39
merah tahun sebelumnya. Persamaan produksi bawang merah dapat dirumuskan sebagai berikut:
QBM
t
= b + b
1
PPBMR
t
+ b
2
ABM
t
+ b
3
DCIR
t
+ b
4
CH
t
+ b
5
T + b
6
QBM
t-1
+
2
….……………………...............................…4.β dimana:
QBM
t
= Produksi bawang merah pada tahun ke-t Ton PPBMR
t
= Harga riil bawang merah di tingkat produsen pada tahun ke-t RpKg
ABM
t
= Luas areal panen bawang merah pada tahun ke-t Ha DCIR
t
= Perubahan tingkat suku bunga kredit bank persero pada tahun ke-t
CH
t
= Curah hujan pada tahun ke-t mmThn T
= Tren waktu Thn QBM
t-1
= Produksi bawang merah pada tahun sebelumnya Ton b
= Intersep b
i
= Parameter yang diduga i= 1, β, γ, 4, …, n
2
= Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: b
1,
b
2,
b
5
0; b
3
, b
4
0; dan 0 b
6
1.
4.3.3. Penawaran Bawang Merah
Penawaran bawang merah merupakan persamaan identitas dari produksi bawang merah ditambah dengan impor bawang merah dikurangi ekspor bawang
merah, dengan asumsi bawang merah impor dan ekspor homogen. Persamaan penawaran bawang merah Indonesia tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
QSBM
t
= QBM
t
+ MBM
t
– XBM
t
…………….……………………...4.3
40
dimana: QSBM
t
= Penawaran bawang merah pada tahun ke-t Ton QBM
t
= Produksi bawang merah pada tahun ke-t Ton MBM
t
= Impor bawang merah pada tahun ke-t Ton XBM
t
= Volume ekspor bawang merah pada tahun ke-t Ton
4.3.4. Permintaan Bawang Merah 1.
Permintaan Bawang Merah Rumahtangga
Permintaan bawang merah rumahtangga secara struktural dipengaruhi oleh harga riil bawang merah di tingkat konsumen, pertumbuhan harga riil bawang
putih di tingkat konsumen, jumlah penduduk, dan pertumbuhan GDP per kapita. Persamaan struktural permintaan bawang merah rumahtangga dapat dinyatakan
sebagai berikut: QDRT
t
= c + c
1
PKBMR
t
+ c
2
TPKBPR
t
+ c
3
POP
t
+ c
4
TGDPkap
t
+
3
………………………………………………………..4.4 dimana:
QDRTt = Permintaan bawang merah rumahtangga pada tahun ke-t Ton
PKBMR
t
= Harga riil bawang merah di tingkat konsumen pada tahun ke-t RpKg
TPKBPR
t
= Pertumbuhan harga riil bawang putih di tingkat konsumen pada tahun ke-t
POP
t
= Jumlah penduduk Indonesia pada tahun ke-t Jiwa TGDPkap
t
= Pertumbuhan GDP riil per kapita pada tahun ke-t c
= Intersep c
i
= Parameter yang diduga i= 1, β, γ, 4, …, n
3
= Variabel pengganggu
41
Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: c
1,
c
2
0 dan c
3
, c
4
0.
4.3.4.2.Permintaan Bawang Merah Non Rumahtangga
Permintaan bawang merah non rumahtangga secara struktural dipengaruhi oleh pertumbuhan harga riil bawang merah di tingkat konsumen, harga riil mie
instan, pertumbuhan harga riil bawang putih di tingkat konsumen, dan GDP riil. Persamaan permintaan bawang merah non rumahtangga tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut: QDNRT
t
= d + d
1
TPKBMR
t
+ d
2
PKMIR
t
+ d
3
TPKBPR
t
+ d
4
GDP
t
+
4
………………………….…………………………….4.5 dimana:
QDNRTt = Permintaan bawang merah non rumahtangga pada tahun ke-t Ton TPKBMR
t
= Pertumbuhan harga riil bawang merah di tingkat konsumen pada tahun ke-t
PKMIR
t
= Harga riil mie instan RpBungkus TPKBPR
t
= Pertumbuhan harga riil bawang putih di tingkat konsumen pada tahun ke-t
GDP = GDP riil pada tahun ke-t 000 Rp
d = Intersep
d
i
= Parameter yang diduga i= 1, β, γ, 4, …, n
4
= Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah: d
1,
d
3
0 dan d
2
, d
4
0.
4.3.4.3.Permintaan Bawang Merah Total
Permintaan bawang merah total merupakan persamaan identitas dari permintaan bawang merah rumahtangga ditambah dengan permintaan bawang
42
merah non rumahtangga. Persamaan permintaan bawang merah total tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
QDBM
t
= QDRT
t
+ QDNRT
t
………………………………….…......4.6 dimana:
QDBM
t
= Permintaan bawang merah total pada tahun ke-t Ton QDRT
t
= Permintaan bawang merah rumahtangga pada tahun ke-t Ton QDNRT
t
= Permintaan bawang merah non rumahtangga pada tahun ke-t Ton
4.3.5. Impor Bawang Merah