75
merah. Secara matematis persamaan identitas dari total penawaran bawang merah dapat dirumuskan sebagai berikut:
QSBM
t
= QBM
t
+ MBM
t
- XBM
t
Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan atau perubahan faktor lain yang mempengaruhi produksi bawang merah atau impor
bawang merah maka akan mempengaruhi total penawaran bawang merah. Selanjutnya perubahan total penawaran bawang merah akan memberikan
pengaruh kepada variabel endogen lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
6.5. Permintaan Bawang Merah
6.5.1. Permintaan Bawang Merah Rumahtangga
Berdasarkan hasil estimasi parameter pada Tabel 16, nilai koefisien determinasi terkoreksi adj R
2
dari persamaan permintaan bawang merah rumahtangga adalah sebesar 0.8400. Hal ini menunjukkan bahwa 84.00 persen
keragaman permintaan bawang merah rumahtangga dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas, sedangkan sisanya 16.00 persen dapat
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Nilai prob-F yang diperoleh adalah sebesar 0.0001, yang berarti bahwa variabel penjelas
secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel endogen dalam persamaan permintaan bawang merah rumahtangga.
76
Tabel 16. Hasil Estimasi
Parameter Permintaan
Bawang Merah
Rumahtangga
Variabel Koefisien
Pr │t│ Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
-1 136 282.0000 0.0001 -
- Intercept PKBMR
-11.7770 0.1099 -0.1457
- Harga riil bawang merah di
tingkat konsumen
RpKg TPKBPR
-298.1050 0.3736 0.0036
- Laju pertumbuhan harga riil bawang putih di tingkat
konsumen POP
0.0075 0.0001 3.2536
- Jumlah penduduk
Indonesia Jiwa TGDPkap
283.2656 0.1881 0.0099
- Laju pertumbuhan GDP riil per kapita
R-Sq 0.8737 F value
25.9400 Adj R-Sq
0.8400 Pr F 0.0001
DW stat 2.2943
Variabel yang berpengaruh nyata secara statistik pada taraf α sebesar 10
persen terhadap permintaan bawang merah rumahtangga adalah jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk mempunyai dampak positif terhadap permintaan
bawang merah rumahtangga dengan koefisien dugaan sebesar 0.0075. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan jumlah penduduk sebanyak satu jiwa,
maka akan meningkatkan permintaan bawang merah rumahtangga sebesar 0.0075 Ton, ceteris paribus. Tingkat konsumsi bawang merah per kapita per tahun relatif
tetap, sehingga peningkatan permintaan bawang merah tiap tahunnya akan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Respon permintaan bawang merah
rumahtangga terhadap perubahan jumlah penduduk Indonesia bersifat elastis dalam jangka pendek yaitu dengan nilai elastisitas sebesar 3.2536. Artinya, jika
terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar satu persen maka akan meningkatkan permintaan bawang merah rumahtangga sebesar 3.2536 persen
pada jangka pendek, ceteris paribus.
77
Harga riil bawang merah di tingkat konsumen dan laju pertumbuhan harga riil bawang putih di tingkat konsumen sebagai komoditas komplementer bawang
merah berdampak negatif terhadap permintaan bawang merah rumahtangga, sedangkan pertumbuhan GDP riil per kapita penduduk Indonesia berdampak
positif terhadap permintaan bawang merah rumahtangga. Berdasarkan uji statistik-t ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan
bawang merah rumahtangga pada taraf α sebesar 10 persen. Hutabarat, et al.
1999 dan Tentamia 2002 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa meskipun harga bawang merah berfluktuasi tinggi, tetapi karena konsumsinya
relatif kecil maka permintaan bawang merah tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat harga dan GDP per kapita penduduk di Indonesia.
6.5.2. Permintaan Bawang Merah Non Rumahtangga