165
8.1. Sosial Psikologis
Dalam sosial psikologi pengamatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi respon cara bereaksi dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu
situasi dan mengamati bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut. Faktor sosial psikologi lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana
seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Faktor ini mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan
bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan
munculnya perilaku agresi. Salah satu prinsip dasar sosial psikologi adalah bahwa situasi frustasi akan
membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan salah satu
penjelasan mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga
menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan.
Secara lebih lanjut informasi teknis dan manajemen berikut ini akan menggambarkan bagaimana faktor sosial psikologis ini dapat menurunkan kinerja
perusahaan dan keberlanjutan pengelolaan HTI. Untuk itu pelayanan teknis dan manajemen dalam dimensi sosial psikologi ini sangat dibutuhkan untuk
pengelolaan HTI yang berkelanjutan.
166
a. Informasi Teknis dan Manajemen dalam Dimensi Sosial Psikologis
Berdasarkan informasi teknis dan manajemen yang diperoleh dilapangan sebelum SECI ini diterapkan terdapat banyak kasus yang termasuk dalam
kelompok sosial psikologis ini. Diantaranya kasus sosial psikologi yang teramati adalah adanya rasa sentimen dan curiga masyarakat terhadap perusahaan, terjadi
kerusuhan karena rasa frustasi masyarakat, konflik lahan yang berkepanjangan. Disamping itu secara manajemen perusahaan belum melakukan pendekatan baik
secara personal maupun kelompok dan perusahaan juga belum melakukan edukasi yang baik terhadap masyarakat.
Dalam kasus sosial psikologis yang terjadi di lapangan, adalah adanya sentimen masyarakat terhadap perusahaan. Sentimen ini akan menyulut banyak
persoalan dalam berbagai konflik yang dengan mudah dapat timbul dan mencuat kepermukaan. Sentimen ini muncul karena tidak adanya rasa memiliki masyarakat
terhadap keberadaan perusahaan. Pemicu rendahnya rasa memiliki sense of belonging masyarakat ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yang sempat teramati adalah tidak dilibatkannya masyarakat dalam kegiatan ekonomi produktif, sehingga
masyarakat tidak dapat merasakan manfaat langsung dari keberadaan perusahaan. Aktifitas perusahaan dengan mobilitas yang tinggi dengan laju pertumbuhan
ekonomi yang cepat dapat menimbulkan ketimpangan yang besar, yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang tinggi.
Sebagai contoh lalu lalangnya kendaraan dinas perusahaan yang bagus dan mahal, telah membangkitkan angan-angan masyarakat. Terkadang mereka ingin
167
ikut menumpang, namun tidak ada keberanian dan kesempatan. Sikap sopir perusahaan yang sombong, ditambah debu berterbangan yang ditimbulkan oleh
kendaraan yang lalu lalang di jalanan dapat memperbesar sentimen masyarakat terhadap perusahaan.
Rasa sentimen negatif ini jika tidak dikelola secara baik dalam kondisi sosial psikologis yang nyaman, tentu akan menurunkan produktivitas secara
umum dan berdampak pada menurunnya nilai ekonomi. Hal ini dalam jangka panjang akan menjadi hambatan bagi keberlanjutan perusahan dimasa mendatang.
Rasa curiga masyarakat yang berlebihan akan melahirkan prasangka buruk masyarakat sekitar kawasan konsesi terhadap keberadaan perusahaan. Ketakutan
yang berlebihan menyebabkan masyarakat lebih bersifat protektif dan menutup diri, sehingga kebaikan apapun yang dilakukan oleh perusahaan selalu direspon
negatif oleh masyarakat. Masyarakat sekitar merasa pada saatnya nanti lahan usaha mereka saat ini juga akan diambil oleh perusahaan untuk ditanami akasia.
Pada kasus yang lain, penduduk yang menganggur berduyun-duyun datang ke perusahaan HTI untuk mendapatkan pekerjaan, mereka akan mengalami
frustasi, bila ternyata mereka sulit mendapatkan pekerjaan, mereka tidak dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka
bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku kriminal. Dalam sosial psikologi biasanya juga menyangkut perasaan-
perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam kasus ini situasi frustasi menimbulkan
kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.
168
Berdasarkan data lapangan konflik lahan konsesi terjadi secara berlarut- larut dan berkepanjangan dengan masyarakat hingga tahun 2000. Masyarakat
mengklaim bahwa lahan konsesi perusahaan saat ini sebagaian besar adalah lahan eks marga yang secara adat mereka berhak untuk mengelola dan
mengusahakannya. Keadaan di atas diperparah oleh ketidak pedulian perusahaan terhadap
kondisi masyarakat sekitar, baik melalui pendekatan personal maupun kelompok. Tidak adanya edukasi bagi masyarakat sekitar kawasan tentang perusahaan,
menambah kesalahpahaman semakin besar. Dari data yang ada tidak kurang sekitar 20 kerusuhan per tahun yang
terjadi mulai dari skala kecil hingga sedang yang memakan kerugian dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Puncak kerusuhan terjadi pada tahun 19992000
yang telah menyebabkan amuk massa dengan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.
b. Pelayanan Teknis dan Manajemen dalam Dimensi Sosial Psikologis