89
dibangun juga memiliki daya prediksi yang cukup valid untuk melakukan simulasi historis.
7.2. Dampak Perubahan Kebijakan Tarif Impor, Kuota Impor, dan
Faktor Eksternal terhadap Penawaran, Permintaan, dan Harga Bawang Merah
Simulasi kebijakan yang dilakukan terdiri dari delapan skenario kebijakan antara lain penerapan tarif impor bawang merah sebesar 20 persen, penerapan tarif
impor bawang merah sebesar 12.5 persen, penerapan tarif impor bawang merah sebesar 40 persen, penghapusan tarif impor bawang merah menjadi sebesar nol
persen, penurunan harga riil bawang merah dunia sebesar 12 persen, penurunan kuota impor bawang merah sebesar 50 persen, kombinasi penerapan tarif impor
bawang merah sebesar sembilan persen dan penurunan harga dunia sebesar 12 persen, serta kombinasi penghapusan tarif impor bawang merah dan penurunan
harga dunia sebesar 12 persen.
7.2.1. Penerapan Kebijakan Tarif Impor Bawang Merah Sebesar 20 Persen
Alternatif kebijakan tarif impor bawang merah sebesar 20 persen merupakan sebuah kebijakan harmonisasi tarif tahap II yang diterapkan untuk
negara-negara MFN atau negara-negara yang tidak melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia. Tarif impor bawang merah negara MFN
awalnya adalah sebesar 25 persen, dan mulai turun menjadi 20 persen pada tahun 2011. Alternatif ini digunakan untuk melihat dampak kebijakan tarif impor
sebesar 20 persen terhadap variabel endogen yang ada jika kebijakan tersebut diterapkan.
90
Tabel 23. Hasil Simulasi Penerapan Kebijakan Tarif Impor Bawang Merah Sebesar 20 Persen
Variabel Satuan
Nilai Dasar Nilai Simulasi
Perubahan Unit
Persentase ABM
Ha 92 129.1000
92 184.0000 54.9000
0.0596 QBM
Ton 832 033.0000
832 607.0000 574.0000
0.0690 QSBM
Ton 893 921.0000
886 358.0000 -7 563.0000 -0.8460
QDRT Ton
490 760.0000 490 701.0000
-59.0000 -0.0120
QDNRT Ton
410 766.0000 410 759.0000
-7.0000 -0.0017
QDBM Ton
901 526.0000 901 459.0000
-67.0000 -0.0074
MBM Ton
69 817.6000 61 680.4000 -8 137.2000
-11.6549 PMBMR
RpKg 2 013.7000
2 410.7000 397.0000
19.7150 PKBMR
RpKg 6 564.4000
6 569.5000 5.1000
0.0777 PPBMR
RpKg 4 420.4000
4 423.0000 2.6000
0.0588
Hasil simulasi pada Tabel 23 menunjukkan bahwa dengan penerapan tarif impor bawang merah sebesar 20 persen menyebabkan terjadi peningkatan harga
riil bawang merah impor sebesar 19.7150 persen. Peningkatan harga riil bawang merah impor mengakibatkan penurunan impor bawang merah ke Indonesia
menjadi sebesar 11.6549 persen, sehingga penawaran bawang merah juga ikut menurun sebesar 0.8460 persen.
Penawaran bawang merah yang semakin rendah serta meningkatnya harga riil bawang merah impor menyebabkan peningkatan harga riil bawang merah
domestik baik di tingkat konsumen maupun di tingkat produsen masing-masing sebesar 0.0777 persen dan 0.0588 persen. Akibat meningkatnya harga riil bawang
merah di tingkat konsumen menyebabkan permintaan bawang merah baik rumahtangga maupun non rumahtangga mengalami penurunan masing-masing
sebesar 0.0120 persen dan 0.0017 persen, sehingga permintaan bawang merah nasional menurun sebesar 0.0074 persen.
Adanya peningkatan harga riil bawang merah yang diuntungkan adalah produsen. Peningkatan harga riil bawang merah di tingkat produsen sebesar
91
0.0588 persen menjadi sebuah insentif bagi petani untuk meningkatkan luas areal penennya sebesar 0.0596 persen, sehingga produksi bawang merah juga ikut
meningkat sebesar 0.0690 persen.
7.2.2. Penerapan Kebijakan Tarif Impor Bawang Merah Sebesar 12.5 Persen