Keuntungan Perusahaan Hutan Tanaman Industri dalam Perspektif Perusahaan

104 menyeimbangkannya, yaitu menekan permintaan menutup pabrik-pabrik yang tidak efisien atau dengan meningkatkan pasokan dengan membangun hutan- hutan tanaman hutan alam tidak mungkin lagi ditingkatkan. Atau dari sisi lain, pasokan terlalu tinggi, misalkan hasil hutan tanaman terlalu tinggi, maka ada dua cara untuk menyeimbangkan juga yaitu pertama pasokan dikurangi dengan tidak menebang jatah tebang tahunan, dikurangi atau permintaan ditingkatkan dengan memberi insentif didirikannya lagi pabrik- pabrik pengolahan kayu dan pasar. Dalam jangka panjang harus sudah dimulai pengelolaan hutan berdasarkan kesesuaian lahan, membentuk unit-unit ekologis berdasarkan kaidah ekosistem yang mempunyai respon yang sama baik dalam produktivitas maupun jasa lingkungannya. Aspek ini tampak semakin penting belakangan ini terutama bila dikaitkan dengan desakan pihak lain untuk menyelenggarakan pembangunan hutan tanaman industri. Terlepas dari berbagai faktor yang berpengaruh mulai dari politik, sosial, ekonomi dan kelembagaannya, masalah ini dapat didekati dengan menyusun klasifikasi lahan yang baik, agar dapat dideliniasi dengan jelas kawasan-kawasan yang bisa ditolerir untuk hutan tanaman dan kawasan yang harus dilakukan pengelolaan hutan berbasis konservasi, sehingga kualitas lingkungan yang menjadi tanggung jawab hutan produksi dapat tetap dipertahankan.

6.1.5. Keuntungan Perusahaan

Keuntungan perusahaan merupakan jaminan bagi perusahaan agar usaha dilakukan dapat berkelanjutan. Produksi yang dihasilkan dari hutan tanaman industri di PT MHP adalah berupa kayu yang digunakan untuk bahan baku pulp. 105 Biaya dan penerimaan HTI dengan pola tanaman Acasia mangium per hektar secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 14. Biaya dan penerimaan Rpha dari tanaman Acacia Mangium per hektar dalam sekali daur produksi, tahun 2009 Uraian Tahun Jumlah Rpha 1. Persiapan Lahan 1.1 Tebas Tebang 1 430 000 1.2 Penyemprotan herbisida 1 425 000 2. Penanaman 2.1 Bibit dan transportasi 1 600 000 2.2 Penanaman 1 350 000 2.3 Pemupukan 1 875 000 3. Pemeliharaan 3.1 Tebas Manual 1 449 500 3.2 Pengendalian gulma 1 1 464 500 3.3 Pengendalian gulma 2 2 428 500 3.4 Penunggalan dan pemangkasa n cabang 2 113 000 3.5 Pengendalian gulma 3 3 338 700 3.6 Pengendalian gulma 1 3 338 700 4. Panen dan Pengangkutan 6 10 260 000 Total biaya tanpa compound 15 072 900 Total biaya compound rate 10 18 490 863 Hasil tonha 180 Penerimaan sekarang Harga Rp200 000 ton 6 36 000 000 Net return NPV compound rate of 10, Rpha 17 509 137 Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan sebelum dicompound adalah sebesar Rp15 072 900, karena biaya tersebut telah dikeluar- kan pada beberapa tahun yang lalu maka untuk menghitung biaya dalam nilai kini dikalikan dengan compounding faktor CF 10 diperoleh nilai biaya sebesar Rp18 490 863. Jika produksi rata-rata diasumsikan sebesar 180 m 3 ha dan harga kayu Rp200 000m 3 , maka penerimaan per hektar tanaman HTI adalah sebesar 106 Rp36 juta. Jadi keuntungan bersih perusahaan yang dihitung dalam nilai sekarang adalah sebesar Rp17 509 137 per ha. Jika rata-rata luas areal yang di panen per tahun di PT MHP adalah seluas 10.750 hektar per tahun maka penghasilan bersih perusahaan per tahun adalah sebesar Rp188 223 225 556. Jika luas tanam keseluruhan sebesar 193 500 ha dan jumlah tanamtebang per tahun 10 750 ha maka nilai tegakan HTI PT. MHP adalah sebesar Rp3 199 794 834 448. Dari sisi keuntungan perusahaan dan nilai tegakan HTI yang demikian besar merupakan sektor usaha yang mempunyai prospek yang sangat menjanjikan bagi perusahaan untuk tetap eksis dibidang usaha HTI ini.

6.2. Hutan Tanaman Industri dalam perspektif Petani