Luas Areal Panen Bawang Merah Produksi Bawang Merah

37

4.3. Spesifikasi Model

Model adalah sesuatu yang menggambarkan fenomena yang sebenarnya seperti suatu metode atau proses aktual Intriligator, et al., 1996. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika. Menurut Koutsoyiannis 1977 dalam membangun model ekonometrika terdapat empat tahap utama yang harus dilalui yaitu spesifikasi model, estimasi model, validasi model, dan penerapan model. Spesifikasi model merupakan langkah pertama dan paling penting, karena pada tahap ini peneliti harus menspesifikasi model yang didasarkan pada teori ekonomi dan informasi yang berhubungan dengan fenomena yang diteliti. Hal ini merupakan hipotesis penelitian yang digambarkan dalam bentuk persamaan struktural yang mencakup variabel eksogen dan endogen. Beberapa model yang dibangun dalam penelitian dampak kebijakan tarif impor bawang merah adalah:

4.3.1. Luas Areal Panen Bawang Merah

Usahatani bawang merah dalam peningkatan produktivitasnya memperhatikan pemupukan, penanggulangan hama, dan penggunaan bibit unggul. Pupuk untuk usahatani bawang merah dapat diberikan dengan dosis penggunaan sebesar 90 KgHa pupuk urea, 125 KgHa pupuk TSP, 115 KgHa pupuk Za, 100 KgHa pupuk KCL dan 10 TonHa pupuk kandang Dirjen Hortikultura, 2004. Penelitian ini hanya menggunakan pupuk urea karena data harga pupuk KCL, harga pupuk ZA, dan harga pupuk kandang tidak tersedia. Penggunaan input lain seperti pestisida dan bibit juga tidak dimasukkan dalam persamaan karena data tidak tersedia. 38 Luas areal panen bawang merah dipengaruhi oleh harga bawang merah di tingkat produsen tahun sebelumnya, harga cabe merah di tingkat produsen tahun sebelumnya, harga pupuk urea, pertumbuhan upah tenaga kerja sektor pertanian, serta luas areal panen tahun sebelumnya. Persamaan struktural dari luas areal panen bawang merah dapat dirumuskan sebagai berikut: ABM t = a + a 1 PPBMR t-1 + a 2 PPCMR t-1 + a 3 PPUR t + a 4 TUTKR t + a 5 ABM t-1 + 1 …………………………………...…………4.1 dimana: ABM t = Luas areal panen bawang merah pada tahun ke-t Ha PPBMR t-1 = Harga riil bawang merah di tingkat produsen tahun sebelumnya RpKg PPCMR t-1 = Harga riil cabe merah di tingkat produsen tahun sebelumnya RpKg PPUR t = Harga riil pupuk urea pada tahun ke-t RpKg TUTKR t = Pertumbuhan upah riil tenaga kerja sektor pertanian ABM t-1 = Luas areal panen bawang merah pada tahun sebelumnya Ha a = Intersep a i = Parameter yang diduga i= 1, 2, 3, 4, …, n 1 = Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: a 1 0; a 2, a 3, a 4 0; dan 0 a 5 1.

4.3.2. Produksi Bawang Merah

Produksi bawang merah secara struktural dipengaruhi oleh harga riil bawang merah di tingkat produsen, luas areal panen bawang merah, perubahan suku bunga kredit bank persero, curah hujan, trend waktu, dan produksi bawang 39 merah tahun sebelumnya. Persamaan produksi bawang merah dapat dirumuskan sebagai berikut: QBM t = b + b 1 PPBMR t + b 2 ABM t + b 3 DCIR t + b 4 CH t + b 5 T + b 6 QBM t-1 + 2 ….……………………...............................…4.β dimana: QBM t = Produksi bawang merah pada tahun ke-t Ton PPBMR t = Harga riil bawang merah di tingkat produsen pada tahun ke-t RpKg ABM t = Luas areal panen bawang merah pada tahun ke-t Ha DCIR t = Perubahan tingkat suku bunga kredit bank persero pada tahun ke-t CH t = Curah hujan pada tahun ke-t mmThn T = Tren waktu Thn QBM t-1 = Produksi bawang merah pada tahun sebelumnya Ton b = Intersep b i = Parameter yang diduga i= 1, β, γ, 4, …, n 2 = Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: b 1, b 2, b 5 0; b 3 , b 4 0; dan 0 b 6 1.

4.3.3. Penawaran Bawang Merah