96
sehingga produksi bawang merah mengalami penurunan sebesar 0.0225 persen dan luas areal panennya turun sebesar 0.0195 persen.
7.2.6. Penerapan Kebijakan Penurunan Kuota Impor Bawang Merah
Sebesar 50 Persen
Kebijakan domestik yang ingin dilihat dampaknya dalam penelitian ini terhadap variabel endogen yang dibangun dalam model adalah penurunan kuota
impor bawang merah sebesar 50 persen. Hasil simulasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penurunan kuota impor bawang merah sebesar 50 persen
berdampak meningkatkan luas areal panen bawang merah sebesar 0.2892 persen dan meningkatkan produksi bawang merah sebesar 0.3312 persen.
Tabel 28. Hasil Simulasi Penerapan Kebijakan Penurunan Kuota Impor Bawang Merah Sebesar 50 Persen
Variabel Satuan
Nilai Dasar Nilai Simulasi
Perubahan Unit
Persentase ABM
Ha 92 129.1000
92 395.5000 266.4000
0.2892 QBM
Ton 832 033.0000
834 789.0000 2 756.0000
0.3312 QSBM
Ton 893 921.0000
860 206.0000 -33 715.0000
-3.7716 QDRT
Ton 490 760.0000
490 488.0000 -272.0000
-0.0554 QDNRT
Ton 410 766.0000
410 735.0000 -31.0000
-0.0075 QDBM
Ton 901 526.0000
901 223.0000 -303.0000
-0.0336 MBM
Ton 69 817.6000
34 908.8000 -34 908.8000
-50.0000 PMBMR
RpKg 2 013.7000
2 013.7000 0.0000
0.0000 PKBMR
RpKg 6 564.4000
6 587.5000 23.1000
0.3519 PPBMR
RpKg 4 420.4000
4 432.3000 11.9000
0.2692
Kebijakan tersebut menyebabkan impor bawang merah yang masuk ke Indonesia menjadi terbatas, sehingga menurunkan penawaran bawang merah
nasional sebesar 3.7716 persen. Rendahnya bawang merah yang ditawarkan di dalam negeri berdampak pada penurunan harga bawang merah baik di tingkat
konsumen maupun produsen masing-masing sebesar 0.3519 persen dan 0.2692 persen. Hal ini tentu saja berdampak pada penurunan permintaan bawang merah
baik rumahtangga maupun non rumahtangga. Permintaan bawang merah
97
rumahtangga turun sebesar 0.0554 persen dan permintaan bawang merah non rumahtangga turun sebesar 0.0075 persen.
7.2.7. Kombinasi Penerapan Tarif Impor Bawang Merah Sebesar Sembilan
Persen dan Penurunan Harga Riil Bawang Merah Dunia Sebesar 12 Persen
Kombinasi Penerapan tarif impor bawang merah dan penurunan harga riil bawang merah dunia sebesar 12 persen digunakan untuk melihat seberapa besar
minimal kebijakan tarif impor yang dapat diterapkan guna melindungi petani bawang merah dalam negeri ketika terjadi penurunan harga bawang merah dunia.
Hasil kombinasi kebijakan tersebut menunjukkan bahwa penerepan tarif impor bawang merah sebesar sembilan persen masih dapat meningkatkan harga riil
bawang merah impor sebesar 1.2067 persen meskipun harga riil bawang merah dunia mengalami penurunan sebesar 12 persen. Peningkatan harga riil bawang
merah impor tersebut berdampak pada penurunan impor bawang merah sebesar 0.5831 persen dan penurunan penawaran bawang merah sebesar 0.0461 persen
Tabel 29.
Tabel 29. Hasil Simulasi Kombinasi Penerapan Tarif Impor Bawang Merah Sebesar Sembilan Persen dan Penurunan Harga Riil Bawang
Merah Dunia Sebesar 12 Persen
Variabel Satuan
Nilai Dasar Nilai Simulasi
Perubahan Unit
Persentase ABM
Ha 92 129.1000
92 128.2000 -0.9000
-0.0010 QBM
Ton 832 033.0000
832 028.0000 -5.0000
-0.0006 QSBM
Ton 893 921.0000
893 509.0000 -412.0000
-0.0461 QDRT
Ton 490 760.0000
490 758.0000 -2.0000
-0.0004 QDNRT
Ton 410 766.0000
410 764.0000 -2.0000
-0.0005 QDBM
Ton 901 526.0000
901 523.0000 -3.0000
-0.0003 MBM
Ton 69 817.6000
69 410.5000 -407.1000
-0.5831 PMBMR
RpKg 2 013.7000
2 038.0000 24.3000
1.2067 PKBMR
RpKg 6 564.4000
6 564.6000 0.2000
0.0030 PPBMR
RpKg 4 420.4000
4 420.4000 0.0000
0.0000
98
Adanya penurunan bawang merah yang ditawarkan berdampak pada peningkatan harga bawang merah di tingkat konsumen sebesar 0.0030 persen,
namun tidak merubah harga bawang merah ditingkan produsen. Peningkatan harga bawang merah di tingkat konsumen menyebabkan permintaan bawang
merah baik rumahtangga maupun non rumahtangga mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.0004 persen dan 0.0005 persen. Sementara itu, produksi
bawang merah juga mengalami penurunan sebesar 0.0006 persen.
7.2.8. Kombinasi Penghapusan Tarif Impor Bawang Merah dan Penurunan