Protein pada Biji Jagung

selanjutnya dilakukan proses degerminasi dengan menggunakan peralatan penyosoh jagung ataupun dengan menggunakan polisher gabah. Proses penyosohan berlangsung berulang-ulang hingga diperoleh endosperma yang bersih. Jagung pecah flaking grits hasil degerminasi, selanjutnya direndam 1 satu malam sebelum pada keesokan harinya digiling dengan hammer mill maupun disk mill atau keduanya. Silo Utama Silo Sementara Timbangan otomatis Pembersih biji Pembersih biji dari kerikil Degerminator Plant Sifter Pemisah endosperm berdasar berat gravity Hammer Mills Silo Bahan Jadi Silo Penampungan Roller Mills Penyaringan Silo Bahan Jadi Plant Sifter Gambar 2.3 Skema produksi tepung jagung metode kering Wahyudi 2003. Tepung jagung hasil penggilingan ada yang langsung dijual sebagai bahan baku nasi jagung, ada juga yang dipisahkan ukurannya antara yang kasar dan halus dengan tujuan untuk memudahkan konsumen memilih ukuran tepung sesuai dengan peruntukkannya. Selama ini masyarakat menggunakan tepung jagung hanya untuk campuran nasi beras dan bahan campuran kue kering dan kue tradisional. Secara umum skema proses produksi tepung jagung pada skala kecil dan rumah tangga ditunjukkan pada Gambar 2.4. - Penimbangan - Pembersihan biji Perendaman Awal Degerminasi Perendaman Kedua Air Air Pengayakan Produk Penggilingan Jagung Pipil Kering Germ, Tip cap, Pericarp Grits Jagung Tepung Jagung Gambar 2.4 Skema produksi tepung jagung skala kecil BPPT 2009 2.7 Potensi Pemanfaatan dan Syarat Mutu Tepung Jagung Menurut Asosiasi Roti, Biskuit dan Mie Instan Arobim, telah terjadi peningkatan utilisasi pabrik mi instan hingga 10 dari kapasitas terpasangnya, sehingga dapat meningkatkan produksi mi instan dari 16,5 miliar bungkus tahun 2012 menjadi 18 miliar bungkus pada tahun 2013. Peningkatan tersebut ditopang oleh masih terus terjadinya tren konsumsi mi instan sebagai makanan alternatif pengganti nasi Arobim 2013. Terjadinya tren konsumsi mi instan dan banyaknya penelitian-penelitian tentang penggunaan tepung jagung untuk mensubstitusi penggunaan tepung terigu sebagai bahan baku mi Waniska et al. 2000; Juniawati 2003; Budiah 2004; Fitriani 2004; Rianto 2006; Muhandri dan Subarna 2009; Ekafitri 2009; BPPT 2010, pasta BPPT 2010, cookies Azman 2000; Suarni 2005; BPPT 2008; Suarni 2009; Marissa 2010; Mariana 2010 , biscuit Lopulalan 2008; BPPT 2009, bakery Mudjisihono 1994; Richana et al. 2010 maupun produk olahan pangan tradisional lainnya Fransiska 2010 menjadi daya dukung dan membuka peluang yang lebih luas penggunaan tepung jagung.