Pelayanan Teknis dan Manajemen dalam Dimensi Sosial Psikologis

168 Berdasarkan data lapangan konflik lahan konsesi terjadi secara berlarut- larut dan berkepanjangan dengan masyarakat hingga tahun 2000. Masyarakat mengklaim bahwa lahan konsesi perusahaan saat ini sebagaian besar adalah lahan eks marga yang secara adat mereka berhak untuk mengelola dan mengusahakannya. Keadaan di atas diperparah oleh ketidak pedulian perusahaan terhadap kondisi masyarakat sekitar, baik melalui pendekatan personal maupun kelompok. Tidak adanya edukasi bagi masyarakat sekitar kawasan tentang perusahaan, menambah kesalahpahaman semakin besar. Dari data yang ada tidak kurang sekitar 20 kerusuhan per tahun yang terjadi mulai dari skala kecil hingga sedang yang memakan kerugian dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Puncak kerusuhan terjadi pada tahun 19992000 yang telah menyebabkan amuk massa dengan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.

b. Pelayanan Teknis dan Manajemen dalam Dimensi Sosial Psikologis

Belajar dari pengalaman masa lalu, perusahaan mencoba menata kembali pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat, dengan menempatkan masyarakat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Untuk sejak tahun 2000 perusahaan mulai melakukan pelayanan teknis dan manajemen untuk memperbaiki dimensi sosial psikologis masyarakat sekitar kawasan konsesi dengan melakukan pembinaan masyarakat melalui penyuluhan dan edukasi, sosialisasi program MHBM dan MHR, dan melakukan pendekatan personal dan kelompok melalui pelayanan umum bidang pendidikan pelatihan dan kesehatan. 169 Pembinaan masyarakat yang telah dilakukan oleh prusahaan diantaranya adalah pengembangan tumpang sari dalam HTI dengan program agrotrisula. Pembinaan usahatani karet, dan tanaman palawija. Penyuluhan dan edukasi yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah tentang sanitasi dan kesehatan, serta peluang usaha ekonomi produktif yang bisa dilakukan oleh masyarakat yang menunjang kebutuhan perusahaan. Sosialisasi program MHBM dilakukan dengan musyawarah desa, dimana masyarkat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan, baik sebagai pekerja maupun sebagai pemborong pekerjaan yang diikat dengan akte kesepakatan. Sosialisasi program MHR dilakukan sedemikian rupa untuk masyarakat yang memiliki lahan kosong yang menganggur atau tidak produktif, perusahaan bersedia mengelola lahan tersebut untuk ditanami akasia dengan perjanjian bagi hasil dan semua biaya ditanggung oleh perusahaan. Pendekatan personal dan kelompok dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan bantuan pelayanan di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Bantuan dibidang pendidikan yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah pemberian beasiswa kepada 100 orang mahasiswa dan 100 orang pelajar SLTA, pembangunan 7 unit gedung SD dan SMP, penyediaan honor guru SD dan SMP, bantuan buku pelajaran dan seragam sekolah bagi pelajar yang kurang mampu. Dalam bidang kesehatan masyarakat dapat berobat dan memerikasakan diri di klinik perusahaan. 170

8.2. Sosial Ekologi