Pengaruh Penambahan Papain Terhadap Kandungan Protein Grits
                                                                                Dari Gambar 4.9A dan 4.9B dapat dilihat bahwa pemenuhan persyaratan standar SNI tentang mutu tepung jagung, yaitu minimal 70 tepung jagung lolos
ayakan  80  mesh  tersebut  telah  terpenuhi  untuk  tepung  jagung  hasil  inkubasi selama  12  hingga  24  jam  pada  konsentrasi  papain  dari  0,5  hingga  1  untuk
jagung  lokal.  Sementara  itu,  untuk  jagung  hibrida  persyaratan  tersebut  baru terpenuhi setelah inkubasi selama 12 hingga 24 jam pada konsentrasi papain 1.
Terjadinya  perbedaan  tersebut,  membuktikan  adanya  perbedaan  kekerasan  grits jagung lokal dan hibrida.
Gambar  4.9  juga  memperlihatkan  terjadinya  kecenderungan  peningkatan persentase  tepung  jagung  yang  lolos  ayakan  ukuran  80  mesh  seiring  dengan
meningkatnya waktu inkubasi dan konsentrasi papain untuk kedua varietas. Hasil analisis  statistik  menunjukkan  bahwa  pengaruh  konsentrasi  papain  terhadap
persentase  tepung  yang  lolos  ayakan  ukuran  80  mesh  pada  berbagai  waktu inkubasi  untuk  kedua  varietas  adalah  signifikan  p-value0,05  dengan  korelasi
pearson
berkisar antara 95,6 hingga 99,3 untuk jagung lokal dan 98,2 hingga 99,6  untuk  jagung  hibrida.  Di  sisi  lain,  pengaruh  waktu  inkubasi  terhadap
persentase  tepung  yang  lolos  ayakan  ukuran  80  mesh  hanya  signifikan  pada konsentrasi  papain  0,5  untuk  jagung  lokal  korelasi  pearson  =  94,8,
sedangkan untuk jagung hibrida p-value untuk semua konsentrasi lebih besar 0,05. Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  peningkatan  konsentrasi  papain  lebih
berpengaruh  nyata  daripada  lama  waktu  inkubasi  terhadap  persentase  tepung jagung yang lolos ayakan 80 mesh.
Peningkatan  kehalusan  partikel  suatu  bahan  dapat  meningkatkan  luas permukaan spesifik bahan sehingga sangat membantu dalam mempercepat proses
pemanasan dan pemasakan, serta mempermudah proses pencampuran Syarif dan Nugroho  1992.  Dengan  demikian,  meningkatnya  kehalusan  ukuran  partikel
tepung  jagung  tidak  hanya  memudahkan  pencampuran  dengan  tepung  pangan lainnya,  tetapi  juga  dapat  berpengaruh  terhadap  sifat  fungsionalnya,  terutama
terhadap  proses  pemanasan  dan  pemasakannya.  Oleh  karena  itu,  pemanfaatan tepung  jagung  sebagai  bahan  pensubstitusi  penggunaan  tepung  terigu  maupun
tepung  pangan  lainnya  dalam  industri  pangan  dipengaruhi  oleh  kehalusan  dan keseragaman  ukuran  partikel  tepung  jagung  dan  tepung  pangan  yang  akan
disubstitusi.  Kehalusan  ukuran  partikel  tepung  jagung  tidak  hanya  dipengaruhi oleh  konsentrasi  ataupun  lama  waktu  inkubasi,  tetapi  juga  dipengaruhi  oleh
kekerasan grits jagungnya.  Hubungan antara kekerasan  grits jagung dengan sifat fungsional  tepung  jagung  yang  diukur  dari  persentase  partikel  jagung  yang  lolos
ayakan 100 mesh disajikan pada Gambar 4.10.
A
B Gambar 4.10.  Grafik  kekerasan  grits  jagung  lokal  Kodok  A  dan  grits  jagung
hibrida P21 B terhadap distribusi ukuran partikel tepung : ♦ +60
mesh, ■ 6080 mesh,
▲
80100 mesh
,
● 1000 mesh Dari  Gambar  4.10A  dan  4.10B  dapat  dilihat  bahwa  peningkatan
persentase  partikel  tepung  jagung  yang  lolos  ayakan  100  mesh  1000  mesh berbanding terbaik dengan jumlah partikel tepung jagung yang tidak lolos ayakan
60 mesh +60 mesh.  Di sisi lain,  persentase partikel tepung  yang lolos 60 mesh dan  tidak  lolos  80  mesh  6080  mesh  dan  persentase  partikel  tepung  yang  lolos
ayakan 80 mesh dan tidak lolos ayakan 100 mesh 80100 mesh  meningkat tipis seiring  dengan  meningkatnya  kekerasan  grits  jagung.  Hasil  tersebut
mengindikasikan  bahwa  meningkatnya  persentase  partikel  tepung  yang  lolos ayakan  100  mesh  adalah  berasal  dari  grits  jagung  yang  tidak  lolos  60  mesh.
Dengan  demikian,  kehalusan  ukuran  partikel  tepung  jagung  sangat  dipengaruhi oleh kekerasan grits jagung.
Dari  Gambar  4.10A  dan  4.10B  juga  dapat  dilihat  adanya  perpotongan garis  antara  persentase  tepung  yang  lolos  ayakan  100  mesh  dengan  yang  tidak
lolos ayakan 60 mesh, yaitu pada kekerasan grits 61,3 N untuk grits jagung lokal Kodok  dan  69,2  N  untuk  grits  jagung  hibrida  P21.  Titik  perpotongan  tersebut
diduga  sebagai  titik  mulai  terjadinya  penguraian  matriks  protein  pada  horny
y = 1,0702x - 23,468 R² = 0,8205
y = 0,2643x - 4,3635 R² = 0,7889
y = -1,4114x + 128,56 R² = 0,8726
20 40
60 80
100
20 30
40 50
60 70
Dis tr
ib u
si Uk
u ran
P ar
tik el
T ep
u n
g
Kekerasan Grits N
61,3 N
y = 1,191x - 40,542
R² = 0,7305
y = 0,2891x - 7,2328
R² = 0,8138
y = -1,5366x + 148,33
R² = 0,7637 20
40 60
80 100
30 40
50 60
70 80
Dis tr
ib u
si Uk
u ran
P ar
tik el
T ep
u n
g
Kekerasan Grits N
69,2 N
endosperm .  Hal  tersbut  menunjukkan  bahwa  perendaman  grits  jagung  tanpa
penambahan  papain  diperkirakan  hanya  mampu  menurunkan  kekerasan  grits hingga  batas  titik  tersebut.  Hal  tersebut  dapat  dikonfirmasi  dengan  Gambar  4.6,
bahwa  perendaman  grits  jagung  lokal  selama  12  dan  24  jam  tanpa  penambahan papain  menunjukkan  nilai  kekerasan  masing-masing  64,8  N  dan  63,2  N  lebih
besar dari 61,3 N. Namun demikian, pada perendaman hingga 24 jam kekerasan grits
turun  hingga  65,2  N  lebih  rendah dari  69,2N.  Lebih  rendahnya  kekerasan grits
jagung  hibrida  P21  tersebut  sebagai  konsekuensi  rendahnya  koefisien determinan  persamaan  regresi  pada  jagung  hibrida  P21  tersebut,  yaitu    73-76
dibandingkan  dengan  koefisien  determinan  pada  jagung  lokal  Kodok  yang mencapai 82-87.
Sementara itu, hubungan antara kandungan protein grits jagung dengan sifat fungsional  tepung  jagung  yang  diukur  dari  persentase  partikel  jagung  yang  lolos
ayakan 100 mesh disajikan pada Gambar 4.11.
A
B Gambar 4.11.   Grafik kandungan protein grits jagung lokal Kodok A dan grits
jagung hibrida P21B terhadap distribusi ukuran partikel tepung : ♦ +60 mesh, ■ 6080 mesh,
▲
80100 mesh
,
● 1000 mesh Dari Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa peningkatan kandungan protein grits
meningkatkan persentase partikel tepung jagung yang lolos ayakan 100 mesh dan menurunkan persentase partikel tepung jagung  yang tidak lolos ayakan 60 mesh.
y = 12,092x - 39,547 R² = 0,8002
y = 3,015x - 8,5053 R² = 0,7846
y = -15,877x + 149,36
R² = 0,8438 20
40 60
80 100
5,0 5,5
6,0 6,5
7,0 7,5
8,0
Dis tr
ib u
si Uk
u ran
P ar
tik el
T ep
u n
g
Protein Grits
6,75
y = 11,079x - 38,239 R² = 0,5067
y = 2,681x - 6,619 R² = 0,5611
y = -14,299x + 145,4 R² = 0,5302
20 40
60
80 100
4,0 5,0
6,0 7,0
8,0
Dis tr
ib u
si Uk
u ran
P ar
tik el
T ep
u n
g
Protein Grits
7,24
                                            
                