Teknologi dan pengembangan pasar

100 disamping untuk penggunaan bahan baku kertas pulp, ternyata sifat kayunya bagian teras juga dapat dipakai untuk kayu pertukangan. Pada awalnya pemegang saham MHP adalah PT Inhutani V yang mewakili pemerintah dan PT Enim Musi Lestari EML. Dalam perusahaan patungan itu PT Inhutani V memiliki 84 000 saham bernilai Rp84 milyar 40, sedangkan EML memiliki 126 000 saham bernilai Rp126 milyar 60. Setelah perusahaan patungan tersebut disepakati dan disahkan oleh Menteri Kehakiman, maka selanjutnya PT. MHP membentuk susunan organisasi perusahaan. Sejak tahun 2004 kepemilikan saham PT. EML diambil alih oleh perusahaan jepang Marubeni. Saat ini proporsi kepemilikan saham PT. MHP adalah 40 di miliki oleh PT. Inhutani V dan 60 di miliki perusahaan Marubeni dari Jepang.

6.1.4. Teknologi dan pengembangan pasar

Salah satu keunggulan investasi di hutan tanaman industri adalah teknologi dan alih teknologi yang dapat diaplikasikan secara luas dibandingkan dengan hutan alam. Bahkan alih teknologi hutan yang beriklim sedang ke hutan tropis menunjukkan hasil yang baik dan menguntungkan. Berdasarkan alasan kemudahan alih teknologi inilah, pengembangan hutan tanaman industri lebih menjanjikan ketimbang hutan alam. Kendala-kendala fisik-biologis yang tadinya merupakan ancaman HTI satu persatu dapat diatasi oleh penemuan baru dari hasil riset dan pengembangan yang telah dilakukan secara terus menerus. Masalah serangan hama dan penyakit, gangguan kebakaran, dapat diatasi dengan mengaplikasikan pengalaman dari beberapa negara maju dan kemudian dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang 101 dihadapi di daerah tropis. Penanggulangan kebakaran di HTI MHP sudah diakui oleh badan intetnasional dianggap dan dinilai yang paling siap di Indonesia. Pengembangan pemuliaan pohon merupakan peluang yang sangat menjanjikan, meskipun membutuhkan waktu yang relatif lama. Penemuan dan peranan penelitian serta kemajuan teknologi pada semua proses penanaman, pemeliharaan dan pemanenan di hutan tanaman satu per satu dapat mengatasi kendala yang diharapkan meningkatkan produksi dan kelayakan investasi serta ekspansi. Hal ini telah diaplikasikan pada penanaman siklus daur kedua dari bibit dengan faktor genetis yang di perbaiki. Pasar hasil hutan saat ini memang sudah tersedia, namun masih harus di kembangkan lebih lanjut. Diversifikasi pasar adalah syarat utama untuk pengembangan pasar. Pasar dapat dibagi ke dalam pasar ekspor global, pasar domestik dan pasar lokal. Umumnya produk yang bernilai tinggi untuk ekspor, sedangkan yang bernilai sedang untuk pasar dalam negeri, dan yang bernilai rendah untuk pasar lokal. Karena hasil hutan merupakan komoditas alam, maka tidak semua produk dapat dipaksakan untuk produk yang bernilai tinggi, sehingga konsekuensinya pasar dalam negeri harus ada dan bahkan kadang menjadi syarat kelayakan usaha. Hasil hutan kayu secara tradisional sebagian untuk ekspor, terutama ketika produksi kayu bulat diameter besar dari hutan alam masih berlimpah. Hasil dari hutan alam ini kini dikurangi jatah tebangannya. Pada saat ini hutan tanaman industri mendapat peluang mengisi pasar ekspor hasil hutan tanaman berapa pulp, sedangkan ekspor kayu bulat HTI masih belum berjalan secar baik. 102 Situasi pasar hasil hutan saat ini mempunyai kecenderungan dimana jumlah produsen dan jumlah pembeli masih sedikit, hal ini dapat menciptakan peluang adanya produsen tunggal dan atau pembeli tunggal dan ada jarak yang jauh antara mereka satu sama lain maka persaingan pasar tidak terjadi. Kalaupun dapat terjadi transaksi, maka pasarnya lebih bersifat bilateral, dengan demikian harga yang terjadi tergantung negosiasi atau posisi tawar masing-masing. Permintaan akan hasil hutan kepada produsen HTI umumnya melalui derived demand yaitu permintaan yang terkait dengan adanya permintaan akan hasil olahan yang sudah punya pasar. Hasil hutan HTI PT. MHP tidak mengalami masalah dalam pemasaran karena dijual di pasar sendiri captive market, yaitu ke pabrik pulp PT. TEL yang dibangun berdasarkan adanya HTI yang telah dibangun dan cukup mampu memasok keperluan bahan bakunya. Integrasi antara hutan tanaman dengan industri pengolahannya adalah usaha pengamanan pasar bagi HTI sekaligus juga pengamanan bahan baku yang kontinyu bagi industri. Seperti disebutkan di atas bahwa prospek pasar sama pentingnya dengan upaya pelestarian dan besarnya sumber potensi hutan tanaman, sehingga tidak benar kalau pasar dituduh selalu menjadi penyebab kerusakan hutan. Pasar diperlukan lalu dikembangkan dan dikendalikan agar pasar seimbang dengan sumber, dimana produksi supply seimbang dengan permintaan demand. Sebelum investasi dilakukan telah dilakukan studi tentang pasar dan proyeksinya ke depan. Perkembangan pasar permintaan dapat diramalkan dengan beberapa indikator, diantaranya adalah daya beli tingkat pendapatan, selera, dan tren perkembangan teknologi. Pasar bahkan harus ikut di 103 pertimbangkan dalam pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam. Jenis Acacia mangium ternyata jenis yang mudah dipasarkan baik untuk pulp maupun untuk kayu pertukangan dan ini merupakan hasil pemilihan yang cukup kuat. Pasar hasil hutan tanaman kayu sebagian besar diterima pada industri pengolahan kayu, pertukangan dan bahan bangunan lainnya, sebagian lagi langsung dikonsumsi sebagai kayu bakar dan kayu untuk tiang, hal ini sangat penting untuk tujuan kesejahteraan masyarakat lokal. Industri pengolahan kayu, besar perannya dalam pemanfaatan hasil hutan yang dapat meningkatkan nilai tambah kayu, menciptakan lapangan kerja dan kelestarian industri dan hutannya. Industri pengolahan kayu seperti dua sisi mata uang, tidak ada industri kayu kalau tidak ada hutan. Investasi pada pabrik pengolahan kayu yang permanen biasanya memerlukan jaminan bahan baku jangka panjang dengan pasokan yang kontinyu. Hal ini sejalan dengan pengelolaan hutan yang lestari. Bila industri pabrik menginginkan kelangsungan bahan baku kayunya, maka industri akan memperhatikan, menjaga dan melestarikan hutan tanaman, dengan membiayai penanaman, pemeliharaan dan pemanfaatan. Sebaliknya, agar hutan dapat lestari maka diperlukan juga pelayanan jaminan kepada industri agar pabrik dapat hidup terus lestari dengan pasokan bahan baku dengan jumlah, kualitas dan harga yang dapat diterima. Kalau hubungan antara industri pengolahan kayu dan pengelolaan hutan tidak serasi bahkan tidak ada keseimbangan antara pasokan dan permintaan, maka yang akan terjadi adalah kegagalan bagi keduanya. Untuk mencapai keadaan seimbang diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik. Bila permintaan terlalu tinggi maka ada dua cara 104 menyeimbangkannya, yaitu menekan permintaan menutup pabrik-pabrik yang tidak efisien atau dengan meningkatkan pasokan dengan membangun hutan- hutan tanaman hutan alam tidak mungkin lagi ditingkatkan. Atau dari sisi lain, pasokan terlalu tinggi, misalkan hasil hutan tanaman terlalu tinggi, maka ada dua cara untuk menyeimbangkan juga yaitu pertama pasokan dikurangi dengan tidak menebang jatah tebang tahunan, dikurangi atau permintaan ditingkatkan dengan memberi insentif didirikannya lagi pabrik- pabrik pengolahan kayu dan pasar. Dalam jangka panjang harus sudah dimulai pengelolaan hutan berdasarkan kesesuaian lahan, membentuk unit-unit ekologis berdasarkan kaidah ekosistem yang mempunyai respon yang sama baik dalam produktivitas maupun jasa lingkungannya. Aspek ini tampak semakin penting belakangan ini terutama bila dikaitkan dengan desakan pihak lain untuk menyelenggarakan pembangunan hutan tanaman industri. Terlepas dari berbagai faktor yang berpengaruh mulai dari politik, sosial, ekonomi dan kelembagaannya, masalah ini dapat didekati dengan menyusun klasifikasi lahan yang baik, agar dapat dideliniasi dengan jelas kawasan-kawasan yang bisa ditolerir untuk hutan tanaman dan kawasan yang harus dilakukan pengelolaan hutan berbasis konservasi, sehingga kualitas lingkungan yang menjadi tanggung jawab hutan produksi dapat tetap dipertahankan.

6.1.5. Keuntungan Perusahaan