Uji Kesesuaian Model Uji Estimasi Variabel Secara Individu Uji Autocorrelation

48 satu persamaan tertentu maksimal adalah tujuh variabel, sehingga diperoleh hasil K-M G-1. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persamaan struktural yang terdapat dalam penelitian ini adalah overidentified.

4.5. Metode Estimasi Model

Hasil identifikasi yang menghasilkan kesimpulan overidentified memungkinkan persamaan untuk diestimasi dengan metode Two-Stages Least Squares 2SLS, Three-Stages Least Squares 3SLS, Limited Information Maximum Likelihood LIML atau Full Information Maximum Likelihood FIML. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Two-Stages Least Squares 2SLS. Beberapa alasan digunakan metode 2SLS ini adalah Koutsoyiannis, 1977: 1. Metode ini lebih cocok digunakan jika jumlah contoh kecil. 2. Metode ini menghindari estimasi yang bias dan tidak konsisten. 3. Metode ini merupakan salah satu metode yang cocok untuk digunakan dalam estimasi parameter model ekonometrika simultan, terutama untuk persamaan simultan. 4. Metode ini lebih efisien digunakan pada kondisi tidak semua persamaan dalam sistem akan diestimasi parameternya.

4.5.1. Uji Kesesuaian Model

Pengujian terhadap estimasi persamaan secara keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik-F. Uji Statistik-F adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui dan menguji apakah variabel penjelas secara 49 bersama-sama mampu menjelaskan keragaman variabel endogennya dengan baik Koutsoyiannis, 1977. Hipotesis: H : 1 = 2 …… = i = 0 H 1 : minimal ada satu i ≠ 0 dimana: i = banyaknya variabel bebas dalam suatu persamaan Apabila P-value uji statistik-F taraf α sebesar 10 persen maka tolak H . Tolak H berarti seluruh variabel penjelas dalam satu persamaan secara bersama- sama mampu menjelaskan variabel endogennya dengan baik.

4.5.2. Uji Estimasi Variabel Secara Individu

Uji statistik-t adalah uji statistik yang digunakan untuk mengatahui dan menguji apakah masing-masing variabel penjelas berpengaruh nyata terhadap variabel endogen Koutsoyiannis, 1977. Hipotesis: H : i = 0 H 1 : uji satu arah → i 0; i 0 uji dua arah → i ≠ 0 Kriteria uji : Jika H 1 : i 0, bila P-value uji statistik-t α maka tolak H H 1 : i 0, bila P-value uji statistik-t α maka tolak H H 1 : i ≠ 0, bila P-value uji statistik-t αβ maka tolak H Penelitian ini menggunakan uji satu arah dengan taraf α sebesar 10 persen, sehingga apabila P-value uji statistik- t taraf α sebesar 10 persen maka tolak H . 50 Tolak H berarti suatu variabel penjelas berpengaruh nyata terhadap variabel endogen.

4.5.3. Uji Autocorrelation

Autocorrelation adalah adanya korelasihubungan antara kesalahan error term pada tahun sekarang dengan kesalahan pada tahun sebelumnya. Guna mengetahui ada atau tidaknya masalah autocorrelation pada setiap persamaan maka perlu dilakukan uji autocorrelation dengan menggunakan statistik DW Durbin-Watson statistic. Tabel 7. Range Statistik Durbin Watson Nilai DW Hasil 4 – d l DW 4 Tolak H0, terjadi masalah autocorrelation negatif 4 – d u DW 4 – d l masalah autocorrelation tidak dapat disimpulkan 2 DW 4 – d u Terima H0, tidak terjadi masalah autocorrelation d u DW 2 Terima H0, tidak terjadi masalah autocorrelation d l DW d u masalah autocorrelation tidak dapat disimpulkan 0 DW d l Tolak H0, terjadi masalah autocorrelation positif Sumber: Pindyck dan Rubinfeld 1998 Apabila model mengandung persamaan simultan dan variabel lag, maka untuk mengetahui apakah terdapat autocorrelation atau tidak dalam persamaan digunakan statistik dh durbin-h statistic. Nilai Durbin-h diperoleh dari perhitungan sebagai berikut Pindyck dan Rubinfeld, 1998: √ ……………………………………….4.11 dimana: h = Angka durbin h statistik T = Jumlah periode pengamatan sampel var = Kuadrat dari standar error koefisien “lagged endogenous variabel” DW = Nilai statistik durbin Watson 51 Suatu persamaan tidak mengalami masalah autokorelasi pada kondisi normal yaitu taraf 5 persen, bila nilai h hitung berada diantara -1.96 sampai 1.96. Namun, nilai durbin-h statistic tidak akan diperoleh hasilnya jika hasil kali T var lebih besar dari satu. Hal ini berarti terdapat angka negatif sehingga tidak dapat dihitung nilai akarnya.

4.5.4. Uji Multicollinearity