Pengaturan Waktu pada Proses Konvensional dan Enzimatis

Menjawab tantangan tersebut bukan suatu hal yang mudah bagi pabrik pengolahan jagung. Hal tersebut disebabkan pabrik pengolahan jagung yang ada saat ini tidak didesain dari awal untuk menghasilkan tepung jagung sebagai produk utamanya. Akan tetapi, tepung jagung hanya merupakan produk samping dengan jumlah 10-12, sehingga harganya lebih rendah daripada produk utamanya yang berupa grits jagung dalam berbagai ukuran BPPT 2009. Di samping itu, terdapat kendala teknis, dimana biji jagung tidak dapat dihaluskan hingga mencapai ukuran tepung terigu apabila hanya dilakukan penggilingan secara mekanis. Hal tersebut, menuntut para pelaku usaha untuk mencari alternatif proses yang dapat mengatasi kendala teknis tersebut, walaupun dengan risiko terjadinya peningkatan biaya produksinya. Adanya optimisme bahwa peningkatan biaya investasi maupun biaya produksi dapat diimbangi oleh peningkatan harga jual tepung jagung dengan mutu yang lebih baik dan pangsa pasar yang lebih luas menjadikan peluang penggunaan alternatif proses produksi tepung jagung secara enzimatis menggunakan papain menjadi semakin terbuka lebar. Sebagai upaya untuk menekan biaya produksi pada proses produksi tepung jagung secara enzimatis tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan upaya efisiensi penggunaan energi listrik dengan tidak menggunakan pemanasan selama proses produksi. Di samping itu, untuk menekan biaya produksi, dalam tahap inkubasi dengan papain tidak dilakukan penggunaan aktivator sisteina yang harganya sangat mahal. Konsenkuensi dari kedua hal tersebut adalah proses produksinya menjadi lebih lama. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlanjutan proses produksinya dibutuhkan manajemen pengaturan jadwal produksi dengan cermat dan konsisten. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya investasi dan biaya produksi pada disertasi ini, digunakan rujukan peralatan pada pabrik tepung jagung yang ada di kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang berkapasitas 500 kg bahan baku per hari dalam 2 dua kali proses. Perhitungan biaya investasi dan biaya produksi dilakukan untuk kedua proses produksi tepung jagung baik konvensional maupun enzimatis menggunakan papain.

4.8.1 Prakiraan Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat usaha belum berproduksi seperti biaya lahan dan bangunan, mesin dan alat serta biaya instalasi alat-alat proses, uji coba produksi, dan pelatihan bagi tenaga teknis dan operator. Produksi tepung jagung secara enzimatis membutuhkan biaya investasi yang lebih besar daripada secara konvensional, masing-masing yaitu, Rp.299.500.000,- dan Rp.290.500.000,-. Rekapitulasi biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 4.30. Tabel 4.30 Rekapitulasi perbandingan biaya Investasi pabrik tepung jagung Uraian Investasi Konvensional Investasi Enzimatis Rp. Rp. Penyiapan Lahan 25.000.000 8,61 25.000.000 8,35 Bangunan dan Pekerjaan Sipil 100.000.000 34,42 100.000.000 33,39 Mesin dan Peralatan incl. PPn 145.500.000 50,09 154.500.000 51,59 Kegiatan Pembangunan 20.000.000 6,88 20.000.000 6,68 Jumlah 290.500.000 100,00 299.500.000 100,00 Dari Tabel 4.30 dapat dilihat bahwa besarnya biaya investasi untuk pabrik tepung jagung konvensional dan pabrik tepung jagung secara enzimatis relatif sama. Akan tetapi detail perincian biayanya berbeda, terutama pada biaya untuk pengadaan mesin dan peralatan. Pada pabrik konvensional terdapat 7 tujuh jenis peralatan utama, yaitu pneumatic conveyor, siever ayakan untuk sortasi, pretreatment tank , degerminator, hammer mill, disk mill, cyclone 2 unit dan panel kontrol peralatan. Sementara itu, pada pabrik tepung secara enzimatis terdapat 3 tiga jenis peralatan tambahan, yaitu bak inkubasi 2 unit, bak pencucian 6 unit, dan lemari es 1 unit. Di samping itu, jumlah cyclone juga ditambah dari 2 menjadi 4 unit untuk memenuhi target produksi supaya tetap mencapai kapasitas 500 kg bahan baku per hari. Terdapat 1 unit peralatan yang tidak digunakan lagi dalam proses enzimatis, yaitu hammer mill. Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitian bahwa penghalusan dengan disk mill sudah dapat menghasilkan tepung jagung dengan kehalusan 90 lolos ayakan 80 mesh. Adapun perincian biaya investasi untuk kedua proses produksi tepung jagung dapat dilihat pada Lampiran 13.

4.8.2 Prakiraan Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual Mulyadi 1998. Menurut Wijaya- Tunggal 1993, biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung biaya pokok produksi dan harga pokok produk jadi.

4.8.2.1 Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah barang sesuai dengan jumlah produksi yang direncanakan. Besarnya jumlah bahan baku yang diperkirakan berdasarkan pada rencana penjualan. Berdasarkan pada jenis dan jumlah bahan baku dapat dihitung jumlah biaya bahan baku dalam 1 satu tahun. Prakiraan biaya bahan baku selama 1 satu tahun sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga masing-masing bahan baku. Oleh karena itu, dalam penentuan harga bahan baku dilakukan dengan melihat tren kenaikan ataupun penurunan harga bahan baku pada periode tahun-tahun sebelumnya. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penentuan harga jagung pipil pada penentuan prakiraan biaya bahan baku didasarkan pada data-data terkini yang dihimpun dari berbagai sumber, terutama dari situs-situs on line perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli komoditi hasil pertanian, maupun harga pasar komoditas berjangka dunia CBOT Chicago Board of Trade. Hal tersebut supaya asumsi yang digunakan lebih mendekati keadaan sebenarnya di lapangan, sehingga bisa lebih operasional. Sebagai rujukan untuk harga jagung pipil kering adalah patokan harga yang dikeluarkan oleh UD Bahtera Niaga Sentoso BNS. BNS adalah perusahaan yang bergerak dibidang distributor dan suplaier jagung pipil kering dan perdagangan hasil pertanian dan peternakan yang berdomosili di Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah. Harga jagung pipil kering yang dikeluarkan BNS untuk pembelian bulan Maret 2013 disajikan pada Tabel 4.31. Tabel 4.31 Harga beli jagung pipil kering oleh BNS Maret 2013 Tanggal Harga Rp. Jogjakarta Surabaya Jakarta 1 2.800 2.900 3.000 2 2.850 2.950 3.100 4 2.850 2.800 3.050 5 2.800 2.850 3.050 6 2.800 2.850 3.000 7 2.850 2.900 3.100 8 2.800 2.850 3.000 9 2.850 2.900 3.100 11 2.850 2.900 3.100 12 2.900 2.900 3.200 13 2.900 2.800 na 14 2.900 2.900 na 15 2.900 2.950 na 16 2.900 2.950 na 18 2.900 2.950 na Rata-rata 2.857 2.890 3.070 Ket.: na Tidak dibuka harga pembelian untuk wilayah Jakarta Harga Beli BNS untuk Jagung Pipil Kering KA 17 Sumber : BNS 2013 Sementara itu, harga jagung di pasar berjangka komoditi internasional untuk pengiriman bulan Mei 2013 hingga Maret 2014 cenderung turun, dimana harga tertinggi adalah untuk pengiriman Mei 2013 Tabel 4.32. Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa harga rata-rata untuk kontrak pengiriman tahun 2013 Mei, Juli, September, dan Desember adalah US 6,129bushel atau setara dengan Rp. 2.412,9kg Diasumsikan 1 US = Rp. 10.000,-. Dengan mempertimbangkan harga jagung di pasar lokal di kota-kota besar di Pulau Jawa dan di pasar komoditas berjangka internasional, serta untuk menjamin keberlangsungan operasional produksi pabrik tepung jagung, maka ditetapkan harga pembelian jagung sebesar Rp. 2.939,-kg. Harga tersebut adalah harga rata-rata jagung di pasar lokal pada bulan Maret 2013. Pemilihan harga di pasar lokal didasarkan pada fakta harga jagung di pasar berjangka internasional relatif lebih rendah, walaupun setelah ditambahkan biaya transportasi tidak tertutup kemungkinan harganya menjadi sama dengan harga jagung di pasar lokal. Tabel 4.32 Harga jagung di pasar berjangka komoditas CBOT Harga Sen USbushel Kontrak Sebelumnya Pembukaan Tertinggi Terendah Penutupan Mei-13 683,2 674,4 685,6 673,2 681,6 Jul-13 650,0 643,0 652,4 639,6 646,6 Sep-13 580,2 571,0 572,6 571,0 573,0 Des-13 556,6 548,0 554,0 543,4 550,4 Mar-14 567,0 558,2 563,0 558,2 561,0 1 bushel = 25,401 kg Sumber : Agfax Media LLC, 2013 Dengan kapasitas produksi 500 kg jagung pipil per hari dalam satu hari berproduksi dua kali dengan kapasitas masing-masing 250 kg per batch, maka prakiraan biaya bahan baku selama 1 satu tahun adalah Rp. 440.850.000,- empat ratus empat puluh juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah. Di samping jagung pipil, pada proses produksi tepung jagung secara enzimatis, digunakan papain untuk menguraikan matriks protein. Harga papain di pasar sangat ditentukan oleh tingkat kemurnian dan aktivitasnya. Papain lokal pada umumnya masih berbentuk papain kasar crude papain. Papain lokal dengan aktivitas tinggi 2500 hingga 2700 Ug dijual pada harga berkisar Rp. 1.400.000,- per kg, sedangkan untuk aktivitas rendah 60-70 Ug dijual dengan harga Rp. 150.000,- per kg Maryoto 2013. Harga papain kasar yang dipublikasikan oleh salah satu produsen papain lokal adalah Rp. 300.000,- per kg Syahru 2012. Sementara itu, harga papain komersial produksi China dengan aktivitas 10000- 60000 USP Umg 1 FIP Umg ~ 10000 hingga 13000 USP Umg adalah USD 8,8-158 per kg FOB port Tianjin dengan pembayaran LC, western union, moneygram, Escrow paypal. Berdasarkan harga tersebut, maka harga untuk papain dengan aktivitas 900-1000 Ug adalah setara dengan 8,8 USDkg Beijing WB 2013. Dengan rasio jagung pipil dengan larutan papain 1:1 b : v, maka dibutuhkan 150 l larutan papain untuk inkubasi 150 kg grits jagung untuk satu batch . Kebutuhan papain dalam proses produksi ditunjukkan pada Tabel 4.33. Tabel 4.33 Rincian kebutuhan papain dalam proses produksi tepung jagung secara enzimatis dengan penambahan sisteina Varietas Kebutuhan Papain kghari kgth Rp.th Lokal Kodok 1,95 585 51.480.000 Hibrida P21 2,4 720 63.360.000 Waktu inkubasi selama 21 jam Dari Tabel 4.33 dapat dilihat bahwa pada lama waktu inkubasi yang sama, biaya pengadaan papain untuk jagung hibrida P21 lebih tinggi dibandingkan dengan untuk jagung lokal Kodok. Hal tersebut sebagai akibat adanya perbedaan kekerasan antara biji jagung hibrida P21 dengan jagung lokal Kodok.

4.8.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan produksi. Perhitungan upah tenaga kerja langsung ada yang didasarkan pada upah per unit produksi, upah per jam kerja, dan upah yang didasarkan pada banyaknya produk yang dihasilkan. Pada UPT pengolahan jagung terpadu di Grobogan, upah tenaga kerja langsung dihitung sebagai tenaga harian, namun dibayarkan secara periodik pada awal bulan berikutnya. Jumlah tenaga kerja langsung adalah 2 dua orang dengan upah per hari Rp. 40.000,- empat puluh ribu rupiah. Dengan asumsi pabrik beroperasi selama 25 hari dalam satu bulan, maka upah yang bayarkan adalah sebesar Rp. 1.000.000,- satu juta rupiah per bulan per orang. Jadi dalam 1 satu tahun biaya tenaga kerja langsung adalah Rp. 24.000.000,- dua puluh empat juta rupiah.