Biaya Tenaga Kerja Langsung
mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor, serta mengurangi ketergantungan terhadap beras dengan menurunkan konsumsi beras per kapita per
tahun. Oleh karena itu, harga tepung jagung diharapkan dapat bersaing dengan harga tepung terigu maupun tepung beras. Penentuan harga dapat dilakukan
dengan menghitung biaya produksi secara keseluruhan dan menentukan persentase keuntungan yang akan diraih.
Berdasarkan hasil optimasi dan studi kasus pada pabrik tepung jagung di UPT Pengolahan Jagung Terpadu di Grobogan, diketahuai bahwa rendemen
produk utama pada proses konvensional maupun enzimatis berkisar 60 dari jumlah jagung pipil yang digunakan sebagai bahan baku. Prakiraan rendemen
untuk kedua proses produksi tepung jagung disajikan pada Tabel 4.40
. Tabel 4.40 Prakiraan persentase dan bobot produk utama pada produksi tepung
jagung Proses Konvensional
Proses Enzimatis Persentase
Bobot kgth
Persentase Bobot
kgth Tepung Jagung
40 60000
54 81000
Menir Jagung 10
15000 6
9000 Beras jagung
10 15000
Ampok Jagung 30
45000 30
45000 Kulit Ari Jagung
0,5 750
0,5 750
Keterangan : Losses untuk kedua proses berkisar 9,5 Menir jagung adalah grits ukuran 2460 mesh
Beras jagung adalah grits ukuran +24 mesh Produk utama pada proses produksi tepung jagung secara konvensional
adalah tepung jagung, menir jagung, dan beras jagung, sedangkan pada proses enzimatis adalah tepung jagung dan menir jagung. Sementara itu, ampok jagung
dan kulit ari adalah produk samping dari kedua proses tersebut. Jumlah bobot produk utama proses produksi tepung jagung secara konvensional dan enzimatis,
yaitu 90 tonth Tabel 4.40. Penetapan harga tepung jagung dapat dilakukan dengan menghitung Harga Pokok Produksi HPP dari kedua proses produksi
dengan merujuk data pada Tabel 4.38 dan 4.39, serta Tabel 4.40. Mengingat pada proses produksi tepung jagung juga terdapat produk samping dengan persentase
30,5, maka pada perhitungan HPP juga akan memperhitungkan kontribusi dari penjualan produk samping tersebut. HPP setelah penyesuian tersebut selanjutnya
disebut HPP adjusted HPP adj. Besarnya kontribusi produk samping disajikan pada Tabel 4.41
. Tabel 4.41 Prakiraan kontribusi produk samping
Uraian Satuan
Nilai Produksi ampok
kgth 45000
Produksi kulit ari kgth
750 Bobot produk samping
kgth 45750
Asumsi harga produk samping Rpkg
3.500 Nilai penjualan
Rpth 160.125.000
Bobot produk utama kgth
90000 Kontribusi produk samping
Rpkgth 1.779
Dari Tabel 4.41 dapat dilihat bahwa dengan asumsi harga produk samping
Rp.3.500,- tiga ribu lima ratus rupiah per kg, maka diperoleh besarnya kontribusi produk samping terhadap harga pokok produksi adalah Rp. 1.779,-
seribu tujuh ratus tujuh puluh sembilan rupiah per kg produk utama. Rendahnya asumsi harga produk samping ampok dan kulit ari jagung tersebut disebabkan
karena penggunaannya hingga saat ini masih terbatas sebagai sumber protein dan lemak pada produksi pakan ternak. Tingginya kandungan dietary fiber pada
ampok dan kulit ari berpotensi untuk dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional, namun hingga saat ini belum diperdagangkan secara komersial Rose
et al
. 2009. Hasil perhitungan HPP dan HPP adj untuk proses konvensional disajikan masing-masing pada Tabel 4.42.
Tabel 4.42 Rincian biaya produksi, HPP, HPP adj, dan harga jual produk utama proses produksi tepung jagung secara konvensional
Biaya Produksi Rp.th
HPP Rp.kg
HPP adj Rp.kg
Harga Jual Rp.kg
Proses Konvensional 536.938.600
5.966 4.187
4.926
Harga jual dengan margin keuntungan 15 Dari Tabel 4.42 dapat dilihat bahwa nilai HPP setelah ditambahkan nilai
penjualan produk samping turun menjadi Rp. 4.187,- empat ribu seratus delapan puluh tujuh rupiah per kg. Dengan menetapkan margin keuntungan 15,
diperoleh harga jual produk utama masih di bawah Rp. 5.000,- lima ribu rupiah per kg. Harga tersebut lebih rendah daripada harga tepung terigu maupun tepung
beras yang ada di pasar yang berkisar Rp. 7.000,- tujuh ribu rupiah per kg, tetapi karena ukuran partikel tepungnya masih kasar dan kandungan lemaknya juga
masih tinggi, maka hingga saat ini belum bisa diterima luas di pasar, terutama untuk mensubstitusi penggunaan tepung terigu. Adapun hasil perhitungan HPP,
HPP adj
dan harga jual produk utama hasil proses produksi secara enzimatis disajikan pada Tabel 4.40
. Tabel 4.43
Rincian biaya produksi, HPP, HPP adj, dan harga jual produk utama proses produksi tepung jagung secara enzimatis
Lokal Kodok Hibrida P21
Lokal Kodok Hibrida P21
Biaya Produksi
Rpth HPP
Rpkg Biaya
Produksi Rpth
HPP Rpkg
HPP adj Rpkg
Harga Jual
Rpkg HPP adj
Rpkg Harga
Jual Rpkg
Dengan Sisteina
824.551.600 9.162
836.431.600 9.294
7.383 8.686
7.515 8.841
Tanpa Sisteina
600.415.600 6.671
616.255.600 6.847
4.892 5.756
5.068 5.963
Harga jual dengan margin keuntungan 15 Dari Tabel 4.43
dapat dilihat bahwa HPP adj produk utama hasil proses enzimatis dengan penambahan aktivator sisteina mencapai lebih dari Rp. 7.000,-
tujuh ribu rupiah per kg. Nilai tersebut lebih tinggi daripada HPP adj proses enzimatis tanpa penambahan aktivator sisteina. Hal tersebut karena mahalnya
harga sisteina. HPP dan HPP adj untuk bahan baku jagung lokal lebih rendah daripada HPP dan HPP adj untuk bahan baku jagung hibrida. Terjadinya
perbedaan tersebut sebagai akibat adanya perbedaan kekerasan biji jagung