektif di Indonesia. 34 Gambar 7. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional Impor bawang merah meningkat Simulasi historis dengan menggunakan skenario kebijakan impor dan faktor eksternal Pengaruh terhadap penawaran, permintaan, harga, surplus produsen dan surplus konsumen bawang merah Rekomendasi kebijakan perdagangan bawang merah di Indonesia Produksi bawang merah bersifat musiman Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, permintaan, dan impor bawang merah metode 2SLS Permintaan bawang merah berkelanjutan 35

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series tahunan dengan rentang waktu dari tahun 1990 sampai 2010. Data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS, Kementerian Pertanian Kementan, Food Agricultural Organization FAO, World Bank, dan Kementerian Keuangan Kemenkeu. Selain itu, penelitian ini juga akan didukung oleh beberapa bahan referensi data yang akan diperoleh dari Institut Pertanian Bogor IPB, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian PSEKP, Direktorat Jenderal Hortikultura, dan Kementerian Perdagangan Kemendag.

4.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan Statistical Analysis Software Econometric Time Series SASETS versi 9.1. Model analisis data yang digunakan adalah persamaan simultan. Masing-masing persamaan dalam penelitian diestimasi dengan menggunakan metode estimasi Two-Stages Least Squares 2SLS. Metode estimasi digunakan untuk mengestimasi parameter produksi, permintaan, impor, dan harga bawang merah Indonesia. Selanjutnya, dilakukan simulasi model yang berguna untuk menganalisis dampak kebijakan tarif impor bawang merah terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.