27
menyebabkan  besarnya  komoditas  yang  diperdagangkan  di  pasar  internasional sama  dengan  besarnya  komoditas  yang  ditawarkan  negara  pengekspor  dan
besarnya komoditas yang diminta negara pengimpor.
3.1.5.   Permintaan Impor
Impor  merupakan  aktifitas  perdagangan  dimana  suatu  negara  membeli barang  dari  luar  negeri.  Pembelian  barang  ini  disebabkan  oleh  produksi  barang
dalam  negeri  tidak  mencukupi  untuk  kebutuhan  konsumsi,  suatu  negara  tidak dapat memproduksi dengan baik akibat adanya keterbatasan teknologi dan iklim,
barang  tersebut  sangat  penting  dalam  proses  kehidupan  sehingga  terpaksa  harus diimpor,  serta  suatu  negara  mempunyai  teknologi  tapi  tidak  mempunyai  bahan
baku  untuk  produksi  dan  diekspor  kembali.  Permintaaan  impor  merupakan kelebihan  permintaan  domestik  di  negera  pengimpor  excess  demand.  Menurut
Lindert  dan  Kindleberger  1993  kurva  permintaan  impor  oleh  suatu  negara  di pasar  internasional  adalah  selisih  antara  permintaan  dan  penawaran  akan
komoditas  bersangkutan  di  negara  tersebut.  Permintaan  impor  bawang  merah dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mt = Qd – Qb ………………………………………………………...3.24
dimana: Mt
= Impor bawang merah Ton Qd
= Permintaan bawang merah Ton Qb
= Produksi bawang merah domestik Ton
3.1.6. Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
Kebijakan  perdagangan  dunia,  seperti  pengenaan  tarif  dan  kuota  impor untuk  kasus  negara  pengimpor  atau  subsidi  ekspor  untuk  negara  pengekspor
28
Qe
E SK
SP
P
e
P
1
S
D Jumlah
P
2
Harga merupakan  suatu  kebijakan  yang  dilakukan  pemerintah  dalam  melindungi
produsen  maupun  konsumen  domestik.  Dampak  yang  ditimbulkan  dari  adanya kebijakan  tersebut  dapat  diketahui  dengan  menggunakan  pendekatan  teori
ekonomi  kesejahteraan  welfare  economic  yaitu  dengan  konsep  pengukuran surplus  konsumen  dan  surplus  produsen.  Surplus  konsumen  dapat  didefinisikan
sebagai sejumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh pembeli dari mengkonsumsi suatu  barang  dikurangi  dengan  sejumlah  uang  yang  sebenarnya  dibayarkan.
Surplus  produsen  adalah  sejumlah  uang  yang  diterima  oleh  produsen  dari  suatu produk  yang  dihasilkannya  dikurangi  dengan  biaya  yang  digunakan  untuk
memproduksi barang itu Mankiw, 2001.
Sumber: Mankiw 2001
Gambar 4. Surplus Produsen dan Surplus Konsumen pada Kondisi Keseimbangan Pasar
Surplus  produsen  dan  konsumen  secara  sederhana  dapat  dilihat  pada Gambar  4.  Jika  diasumsikan  tidak  ada  perdagangan  ke  luar  negeri,  maka  pada
keadaan keseimbangan Pe dan Qe, surplus konsumen adalah P
2
EPe dan surplus produsen adalah PeEP
1
. Kelemahan pengukuran surplus konsumen dengan kurva permintaaan  biasa  adalah  tidak  mempertimbangkan  efek  pendapatan  akibat
perubahan  harga,  sehingga  konsep  surplus  konsumen  kurang  menggambarkan kondisi keinginan konsumen untuk membayar atau menerima. Secara matematis,
29
surplus  produsen  dan  konsumen  diukur  dengan  mengintergralkan  fungsi penawaran  dan  fungsi  permintaan  sebagai  berikut  Chiang,  1984  dalam  Hidayat,
2012: ∫
……………………….………………………...γ.β5 ∫
………………………….………………………γ.β6 dimana:
Qd  = Fungsi Permintaan Qs
= Fungsi Penawaran SK   = Nilai surplus konsumen Rp
SP = Nilai surplus produsen Rp
Pe = Harga keseimbangan Rp
P
2
= Harga pada perpotongan kurva permintaan dengan sumbu harga RpUnit P
1
= Harga pada perpotongan kurva penawaran dengan sumbu harga RpUnit
3.1.7. Dampak Tarif terhadap Kesejahteraan