Kerangka Konseptual Penelitian 1. Model Pendekatan
54
akibat pengelolaan sumberdaya hutan. Dengan mengadopsi kearifan lokal yang spesifik, diharapkan PHBM dapat menjadi wahana yang menjembatani
kepentingan semua pihak. Untuk itu perlu dibangun kesepahaman antara semua pihak yang terkait dalam pengelolaan sumberdaya hutan sehingga tujuan dari
PHBM dapat tercapai. Analisis keberlanjutan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Socio-
Enthropy Controlling Interface SECI, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Sjarkowi 2010, dalam analisis ini ada empat faktor yang digunakan sebagai kontrol penghubung yang mencakup aspek sosial psikologi, sosial ekologi, sosial
ekonomi, dan sosial kultural. Pengelolaan faktor SECI yang sungguh-sungguh oleh perusahaan akan
sangat menetukan keberhasilan PT. MHP dalam pembangunan HTI, melalui bekerjanya faktor stabilitas, efisiensi, pengeluaran dan sinergis yang terjadi.
Bekerjanya faktor-faktor ini dengan baik akan sangat menentukan keberlanjutan pengelolaan HTI melalui empat indikator keberlajutan, yaitu stabilitas,
produktivitas, sustainabilitas, dan ekuatibilitas.
3.2. Kerangka Konseptual Penelitian 3.2.1. Model Pendekatan
Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai upaya untuk menyederhanakan persoalan penelitian. Agar pengusahaan hutan tanaman
industri dapat dilaksanakan secara berkelanjutan digunakan beberapa strategi dan pola yang harus melibatkan masyarakat sekitar melalui program PHBM guna
menghasilkan sejumlah keluaran yang optimal dan menguntungkan semua pihak.
55
Kesepakatan awal antar pihak dimana perusahaan mau mengusahakan HTI adalah adanya Social Benefit Cost Ratio SBCR yang lebih besar dari Private
Benefit Cost Ratio PBCR. Namun dalam perjalanan selanjutnya bisa jadi hal itu
mengalami perubahan dimana SBCR menjadi lebih kecil dari PBCR, hal ini dimungkin karena masing-masing pihak dapat melakukan kecurangan-kecurangan
yang dapat merugikan salah satu pihak atau kedua belah pihak. Dengan memperhatikan dinamika dan realitas yang terjadi dalam
pembangunan HTI pola MHR dan MHBM saat ini agar pembangunan HTI berada dalam perpektif berkelanjutan dan sekaligus menjaga agar SCBR tetap lebih besar
dari PBCR. Agar SCBR lebih besar dari PBCR, ada beberapa faktor yang menjadi penghubung kontrol sosial ekonomi SECI = Social Entrophic
Controlling Interface yaitu faktor sosial psikologis, sosial ekologi, sosial
ekonomi, dan sosial kultural. Selanjutnya keempat faktor tersebut akan mempengaruhi nilai valuasi dan kinerja dari indikator-indikator kerberlanjutan
yaitu stabilitas, produktivitas, sustainabilitas, dan equitas. Pola pembangunan hutan tanaman industri dalam perspektif yang
berkelanjutan secara diagramatis dapat dilihat dalam model pendekatan pada Gambar 2 dan 3 berikut ini.
Pada Gambar 2 dapat diuraikan bahwa pengelolaan SECI akan sangat menentukan keberlanjutan pengelolaan HTI. Hal ini dapat dilihat dari mekanisme
yang ditampilkan pada gambar 2. Faktor sosial psikologis akan mempengaruhi faktor-faktor stabilitas sebuah kawasan yang selanjutnya akan mempengaruhi
stabilitas iklim berusaha yang aman dan kondusif. Faktor sosiol ekologi seperti mengantisipasi kerusakan lahan dan tata pengelolaan lahan yang baik, akan sangat
56
berpengaruh terhadap efisiensi usaha, yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat produktivitas. Faktor sosial ekonomi seperti peningkatan pendapatan,
pengelolaan biaya yang efektif, akan sangat mempengaruhi keuntungan dan pembiayaan usaha, yang selanjutnya akan berpengaruh kepada keberlangsungan
usaha. Selanjutnya faktor sosial budaya seperti prilaku masyarakat setempat, juga akan sangat mempengaruhi faktor sinergis yang berdampak pada pemerataan
penghasilan. Semua faktor tersebut akan sangat menentukan keberlanjutan pengusahaan Hutan Tanaman Industri.
Sumber : Sjarkowi, 2010 Gambar 2. Diagram SECI dan Pengaruhnya Terhadap Indikator Keberlanjutan
Sosial Ekonomi Sosial Ekologi
Sosial Budaya Sosial Psikologis
Faktor Pengeluaran Faktor Efisiensi
Faktor Sinergis Faktor Stabilitas
Sustainabilitas Produktivitas
Equatibilitas Stablitas
57
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Pendekatan Konseptual
H T
I
VALUASI EKONOMI
LINGKUNGAN
• Direct use value Nilai langsung
• Indirect use value Nilai tdk
langsung • Option value Nilai
Pilihan • Exsistence value
Nilai keberadaan • Bequest value
Nilai kewarisan
Pengelolaan Hutan
Berbasis Masyarakat
PHBM Program
MHR
Mengelola Hutan Rakyat
Program MHBM
Mengelola Hutan Bersama
Masyarakat
Socio- Entrophic
Controlling Interface
SECI • Sosial
Psikologis • Sosial
Ekologi • Sosial
Ekonomi • Sosial
Budaya Indikator
Keberlanjutan: 1. Sustainability
2. Productivity 3. Equitibility
4. Stability
Layanan Perangkat Teknis
Layanan Perangkat Manajemen Penelusuran Data Teknis
Penelusuran Data Manajemen Pembangunan
HTI dalam perspektif
Berkelanjutan
58
Dari diagram alir pada gambar 3 terlihat bahwa HTI dalam memenuhi kewajibannya untuk Pemberdayaan Masyarakat Disekitar Hutan PMDH
melakukan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat dengan melaksanakan dua pola pengelolaan Hutan Tanaman Industri, yaitu pola MHBM dan MHR. Dalam
pola MHBM masyarakat diajak masuk ke lahan konsesi perusahaan untuk ikut mengelola HTI, dengan mendapatkan upah kerja, jasa produksi dan jasa
manajemen. Sedangkan dalam pola MHR perusahaan keluar dari lahan konsesi, ikut aktif mengelola lahan masyarakat yang menganggurterlantar dengan sistim
bagi hasil untuk di tanami HTI dengan modal dan resiko sepenuhnya ditanggung perusahaan.
Dalam melaksanakan kedua pola tersebut agar berhasil perusahaan melakukan kontrol berdasarkan teori yang telah dikembangkan Sjarkowi 2010
dalam sebuah kerangka teori konseptual yang disebut SECI. Didalam SECI pengelolaan kedua program yang melibatkan masyarakat sekitar tersebut dapat
dilihat dari dimensi sosial psikologis, sosial ekologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Untuk melihat sejauh mana SECI ini telah berhasil di aplikasikan
perusahaan dapat dilihat dari penelusuran data teknis dan data manajemen perusahaan HTI.
Pengelolaan SECI yang baik oleh perusahaan akan sangat mempengaruhi nilai valuasi ekonomi yang di estimasi, melalui bekerjanya faktor stabilitas,
efisiensi, pengeluaran dan sinergis yang terjadi. Bekerjanya faktor-faktor ini dengan baik akan sangat menentukan keberlanjutan pengelolaan HTI dilihat dari
empat indikator keberlajutan, yaitu stabilitas, produktivitas, sustainabilitas, dan ekuatibilitas.
59