Spesifikasi Bahan Baku Desain Teknologi Proses Produksi Tepung Jagung secara Enzimatis

Dengan kapasitas produksi 500 kg jagung pipil per hari dalam satu hari berproduksi dua kali dengan kapasitas masing-masing 250 kg per batch, maka prakiraan biaya bahan baku selama 1 satu tahun adalah Rp. 440.850.000,- empat ratus empat puluh juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah. Di samping jagung pipil, pada proses produksi tepung jagung secara enzimatis, digunakan papain untuk menguraikan matriks protein. Harga papain di pasar sangat ditentukan oleh tingkat kemurnian dan aktivitasnya. Papain lokal pada umumnya masih berbentuk papain kasar crude papain. Papain lokal dengan aktivitas tinggi 2500 hingga 2700 Ug dijual pada harga berkisar Rp. 1.400.000,- per kg, sedangkan untuk aktivitas rendah 60-70 Ug dijual dengan harga Rp. 150.000,- per kg Maryoto 2013. Harga papain kasar yang dipublikasikan oleh salah satu produsen papain lokal adalah Rp. 300.000,- per kg Syahru 2012. Sementara itu, harga papain komersial produksi China dengan aktivitas 10000- 60000 USP Umg 1 FIP Umg ~ 10000 hingga 13000 USP Umg adalah USD 8,8-158 per kg FOB port Tianjin dengan pembayaran LC, western union, moneygram, Escrow paypal. Berdasarkan harga tersebut, maka harga untuk papain dengan aktivitas 900-1000 Ug adalah setara dengan 8,8 USDkg Beijing WB 2013. Dengan rasio jagung pipil dengan larutan papain 1:1 b : v, maka dibutuhkan 150 l larutan papain untuk inkubasi 150 kg grits jagung untuk satu batch . Kebutuhan papain dalam proses produksi ditunjukkan pada Tabel 4.33. Tabel 4.33 Rincian kebutuhan papain dalam proses produksi tepung jagung secara enzimatis dengan penambahan sisteina Varietas Kebutuhan Papain kghari kgth Rp.th Lokal Kodok 1,95 585 51.480.000 Hibrida P21 2,4 720 63.360.000 Waktu inkubasi selama 21 jam Dari Tabel 4.33 dapat dilihat bahwa pada lama waktu inkubasi yang sama, biaya pengadaan papain untuk jagung hibrida P21 lebih tinggi dibandingkan dengan untuk jagung lokal Kodok. Hal tersebut sebagai akibat adanya perbedaan kekerasan antara biji jagung hibrida P21 dengan jagung lokal Kodok.

4.8.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan produksi. Perhitungan upah tenaga kerja langsung ada yang didasarkan pada upah per unit produksi, upah per jam kerja, dan upah yang didasarkan pada banyaknya produk yang dihasilkan. Pada UPT pengolahan jagung terpadu di Grobogan, upah tenaga kerja langsung dihitung sebagai tenaga harian, namun dibayarkan secara periodik pada awal bulan berikutnya. Jumlah tenaga kerja langsung adalah 2 dua orang dengan upah per hari Rp. 40.000,- empat puluh ribu rupiah. Dengan asumsi pabrik beroperasi selama 25 hari dalam satu bulan, maka upah yang bayarkan adalah sebesar Rp. 1.000.000,- satu juta rupiah per bulan per orang. Jadi dalam 1 satu tahun biaya tenaga kerja langsung adalah Rp. 24.000.000,- dua puluh empat juta rupiah.

4.8.2.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya air, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya di luar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk menghitung biaya-biaya tersebut, perlu adanya penetapan dan perkiraan produksi dalam satu tahun. Perhitungan prakiraan biaya overhead didasarkan pada kapasitas produksi di UPT pengolahan jagung di Grobogan, yaitu 500 kg jagung pipil per hari. Prakiraan Biaya Bahan Penolong Pada proses produksi tepung jagung secara enzimatis, selain digunakan papain sebagai enzim proteolitik untuk menguraikan matriks protein, juga dibutuhkan bahan penolong berupa aktivator untuk meningkatkan aktivitas papain yang digunakan. Beberapa aktivator yang dapat digunakan diantaranya adalah asam askorbat, sisteina, natrium hidrogenbisulfit, dan natrium metabisulfit. Menurut Rachdiati 2006, dari beberapa aktivator tersebut, sisteina memberikan peningkatan aktivitas papain paling tinggi. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan sisteina sebagai aktivator papain. Sisteina yang digunakan sebagai aktivator pada penelitian ini adalah L- Cystein hidrokloric monohidrat . Penggunaan sisteina sebagai aktivator tersebut terbukti dapat meningkatkan aktivitas papain dari 587 Ug menjadi 709 Ug pada suhu ruang. Mahalnya harga sisteina perlu dijadikan pertimbangan dalam proses produksi tepung jagung secara enzimatis. Prakiraan jumlah kebutuhan sisteina disajikan pada Tabel 4.34. Tabel 4.34 Prakiraan kebutuhan sisteina Kebutuhan Sisteina kghari kgth Rpth 0,264 79,20 236.016.000 Penggunaan sisteina dalam produksi tepung jagung adalah sebesar 0,88 gl. Berdasarkan harga sisteina komersial yang publikasikan oleh Ajinomoto adalah 298 USkg. Dengan asumsi 1 USsatu USD = Rp. 10.000,- sepuluh ribu rupiah, maka harga sisteina adalah Rp. 2.980.000,- per kg Ajinomoto 2013, maka penggunaan sisteina dalam satu tahun adalah Rp. 236.016.000,- dua ratus tiga puluh enam juta enam belas ribu rupiah. Mahalnya biaya untuk pengadaan sisteina tersebut, sangat berpengaruh terhadap biaya produksi tepung jagung secara keseluruhan. Untuk itu, dalam perhitungan prakiraan proses produksi tepung jagung secara enzimatis dilakukan perhitungan dengan dua kondisi, yaitu dengan penambahan sisteina sebagai aktivator dan tanpa penggunaan sisteina. Konsekuensi dengan tidak menambahkan sisteina pada proses inkubasi dengan papain adalah naiknya konsentrasi papain yang digunakan dari 0,65 menjadi 0,8 untuk jagung lokal Kodok, dan naik dari 0,8 menjadi 1,0 untuk jagung hibrida P21 pada waktu inkubasi yang sama, yaitu 21 jam. Dengan demikian, prakiraan biaya pengadaan papain sebagai bahan baku utama juga menjadi naik Tabel 4.35.