44
dimana: PKBMR
t
=  Harga  riil  bawang  merah  di  tingkat  konsumen  pada  tahun  ke-t RpKg
QSBM
t
=   Penawaran bawang merah pada tahun ke-t Ton QDRT
t
=   Permintaan bawang merah rumahtangga pada tahun ke-t Ton PKBMR
t-1
=   Harga  riil  bawang  merah  di  tingkat  konsumen  pada  tahun sebelumnya  RpKg
g =   Intersep
g
i
= Parameter yang diduga i= 1, β, γ, 4, …, n
7
=   Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: g
1
0 dan 0  g
2
1.
4.3.8.   Harga Riil Bawang Merah di Tingkat Produsen
Harga  riil  bawang  merah  di  tingkat  produsen  dipengaruhi  oleh  harga  riil bawang  merah  di  tingkat  konsumen  dan  harga  riil  bawang  merah  di  tingkat
produsen tahun sebelumnya. Persamaan harga bawang merah di tingkat produsen dapat dirumuskan sebagai berikut:
PPBMR
t
= h + h
1
PKBMR
t
+ h
2
PPBMR
t-1
+
8
……………………4.10 dimana:
PPBMR
t
=   Harga  riil  bawang  merah  di  tingkat  produsen  pada  tahun  ke-t RpKg
PKBMR
t
=  Harga  riil  bawang  merah  di  tingkat  konsumen  pada  tahun  ke-t RpKg
PPBMR
t-1
=   Harga  riil  bawang  merah  di  tingkat  produsen  pada  tahun sebelumnya RpKg
45
h =   Intersep
h
i
=   Parameter yang diduga i= 1, 2, 3, 4, …, n
8
=   Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: h
1
0 dan 0  h
2
1. 4.4.
Identifikasi Model
Masalah  identifikasi  terjadi  karena  kumpulan  koefisien  struktural  yang berbeda  kemungkinan  cocok  dengan  sekumpulan  data  yang  sama.  Menurut
Koutsoyiannis  1977  masalah  identifikasi  muncul  hanya  untuk  persamaan  yang di  dalamnya  terdapat  koefisien-koefisien  yang  harus  diestimasi  secara  statistik.
Masalah identifikasi tidak muncul dalam persamaan definisi, identitas atau dalam pernyataan  tentang  kondisi  equilibrium  karena  dalam  hubungan-hubungan
tersebut tidak memerlukan pengukuran. Dalam teori ekonometrika, terdapat dua kemungkinan situasi dalam suatu
identifikasi, yaitu Koutsoyiannis 1977: 1.  Persamaan Underidentified
Suatu  persamaan  disebut  underidentified  apabila  bentuk  statistiknya tidak tunggal. Selain itu, persamaan tersebut tidak dapat diduga menggunakan
seluruh parameter yang ada dengan teknik ekonometrik manapun. 2.  Persamaan Identified
Suatu  persamaan  dinyatakan  dapat  diidentifikasi  identified  apabila memiliki  bentuk  statistik  tunggal.  Pada  persamaan  identified,  koefisien  yang
terdapat didalamnya secara umum dapat diduga secara statistik. Jika persamaan exactly  identified
identifikasi  tepat,  maka  metode  yang  sesuai  untuk pendugaan  adalah  Indirect  Least  Squares  ILS,  sedangkan  jika  persamaan
46
overidentified terlalu  diidentifikasikan,  maka  metode  ILS  tidak  dapat
digunakan  karena  tidak  akan  menghasilkan  persamaan  tunggal  dari  parameter struktural.  Metode  yang  dapat  digunakan  untuk  pendugaan  persamaan
overidentified adalah  Two-Stages  Least  Squares  2SLS  atau  Maximum
Likelihood  Methods .  Dalam  persamaan  identified  terdapat  dua  kondisi  yang
harus dipenuhi, yaitu: 1. Order Condition kondisi ordo
Order  Condition adalah  suatu  kondisi  yang  yang  bertujuan  untuk
mengetahui  apakah  persamaan  yang  ada  dapat  diidentifikasi.  Kondisi tersebut  antara  lain:  1  apabila  K-M  =  G-1,  maka  persamaan  tersebut
exactly  identified ;  2  apabila  K-M    G-1,  maka  persamaan  tersebut
overidentified ;  3  apabila  K-M    G-1,  maka  persamaan  tersebut
underidentified .
dimana: K   =  Jumlah total dari variabel pada seluruh model
M   =  Jumlah  variabel  endogen  dan  predetermined  variable  pada  setiap persamaan khusus
G   =  Jumlah  persamaan  struktural  atau  jumlah  semua  variabel  endogen dalam model
2. The Rank Condition of Identifiability Kondisi tingkat dari identifiabilitas The
Rank Condition
of Identifiability
digunakan untuk
mengidentifikasi  persamaan  setelah  dilakukan  uji  Order  Condition, sehingga  menghasilkan  kesimpulan  yang  dapat  diidentifikasi,  selanjutnya
47
dilihat  apakah  persamaan  tersebut  exactly  identified  atau  overidentified. Langkah-langkah The Rank Condition of Identifiability adalah:
1.  Jadikan  persamaan  simultan  yang  ada  menjadi  persamaan  yang  ruas kanannya nol.
2.  Susun matriks koefisien dari semua variabel yang ada untuk persamaan- persamaan tersebut.
3.  Jika ingin mengidentifikasi persamaan ke-i, maka coret baris dan kolom pada  persamaan  yang  semua  koefisien  dalam  persamaan  tersebut  tidak
sama nol. 4.  Dari  matriks  sisanya,  cari  semua  determinasi  yang  mungkin  dapat
dihitung. 5.  Jika  paling  sedikit  ada  satu  determinasi  yang  tidak  sama  dengan  nol,
maka  untuk  melihat  apakah  persamaan  tersebut  exactly  identified  atau overidentified
dapat digunakan order condition K- ε ≥ G-1.
Tabel 6. Hasil Identifikasi Model dari Masing-masing Persamaan
Variabel K
M G
K-M G-1
Keterangan ABM
30 6
10 24
9 Overidentified
QBM 30
7 10
23 9
Overidentified QDRT
30 5
10 25
9 Overidentified
QDNRT 30
5 10
25 9
Overidentified MBM
30 6
10 24
9 Overidentified
PMBMR 30
3 10
27 9
Overidentified PKBMR
30 3
10 27
9 Overidentified
PPBMR 30
3 10
27 9
Overidentified
Berdasarkan  hasil  identifikasi  pada  Tabel  6,  terlihat  bahwa  model  yang
telah dirumuskan dalam penelitian ini terdiri dari 10 variabel endogen G dan 20 predetermined  variable.
Dengan  demikian  jumlah  variabel  yang  terdapat  dalam model adalah sebanyak 30 variabel. Jumlah variabel endogen dan eksogen dalam
48
satu persamaan tertentu maksimal adalah tujuh variabel, sehingga diperoleh hasil K-M  G-1. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persamaan struktural yang
terdapat dalam penelitian ini adalah overidentified.
4.5. Metode Estimasi Model