Pola Perusahaan MHP VALUASI EKONOMI BEBERAPA POLA PENGUSAHAAN HTI

186 Pembahasan mengenai penilaian manfaat ekonomi yang akan diuraikan dalam bahasan ini dilakukan jika faktor SECI yang telah diuraikan dimuka dapat dikontrol dengan baik. Hal ini berarti bahwa keberhasilan pengelolaan faktor SECI, seperti sosial psikologis, sosial ekologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya secara faktual sangat mempengaruhi nilai ekonomi total yang dihasilkan. Nilai ekonomi total dapat dikelompokkan dalam lima kategori, yakni manfaat langsung direct use values, Manfaat tak langsung indirect use values, manfaat opsional option values, manfaat kebanggaan bequest values, dan manfaat keberadaan existance values dari ekosistem hutan tanaman industri. Perhitungan nilai ekonomi total tersebut secara ringkas penjabarannya dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Nilai Ekonomi Total TEV Hutan Tanaman Industri Nilai Guna Use values Nilai Bukan Guna Non use values Nilai Guna Langsung Nilai Guna Tak Langsung Nilai Manfaat Opsional • Kayu utk pulp • Arang kayu • Hasil hutan non kayu : Madu • Rekreasi dan Turisme • Pendidikan dan penelitian • Pelindung erosi dan banjir • Penjaga Siklus hara • Fungsi penyedia air • Serapan karbon • Transportasi • Keanekaragaman hayati • Nilai penggunaan di masa yang akan datang • Nilai keberadaan dan • Nilai kebanggaan

9.1. Pola Perusahaan MHP

Perhitungan manfaat ekonomi dalam pola MHP adalah perkiraan nilai ekonomi total yang dihasilkan dari sisi perusahaan HTI tanpa pengelolaan Hutan dengan pola CBFM. Penaksiran nilai penuh dari setiap kategori manfaat ekonomi hutan tanaman industri dilakukan dengan bantuan data primer dan didukung oleh 187 data sekunder yang tersedia, dalam perhitungan ini disadari masih banyak menghadapi berbagai kendala lapangan sehingga memaksa penggunaan teknik- teknik penaksiran yang sederhana, yang sulit dilakukan dengan ketelitian yang tinggi. Namun demikian gambaran nilai penuh sebagian potensi sumberdaya alami strategis dikawasan hutan tanaman industri PT MHP ini dapat dikuantifikasi nilai rupiahnya dengan taksiran yang mendekati nilai penuh yang semestinya. Penilaian ini meliputi areal seluas 132 328 ha kawasan hutan milik PT MHP sudah ditanami akasia dengan pola perusahaan murni. Manfaat Langsung Direct Use Values Manfaat langsung dari hutan tanaman industri yang dapat terukur nilainya disini adalah produk kayu olahan untuk pulp, produk arang, hasil hutan non kayu berupa madu lebah, rekreasi dan turisme, pendidikan dan penelitian. Semua komoditi tersebut diukur berdasarkan nilai penuh yang tercermin dari nilai pasar. Metode yang digunakan dalam penaksiran manfaat langsung adalah dengan pendekatan langsung berdasarkan nilai pasar. Pendekatan ini menghitung jenis jumlah produk langsung yang dapat dinikmati oleh masyarakat dari hutan tanaman industri di wilayah studi dikalikan dengan harga pasar yang berlaku dari setiap unit produk yang dihasilkan.

1. Kayu Akasia untuk Pulp

Manfaat langsung yang dihasilkan dari hutan tanaman industri di PT MHP adalah berupa kayu yang digunakan untuk bahan baku pulp. Biaya dan penerimaan HTI dengan pola tanaman acasia mangium per hektar secara rinci dapat dilihat dalam tabel 14 pada pembahasan sub bab sebelumnya. 188 Berdasarkan tabel 14 terlihat bahwa rata-rata penerimaan per hektar tanaman HTI dengan harga Rp200 000 perton yang dihitung dalam nilai sekarang NVP adalah sebesar Rp17 509 137. Jika rata-rata luas areal yang di panen per tahun di PT MHP adalah seluas 10 750 hektar per tahun maka penghasilan bersih perusahaan per tahun adalah sebesar Rp188 223 222 750.

2. Pembuatan arang kayu akasia

Hasil sisa potongan kayu akasia yang tidak terpakai untuk bahan baku pulp banyak sekali terdapat di lahan bekas tebangan HTI PT MHP. Kayu sisa tebangan ini tidak masuk kualifikasi untuk diolah pabrik pulp baik dari segi diameternya maupun panjangnya. Kayu sisa tebangan ini dapat dibuat menjadi arang untuk memenuhi konsumsi lokal, nasional, maupun untuk ekspor. Teknologi yang digunakan untuk pembuatan arang ini cukup sederhana, yaitu dengan teknologi tungku portable dari drum atau gorong-gorong. Hasil produksi arang dari kayu acacia mangium berdasarkan hasil uji laboratorium mempunyai kualitas yang cukup baik dengan sifat-sifat sebagai berikut: - Kadar air : 0.45 - Kadar abu : 0.83 - Zat mudah menguap : 49.58 - Karbon terikat : 48.7 - Nilai Kalori : 6 228.28 kalkg Potensi ekonomi pembuatan arang kayu akasia cukup besar. Berdasarkan data yang dikumpulkan, dari seluruh areal tanaman yang di panen setiap tahunnya tersedia sekitar 300.000 m 3 kayu acacia mangium berukuran diameter 2 – 7 cm 189 yang tidak terpakai dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun MHP, 2010. Dari volume tersebut diperkirakan dapat diproduksi sekitar 100 000 ton arang per tahun. Jika harga arang di lokasi penelitian rata-rata Rp500kg maka diperkirakan nilai arang kayu acacia mangium setiap tahunnya adalah sebesar Rp 50 miliar.

3. Potensi Madu Alam

Manfaat langsung berupa hasil hutan non kayu yang terdeteksi dan dapat diukur dalam penelitian adalah berupa madu lebah. Lebah di wilayah ini umumnya banyak bersarang di pohon-pohon besar yang banyak terdapat di dalam kawasan dan tersebar luas diseluruh kawasan yang didukung oleh ketersediaan makanan lebah yang tersebar didalam hutan terutama bunga Acacia mangium yang ada sekitar areal perkebunan HTI milik PT Musi Hutan Persada yang luasnya 293 400 ha. Madu alam ini dikenal dengan madu sialang kumpulan koloni lebah, pauh roso, rengas, dan manggris. Madu sialang adalah madu berasal dari kelompok lebah yang hidup dan bersarang di pohon dalam hutan. Pohon tempat lebah bersarang tersebut biasa disebut dengan pohon Sialang. Beberapa jenis pohon yang biasa yang dihinggapi lebah antara lain sulur batang, pauh rusa, cempedak air, juga pada bangunan seperti Mess, bengkel dan Nursery HTI. Kepungan Sialang atau pohon-pohon Sialang merupakan jenis tanaman yang dilindungi secara hukum baik undang- undang pemerintah maupun hukum adat. Hal ini dimaksudkan agar kelestarian pohon-pohon tersebut tetap terpelihara sebagai tempat bersarangnya kelompok lebah yang menghasilkan madu sebagai salah satu sumber penghasilan masyarakat desa sekitar hutan. 190 Sialang adalah jenis pohon yang besar dan tinggi batangnya, garis tengah batang pohonnya bisa mencapai 100 cm atau lebih, dan tingginya bisa mencapai 25 sampai 50 meter. Lebah-lebah membangun sarangnya di dahan-dahan pohon. Satu pohon sialang bisa berisi 30 s d 100 koloni sarang, dimana tiap sarang bisa berisi sampai kira-kira 10 kilogram madu asli alamiah, bahkan mampu memproduksi ratusan kilogram madu lebah pohon sialang. Pohon sialang adalah pohon yang terdiri dari jenis Kedundung, Batu, Balau, Kruing, Ara dan lain-lain yang apabila disarangi oleh lebah hutan apis dorsata maka masyarakat di Sumatera Selatan menamakannya pohon sialang. Pohon sialang banyak terdapat keberadaanya di kawasan hutan tanaman PT MHP. Keberadaan pohon-pohon sialang atau disebut juga pohon pauh rusa adalah aset sumber daya alam untuk masyarakat lokal yang hidup di sekitar wilayah konsesi perusahaan. Proses pengambilan madu lebah sialang merupakan sebuah proses yang khas dan unik. Pengambilan madu dilakukan oleh sekelompok orang Pawang madu biasanya dilakukan siang atau pada malam hari. Biasanya panen dilakukan pada siang hari, tujuannya adalah agar anakan madu tidak ikut terperas bersama sarang, dan madu tidak berobah menjadi asam dan hitam. Sarang lebah yang menyimpan madu dipanen oleh pawang madu, lalu diturunkan ke tukang sambut, lalu ditiriskan kemudian diperas untuk diambil madunya. Madu dari pohon memiliki kandungan air yang relatif tinggi sekitar 22 - 24. Madu sialang adalah madu yang masih asli karena tidak dipisahkan antara royal jeli dengan madu asli. Berdasarkan hasil pengujian di lababoratorium kandungan kimia dari madu alam adalah sebagai berikut: 191 - Aktifitas Enzim Diatase : 4.96 DN - Kadar Air : 21.2 - HMF : Negatif - Keasaman : 49.1 mlnaOH in kg - Cemaran Logam : Negatif - Padatan Tak Larut dlm Air : 0.10 - Gula Pereduksi : 65.4 - Sukrosa : 10.2 Dari hasil pengamatan di beberapa pasar atau kalangan yang ada di sekitar lokasi kawasan HTI PT MHP serta wawancara langsung dengan 10 petani pengumpul madu binaan PT MHP lampiran 4, maka di peroleh data bahwa hasil madu yang diproduksi dari wilayah ini cukup besar, yaitu sekitar 9 370 kg per dua bulan atau sekitar 56 220 kg per tahun. Jika harga madu dipasar setempat rata- rata Rp12 000 per kilogram, maka total nilai yang dihasilkan dari madu lebah ini adalah sebesar Rp674 640 000.

4. Potensi rekreasi dan turisme

Manfaat langsung berikutnya dari hutan tanaman industri di PT MHP adalah adanya potensi rekreasi dan turisme. Kondisi hutan tanaman yang tertata rapi dengan pemandangan yang indah kawasan hutan menjadi salah alternatif tempat rekreasi yang nyaman. Kondisi ekologis yang baik dan tertata secara seimabang telah menjadikan kawasan hutan tanaman habitat yang nyaman bagi beberapa satwa seperti kijang, kancil, rusa, berbagai jenis burung dan ayam hutan. Kondisi ini banyak mengundang turis lokal maupun domestik untuk berburu hewan di kawasan hutan tanaman ini. 192 Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dalam satu tahun tidak kurang dari 500 orang turis lokal dan domestik yang berkunjung ke daerah ini. Dari data yang ada dengan waktu kunjungan rata-rata 2-3 hari, seorang turis menghabiskan uang untuk perjalanan dan akomodasi kunjungan rata-rata sebesar Rp1.5 juta. Sehingga nilai total untuk semua kunjungan selama satu tahun adalah sebesar Rp750 juta.

5. Fungsi Pendidikan dan Penelitian

Manfaat langsung lainnya yang dapat dirasakan dengan keberadaan hutan tanaman adalah berfungsinya kawasan HTI di PT MHP sebagai ajang pendidikan dan penelitian, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. PT MHP telah membuka diri seluas-seluasnya yang menjadikan kawasan HTI sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan mulai dari jenjang S 1 sampai S 3 . Banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Unsri, IPB, UGM, USU, dan Unri yang telah menyelesaikan penelitian skripsi, tesisi, dan disertasi dengan objek penelitian perusahaan hutan tanaman di PT MHP ini. Dari data yang ada rata-rata per tahun ada 10 penelitian mahasiswa yang dilakukan di sini. Jika 1 penelitian menghabiskan biaya sebesar Rp50 juta, maka nilai ekonomi total untuk penelitian ini adalah sebesar Rp500 juta. Perhitungan nilai ekonomi total dari manfaat langsung keberadaan perusahaan dengan pola MHP murni secara ringkas disajikan dalam Tabel 27. 193 Tabel 27. Total manfaat Langsung HTI, Pola Perusahaan MHP, Tahun 2010 No Jenis Komoditi Nilai Total Rp jutath 1. 2. 3. 4. 5. Kayu untuk pulp Arang Kayu Akasia Madu Sialang Rekreasi dan Turisme Pendidikan dan penelitian 188 223.22 50 000.00 674.64 750.00 500.00 Total Manfaat Langsung 240 147.86 Dari hasil pendekatan seperti yang terlihat dalam Tabel 31 di atas diperoleh manfaat langsung yang bernilai sekitar Rp240 147.86 juta per tahun . Hal ini memberikan indikasi kepada kita bahwa manfaat langsung eksositem hutan tanaman industri begitu besar. Manfaat Tak Langsung Indirect Use Values Manfaat tak langsung dari ekosistem hutan tanaman industri yang berhasil diidentifikasi adalah besarnya peranan ekosistem hutan tanaman tersebut sebagai pengendali erosi dan banjir, penjaga siklus hara, penyedia air rumah tangga, serapan karbon, transfortasi, dan keanekaragaman hayati. Metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode biaya penggantian.

1. Pengendali erosi dan banjir

Hutan tanaman industri di PT MHP dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisinya yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa pengendalian terhadap siklus hara, daur air, erosi, banjir, dan sedimentasi. 194 Hutan mempunyai fungsi pelindung terhadap tanah dari tetesan hujan yang jatuh dari awan yang mempunyai energi tertentu, tetesan hujan akan memukul permukaan tanah dan melepaskan butiran tanah sehingga akan terjadi erosi percikan. Air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir di atas permukaan tanah, aliran air ini mempunyai energi tertentu juga, makin curam dan panjangnya lereng tempat air mengalir makin besar energinya, energi yang ada pada aliran permukaan ini akan mengelupaskan permukaan tanah sehingga terjadi erosi permukaan. Aliran permukaan dapat juga menyebabkan terbentuknya alur permukaan tanah yang disebut dengan erosi alur. Keberadaan hutan menyebabkan tetesan air hujan akan jatuh pada tajuk- tajuk tanaman, terlebih lagi bila tajuk tersebut berlapis-lapis sebagian air hujan tersebut, akan menguap kembali ke udara dan sebagian lagi akan jatuh ke tanah melalui tajuk- tajuk tanaman dari yang teratas sampai ke tajuk tanaman yang terendah, akibatnya energi kinetic air hujan tersebut di patahkan atau diturunkan kekuatannya oleh tajuk-tajuk tanaman yang berlapis tadi, hingga akhirnya air hujan yang jatuh pada tanah dari tajuk yang terendah dengan energinya yang kecil sehingga kekuatan pukulan air hujan pada permukaan tanah tidak besar, dengan demikian erosi percikan bisa diminimalkan sekecil mungkin. Sebagian air yang jatuh di tajuk akan mengalir melalui dahan ke batang pokok dan selanjutnya mengalir ke bawah melalui batang pokok sampai ke tanah. Di permukaan tanah di dalam hutan terdapat seresah yaitu, daun, dahan dan kayu yang membusuk. Seresah-seresah tersebut dapat menyerap air dan dapat membuat tanah mejadi gembur dan membuat air mudah meresap ke dalam tanah. Karena 195 penyerapan air oleh seresah dan air meresap ke dalam tanah aliran air permukaan menjadi kecil dengan demikian erosi lapisan dan erosi alur jadi kecil. Pengaruh vegetasi tanaman acacia mangium terhadap erosi adalah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung dipermukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi, serta memperkuat penyerapan air ke dalam tanah oleh transpirasi melalui vegetasi. Makin rapat vegetasi makin efektif terjadinya pencegahan erosi. Menurut Seyhan 1977, peran hutan dalam pengendalian daur air dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Sebagai pengurang atau pembuang cadangan air di bumi melalui proses a. Evapotranspirasi b. Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi. 2. Penambah titik-titik air di atmosfer. 3. Sebagai penghalang untuk sampainya air di bumi melalui proses intersepsi 4. Sebagai pengurang atau peredam energi kinetik aliran air lewat a. tahanan permukaan dari bagian batang di permukaan b. tahanan aliran air permukaan karena adanya seresah di permukaan. 5. Sebagai pendorong ke arah perbaikan kemampuan watak fisik tanah untuk memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun adanya kenaikan kegiatan biologik di dalam tanah. Peran hutan yang pertama terhadap pengendalian daur air dimulai dari peran tajuk menyimpan air sebagai air intersepsi. Peran menonjol yang ke dua yang juga sering menjadi sumber penyebab kekawatiran masyarakat adalah evapotranspirasi. Beberapa faktor yang 196 berperanan terhadap besamya evapotranspirasi antara lain adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin daan ketersediaan air di dalam tanah atau sering disebut kelengasan tanah. Lengas tanah berperanan terhadap terjadinya evapotranspirasi. Evapotranspirasi punya pengaruh yang penting terhadap besarnya cadangan air tanah terutama untuk kawasan yang berhujan rendah, lapisantebal tanah dangkal dan sifat batuan yang tidak dapat menyimpan air. Peran ketiga adalah kemampuan mengendalikan tingginya lengas tanah hutan. Tanah mempunyai kemampuan untuk menyimpan air, karena memiliki rongga-rongga yang dapat diisi dengan udaracairan atau bersifat porous. Bagian lengas tanah yang tidak dapat dipindahkan dari tanah oleh cara-cara alami yaitu dengan osmosis, gravitasi atau kapasitas simpanan permanen suatu tanah diukur dengan kandungan air tanahnya pada titik layu permanen yaitu pada kandungan air tanah terendah dimana tanaman dapat mengekstrak air dari ruang pori tanah terhadap gaya gravitasinya. Titik layu ini sama bagi semua tanaman pada tanah tertentu Seyhan, 1977. Pada tingkat kelembaban titik layu ini tanaman tidak mampu lagi menyerap air dari dalam tanah. Jumlah air yang tertampung di daerah perakaran merupakan faktor penting untuk menentukan nilai penting tanah pertanian maupun kehutanan. Peran ke empat adalah dalam pengendalian aliran hasil air. Kebanyakan persoalan distribusi sumberdaya air selalu berhubungan dengan dimensi ruang dan waktu. Akhir-akhir ini kita lebih sering dihadapkan pada suatu keadaan kelebihan air pada musim hujan dan kekurangan air di musim kemarau. Sampai saat ini masih dipercayai bahwa hutan yang baik mampu mengendalikan daur air artinya hutan yang baik dapat menyimpan air selama musim hujan dan melepaskannya di 197 musim kemarau. Kepercayaan ini didasarkan atas masih melekatnya dihati masyarakat bukti-bukti bahwa banyak sumber-sumber air dari dalam kawasan utan yang baik tetap mengalir pada musim kemarau. Untuk mengatasi erosi, Kurnia 1996 melaporkan bahwa mulsa Mucuna sp sangat efektif dalam mengurangi erosi tanah sebesar 74-85. Rehabilitasi dengan cara tersebut dapat diterapkan pada tanah yang mempunyai tingkat erosi sampai 10 cm. Kurnia et al. 1998 melaporkan bahwa biaya pengendalian erosi dengan mulsa Mucuna sp adalah Rp1 640 per ton tanah erosi. Untuk menghitung nilai hutan sebagai pengendali erosi, perhitungan manfaat dapat dilakukan dengan memperkirakan besaran erosi yang terjadi jika tidak ada vegetasi hutana tanaman. Berdasarkan hasil penelitian Hanafiah dkk. 2000 jumlah tanah yang tererosi di sekitar kawasan tanpa HTI adalah sebesar 15 tonhatahun. Jika pengendalian erosi menggunakan mulsa Mucuna sp dengan biaya Rp1 640 per ton tanah erosi. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendalian erosi, banjir dan bencana lainnya pada lahan tanaman akasia pola MHP seluas 132 328 ha dengan cara rehabilitasi lahan hutan dengan mulsa Mucuna sp. adalah sebesar Rp3 255 268 850 per tahun atau sebesar Rp3.2 miliar lebih per tahun.

2. Penjaga Siklus Hara

Penaksiran manfaat tak langsung nilai ekonomi sebagai penjaga siklus makanan dan keseimbangan ekosistem di sekitar kawasan hutan tanaman, pendekatan yang digunakan adalah dengan menghitung nilai dari sekitar 15 ton serasah per hektar per tahun yang dihasilkan oleh ekosistem hutan tanaman dari 198 pohon Acacia mangium MHP, 2009. Dengan memperhitungan sumberdaya lain sebagai pengganti serasah yaitu pupuk kompos, maka harga serasah dapat disetarakan dengan harga kompos yaitu sebesar Rp500 per kg. Sehingga manfaat tidak langsung dari ekosistem hutan tanaman industri ini dapat dihitung dengan mengalikan 15 ton serasahhath x Rp500kg x 132 328 ha maka di dapat nilai sebesar Rp992 460 000 000.

3. Serapan Karbon

Peranan ekosistem hutan tanaman industri dalam menjaga keseimbangan lingkungan menjadi semakin penting ketika dunia dihadapkan pada masalah perubahan iklim global global climate change. Seperti dikemukakan oleh Murray et al. 2000, ekosistem hutan dapat berfungsi sebagai penyerap gas-gas rumah kaca dengan cara mentransformasi karbon dioksida CO2 dari udara menjadi simpanan karbon C dalam komponen-komponen ekosistem hutan, seperti pohon, tumbuhan bawah dan tanah. Dibanding ekosistem daratan lainnya, hutan merupakan ekosistem penyimpan karbon terbesar Davis et al., 2003. Cadangan karbon hutan tanaman Acacia mangium disimpan dalam bentuk biomassa vegetasinya. Potensi ekosistem hutan tanaman sebagai penyerap CO2 Balteiro and Romero, 2003 mendapat perhatian dalam Kyoto Protocol yang ditandatangani pada tahun 1997 oleh lebih dari 150 negara, termasuk Indonesia. Salah satu implikasi penting dari Kyoto Protocol adalah adanya mekanisme perdagangan karbon carbon trade yang membuka peluang bagi negara-negara yang memiliki potensi hutan tinggi untuk memperoleh dana kompensasi dari 199 negara-negara industri, sesuai potensi emisi karbon yang dapat diserap oleh ekosistem hutan yang dimilikinya. Kawasan hutan tanaman Acacia mangium PT MHP seluas 193 500 hektar merupakan salah satu sumberdaya hutan yang dapat diandalkan sebagai sumber penyerap karbon. Hutan tanaman Akasia mangium Acacia mangium Willd., merupakan jenis cepat tumbuh fast growing species, memiliki daur pendek 6 sampai 10 tahun. Hasil penelitian Setiawan et al. 2000, kandungan karbon di atas permukaan tanah tegakan A. mangium di Desa Subanjeriji salah satu kawasan HTI PT MHP pada siklus tebang kedua terdapat kandungan karbon 25 tonha. Jika standar nilai yang digunakan dimana satu ton karbon bernilai US 10 ITTO FRIM, 1994. Maka nilai hutan tanaman dari kemampuannya menyerap karbon per tahunnya adalah sebesar Rp297 738 000 000 US 1 = Rp9 000.

4. Fungsi Penyedia Air

Manfaat tidak langsung lainnya yang dirasakan sangat besar oleh masyarakat sekitar hutan tanaman industri adalah peran hutan sebagai fungsi penyedia air. Kemampuan hutan sebagai regulator air mampu memberikan kontribusi dalam penyediaan air bagi masyarakat sekitar hutan. Hutan tanaman Acacia mangium memiliki potensi yang cukup besar dalam penyediaan sumberdaya air. Potensi sumberdaya air di HTI PT MHP dapat didekati dengan melihat data analisis neraca air kawasan hutan PT MHP yang ringkasannya dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini. 200 Tabel 28. Hasil analisis neraca air kawasan hutan PT Musi Hutan Persada No. Bulan SurplusDefisit Air mm 1 Januari 187.78 2 Pebruari 179.77 3 Maret 180.59 4 April 142.93 5 Mei 61.53 6 Juni -2.87 7 Juli -3.26 8 Agustus -4.74 9 September 20.07 10 Oktober 69.29 11 Nopember 140.67 12 Desember 183.03 Jumlah Surplus 1 154.79 Sumber: Data MHP, Tahun 2005 Dari tabel 28 terlihat bahwa hutan tanaman mempunyai andil sebagai fungsi penyedia air. Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa neraca air di kawasan hutan PT MHP mengalami surplus selama sembilan bulan dan hanya sedikit defisit selama tiga bulan. Jika surplus air dianggap konstan sepanjang tahun maka kawasan hutan tanaman acacia mangium seluas 193 500 ha mampu menyediakan air setiap tahunnya sebanyak 2 234 518 650 m 3 . Jumlah ini sangat berlimpah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan tanaman. Jika sebelumnya masyarakat sering mengeluh kekeringan dan kesulitan mendapatkan air terutama ketika musim kemarau tiba, maka dengan adanya tanaman Acacia mangium milik perusahaan yang luas masyarakat belum pernah mengalami kesulitan air untuk memenuhi kebutuhannya. Nilai manfaat air bagi masyarakat di kawasan hutan tanaman industri terdiri dari nilai ekonomi air untuk rumah tangga dan nilai ekonomi air untuk pertanian. Nilai ekonomi air untuk pertanian dapat diabaikan mengingat sebagian besar 201 petani yang terdapat di sekitar hutan tersebut melaksanakan pertanian pola lahan kering. Dengan demikian fungsi hidrologi yang cukup besar adalah sebagai sumber air untuk mensuplai kebutuhan air bersih rumah tangga. Pemakaian air untuk rumah tangga terdiri dari kebutuhan untuk memasak, mandi, mencuci dan kakus. Sumber air yang digunakan terdiri atas air sumur dan sungai. Rata-rata masyarakat di sekitar lokasi studi memanfaatakan air sumur dan sungai sebagai sumber air. Jika diasumsikan biaya pengadaan air rata-rata per meter kubik sebesar Rp1000. Dengan jumlah penduduk yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan tanaman sekitar 28 813 KK yang membutuhkan air rata- rata 60 m 3 KKbulan maka jumlah pengeluaran untuk air adalah Rp1 728 780 000 per bulan atau sebesar Rp20 745 360 000 per tahun.

5. Akses jalan dan kemudahan transfortasi

Terbukanya kawasan konsesi hutan tanaman PT MHP, telah mengakibatkan terbukanya akses beberapa desa, dusun, dan talang di sekitar kawasan yang selama ini ter isolasi. Hingga saat ini perusahaan telah membangun jalan sepanjang 233 km, jalan ini dapat digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai jalur alternatif transfortasi yang menghubungkan antar daerah. Sarana transfortasi utama saat ini yang banyak digunakan oleh masayarakat di sekitar kawasan hutan adalah sepeda motor. Dari hasil pengamatan lapangan, hampir setiap kepala keluarga memiliki minimal 1 unit sepeda motor. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata dalam setiap kepala keluarga melakukan perjalan ke Prabumulih sebagai pusat perdagangan atau ke tempat lainnya, minimal 1 kali dalam seminggu. Sebelum perusahaan beroperasi di 202 wilayah mereka, umumnya akses jalan yang digunakan jelek dan berlumpur, rata- rata waktu tempuh untuk sekali perjalanan dengan menggunakan sepeda motor antara 4-6 jam. Dengan banyaknya akses jalan yang dalam kawasan konsesi perusahaan saat ini umumnya masyarakat hanya membutuhkan waktu antara 1-2 jam dalam sekali perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Dengan akses jalan yang lancar saat ini mereka bisa menghemat waktu tempuh dalam sekali perjalanan antara 3-4 jam yang setara dengan sekitar 2 liter bensin. Jika di sekitar kawasan terdapat 28 813 KK berarti terdapat 1 498 276 perjalanan per tahun yang dapat menghemat sekitar 2 996 552 liter bensin. Jika harga bensin bersubsidi saat ini Rp4 500 perliter, maka jumlah uang yang dapat di hemat oleh masyarakat sekitar kawasan untuk pengeluaran bensin per tahun adalah sebesar Rp13 484 484 000 dan nilai ini merupakan nilai manfaat tidak lansung yang bisa dinikmati oleh masyarakat dengan adanya akses jalan yang lancar.

6. Keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua kehidupan di atas bumi yang meliputi tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragaman hayati memiliki beragam nilai atau arti bagi kehidupan. Ia tidak hanya bermakna sebagai modal untuk menghasilkan produk dan jasa saja 203 aspek ekonomi karena keanekargaman hayati juga mencakup aspek sosial, lingkungan, aspek sistem pengtahuan, dan etika serta kaitan di antara berbagai aspek ini. Keanekaragaman hayati secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan yang berbeda, yaitu : 1. Keanekaragaman genetik merujuk kepada berbagai macam informasi genetik yang terkandung di dalam setiap makhluk hidup yang terjadi di dalam dan di antara populasi-populasi spesies serta di antara spesies-spesies. 2. Keanekaragaman spesies merujuk kepada keragaman spesies-spesies yang hidup. 3. Keanekaragaman ekosistem berkaitan dengan keragaman habitat, komunitas biotik, dan proses-proses ekologis, serta keanekaragaman yang ada di dalam ekosistem-ekosistem dalam bentuk perbedaan-perbedaan habitat dan keragaman proses-proses ekologis. Perubahan secara evolusi menghasilkan proses diversifikasi terus menerus di dalam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati meningkat ketika variasi genetik baru dihasilkan, spesies baru berevolusi atau ketika satu ekosistem baru terbentuk; keanekaragaman hayati akan berkurang dengan berkurangnya spesies, satu spesies punah atau satu ekosistem hilang maupun rusak. Konsep ini menekankan sifat keterkaitan dunia kehidupan dan proses-prosesnya. Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990, konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan dengan kegiatan: 1 perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2 pengawetan keanekaragaman spesies tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan 3 pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam konteks ini, konservasi keanekaragaman hayati 204 biodiversity merupakan bagian tak terpisahkan dari pengertian konservasi sumberdaya alam hayati. Selain itu, dengan ratifikasi Konvensi Keanekaragaman Hayati Biodiversity Convention oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang- undang Nomor 5 Tahun 1994, konservasi keanekaragaman hayati telah menjadi komitmen nasional yang membutuhkan dukungan seluruh lapisan masyarakat. Meskipun manfaat dari sumberdaya dan layanan yang disediakan oleh keanekaragaman hayati cukup banyak diketahui, namun masih ada kesenjangan pengetahuan yang membatasi kemampuan kita untuk menghitung nilai sesungguhnya dari berbagai unsur keanekaragaman hayati. Pemahaman global kita tentang interaksi dan ketergantungan antar-ekosistem masih terus berubah. Begitu besarnya keragaman kehidupan mengandung nilai intrinsik yang penting karena ia memberikan ketahanan yang lebih besar bagi ekosistem-ekosistem dan organisme-organisme. Ia memberdayakan satu sistem alam untuk dapat menyerap dan kembali pulih dari dampak pengrusakan yang ditimbulkan manusia, serta untuk meningkatkan kelestariannya. Kehilangan keanekaragaman hayati secara umum juga berarti bahwa spesies yang memiliki potensi ekonomi dan sosial mungkin hilang sebelum mereka ditemukan. Sumberdaya obat-obatan dan bahan kimia yang bermanfaat yang dikandung oleh spesies liar mungkin hilang untuk selamanya. Kekayaan spesies yang terdapat pada hutan hujan tropis mungkin mengandung bahan kimia dan obat-obatan yang berguna. Banyak spesies lautan mempertahankan dirinya secara kimiawi dan ini merupakan sumber bahan obat-obatan yang penting. Nilai ekonomi dari keaneka ragaman hayati dapat dilihat dari tingginya saling ketergantungan antara manusia dan keanekaragaman hayati, karena pada 205 akhirnya seluruh masyarakat bergantung kepada layanan dan sumberdaya keanekaragaman hayati. Untuk menghitung nilai ekonomi keanekaragaman hayati pendekatan yang dapat digunakan adalah metode biaya penggantian dimana perlindungan terhadap flora dan fauna langkadilindungi, dapat dihitung dari biaya perbaikan hutan berupa penghijauan kembali reboisasi yang menurut hasil penelitian Sihotang 2005 nilainya sekitar Rp 3 jutaha, sehingga total nilai manfaat untuk seluruh kawasan hutan tanaman PT MHP seluas 132 328 ha adalah Rp396 984 000 000. Tabel 29. Manfaat Tak Langsung HTI pola Perusahaan MHP, tahun 2010 No. Jenis Manfaat Pengukuran Nilai Total Rp jutatahun 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelindung erosi Penjaga siklus hara Serapan karbon Penyedia Air RT Transportasi Keanekaragaman hayati Erosi 15 tonhath x luas 132 328 ha x biaya mulsa mucuna sp Rp1 640ha 15 ton serasahhath x Rp 500kg x 132 328 ha maka di dapat nilai sebesar 25 ton karbonha x Rp90000ton x 132 328 ha 28 813KK x 60m 3 KKbln x 12 bln x Rp 1000m 3 Penghematan bensin 2996552 liter x harga bensin Rp 4 500liter Biaya reboisasi Rp 3 jtha x 132 328 ha 3 255.27 992 460.00 297 738.00 20 745.36 13 484.48 396 984.00 Total Manfaat Tak Langsung 1 724 667.11 Berdasarkan pendekatan penghitungan manfaat tak langsung dari ekosistem hutan tanaman industri seperti terlihat dalam di atas diperoleh nilai total sebesar Rp1.7 triliun lebih per tahun, hasil ini ternyata jauh lebih besar jika dibandingkan dengan manfaat langsung yang nilainya hanya sebesar Rp240.15 miliar lebih per tahun atau sekitar 7 kali lebih besar dari manfaat langsung Hutan tanaman. 206 Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perhitungan manfaat tak langsung dari ekosistem hutan tanaman industri tersebut memberikan nilai ekonomi yang sangat berarti. Nilai ekonomi yang sangat besar dari manfaat tidak langsung tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa betapa pentingnya peranan ekosistem hutan tanaman industri, terutama sebagai penjaga kestabilan silus makanan bagi lingkungan ekosistem tersebut. Manfaat Opsional Option Values Penghitungan manfaat opsional atau manfaat yang diharapkan ditaksir melalui pendekatan tidak langsung berdasarkan prospek peningkatan pendapatan sekitar 28 813 KK yang ada disekitar kawasan melalui kerjasama operasional proses pembangunan hutan tanaman mulai dari pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan kayu seluas 10 750 hektar per tahun. Berdasarkan pendekatan ini, maka nilainya akan terukur dari penerimaan upah tenaga kerja sebesar Rp4 960 000 per hektar per tahun. Nilai tersebut jika dihitung secara keseluruhan akan berjumlah sebesar Rp53.32 miliar per tahun. Manfaat Kebanggaan Bequest Values Manfaat kebanggaan dari ekosistem hutan tanaman industri dapat diukur dari keberadaan pemukiman masyarakat dan perkembangannya yang semakin pesat di sekitar areal kawasan hutan tanaman yang berfungsi sebagai bagian dari sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta Hankamrata. Penaksiran nilai manfaat tersebut dilakukan dengan pendekatan tidak langsung yang menggunakan metode biaya pengganti. Disamping nilai kebanggaan akan kemampuan menjaga fungsi-fungsi hutan yang tidak ternilai harganya. 207 Perhitungan untuk manfaat ini dilakukan, jika seandainya sistem Hankamrata harus didekati dengan pembuatan jalan penghubung antar desa, dusun dan talang untuk mempersatukan wilayah sejauh 233 km, dengan biaya sebesar Rp30 juta per km. Jika usia ekonomis jalan adalah 20 tahun, maka nilainya sebesar Rp349.5 juta per tahun. Manfaat Keberadaan Existence Values Menfaat keberadaan Hutan tanaman industri juga bisa ditaksir dengan fungsinya sebagai pelindung satwa penting dan dilindungi seperti harimau, gajah, rusa, dan beberapa jenis burung pemakan biji serta ayam hutan. Menurut Hardiyanto, dkk. 2005 kawasan hutan tanaman industri merupakan tempat yang kaya akan potensi flora dan fauna. Untuk itu keberadaan satwa ini perlu di lindungi dan dijaga dari kemusnahan. Pendekatan yang digunakan dalam peneilaian ini dilakukan dengan metode kontingensi contingent valuation method yang meliputi keinginan yang merujuk pada harga pasar dari pertanyaan eksplisit terhadap individu pada penilaian tempat dari asset lingkungan. Secara umum teknik pendekatan dilakukan dengan interview terhadap sejumlah kepala keluarga, dengan menanyakan keinginan dari mereka untuk membayar Willingness To Pay = WTP dalam mempertahankan asset lingkungan. Rata-rata WTP yang dikumpulkan dari sampel adalah sebesar Rp 12 ribu per tahun. Nilai manfaat keberadaan ini terukur dari Rp12 ribu dikalikan 28 813 KK yang berada disekitar kawasan hutan, sehingga nilainya akan berjumlah sebesar Rp345 756 000 per tahun. 208 Perhitungan nilai ekonomi hutan tanaman industri di atas secara jelas akan diperlihatkan dalam tabel 30 berikut ini. Tabel 30. Nilai Total Ekonomi HTI Pola Perusahaan MHP Berdasarkan Kategori Manfaat per tahun, tahun 2010 No. Kategori Manfaat Nilai Total Rp jutathn 1. 2. 3. 4. 5. Manfaat langsung Manfaat tak langsung Manfaat opsional Manfaat kebanggaan Manfaat keberadaan 240 147.86 1 724 667.11 53 320.00 349.50 345.76 Total Nilai Ekonomi 2 018 830.23 Berdasarkan angka pada tabel 30 terlihat bahwa nilai ekonomi total kawasan hutan tanaman Acacia mangium PT MHP per tahun adalah senilai 2.018 triliun lebih. Dari jumlah tersebut manfaat langsung yang diterima hanya sekitar Rp240 miliar lebih atau sekitar 11.9 saja, sedang porsi nilai terbesar adalah nilai manfaat tak langsung yaitu sebesar Rp 1.7 triliun lebih atau sekitar 85.43 sisanya sekitar 2.68 adalah manfaat opsional, manfaat kebanggaan, dan manfaat keberadaan yang hanya berjumlah sebesar Rp 54 miliar saja. Dari nilai di atas terlihat bahwa betapa pentingnya manfaat tidak langsung hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang nilainya begitu besar dan selama ini jarang di lihat sebagai nilai yang harus diperhitungkan, yang dampaknya dapat dirasakan langsung secara luas oleh masyarakat sekitar kawasan. Pertimbangan manfaat tidak langsung ini merupakan pertimbangan ekologis yang sangat berpengaruh secara keeluruhan terhadap produktivitas dan keberlanjutan pembangunan sebuah kawasan. 209

9.2. Pola Mengelola Hutan Bersama Masyarakat MHBM