Pengaruh Penambahan Papain terhadap Sifat Visco Amilografi Tepung Jagung
menunjukkan sedikitnya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai kekerasan grits. Taksiran parameter model dirangkum pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Taksiran parameter model grits jagung lokal Kodok dan hibrida P21 Taksiran Parameter Model
Grits Lokal
Grits Hibrida
Koefisien determinan R-sq 86,74
78,73 Koefisien determinasi R-sqadj
82,01 71,13
Standard Error of Estimate S
2,207 2,950
Nilai F dan p-value untuk regresi linear 41,73 dan 0,000 25,37 dan 0,000
Nilai Fdan p-value untuk regresi square 1,30 dan 0,304
0,14 dan 0,867 Nilai F dan p-value untuk regresi interaksi
5,52 dan 0,034 0,77 dan 0,394
Pengujian kecukupan model dilakukan dengan analisis residual, yaitu memeriksa kenormalan residual, membuat grafik antara residual dengan hasil
taksiran respon, dan membuat grafik antara residual dengan order pengamatan. Grafik residual untuk grits jagung lokal dan hibrida disajikan pada Gambar
4.17A dan 4.17B.
5 4
3 2
1 -1
-2 -3
-4
99 95
90 80
70 60
50 40
30 20
10 5
1
Residual P
e r
s e
n
Mean -9,76996E-16
StDev 1,894
N 20
KS 0,117
P-Value 0.150
A
5,0 2,5
0,0 -2,5
-5,0 -7,5
99 95
90 80
70 60
50 40
30 20
10 5
1
Residual P
e r
s e
n
Mean 6,700196E-15
StDev 2,539
N 20
KS 0,129
P-Value 0.150
B Gambar 4.17 Grafik probabilitas kenormalan residual untuk grits jagung lokal
Kodok A dan grits jagung hibrida P21B
Dapat dilihat pada Gambar 4.17A dan 4.17B bahwa titik-titik residual pada kedua Gambar telah mendekati garis lurus. Oleh karena itu, secara grafis
dapat dikatakan bahwa kedua grafik telah mengikuti distribusi normal. Untuk memastikan kenormalan hasil regresi kedua varietas jagung tersebut, maka dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk jagung lokal hasil pengamatan adalah 0,117 dan
untuk jagung hibrida adalah 0,129, dengan p-value uji normal residual grafik untuk kedua gambar adalah melebihi 15. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov
yang diperoleh dari pengamatan adalah lebih kecil dari nilai statistik Kolmogorov- Smirnov dua arah dengan jumlah pengamatan N sebanyak 20 adalah 0,294. Oleh
karena itu, residual model regresi linear untuk kedua jenis jagung lokal maupun hibrida telah mengikuti distribusi normal.
W a
k tu
I n
k u
b a
s i
J a
m
1,0 0,9
0,8 0,7
0,6 24
23 22
21 20
19 18
17 16
15
– –
– –
– 21
21 24
24 27
27 30
30 33
33 36
36 Grits N
Kekerasan
30 - 33 N
Konsentrasi Papain
A
Konsentrasi Papain W
a k
tu I
n k
u b
a s
i J
a m
1,0 0,9
0,8 0,7
0,6 24
23 22
21 20
19 18
17 16
15
– –
– 40
40 44
44 48
48 52
52 Grits N
Kek erasan
44 - 48 N
B Gambar 4.18 Grafik kontur antara kekerasan grits lokal Kodok A dan hibrida
P21 B terhadap waktu inkubasi dan konsentrasi papain
Gambar grafik kontur kekerasan grits jagung lokal maupun hibrida terhadap waktu inkubasi dan konsentrasi enzim pada persamaan 4.1 dan 4.2 ditunjukkan
pada Gambar 4.18A dan 4.18B. Untuk memperkirakan area optimumnya, dapat dilakukan dengan memperhatikan data distribusi ukuran partikel dan
kekerasan grits yang telah dibahas sebelumnya. Nilai optimum variabel bebas untuk grits jagung lokal diperkirakan berada pada daerah berwarna hijau sedang
dengan rentang kekerasan 30 hingga 33 N, sedangkan untuk grits jagung hibrida pada daerah berwarna hijau sedang dengan rentang kekerasan grits 44 hingga
48N. Penentuan tersebut didasarkan pada target rendemen dan kehalusan partikel tepung yang dituju, yaitu rendemen minimal 90 lolos ayakan ukuran 60 mesh
dan kehalusan partikel tepung 90 lolos ayakan ukuran 80 mesh.
24 21
30 35
40
18 45
50
0,6 55
0,7 0,8
15 0,9
1,0
Kekerasan Grits N
Waktu Inkubasi Jam Konsentrasi Enzim
A
24 21
30 35
40 45
18 50
0,6 55
0,7 0,8
15 0,9
1,0
Kekerasan Grits N
Waktu Inkubasi Jam Konsentrasi Papain
B Gambar 4.19 Grafik permukaan antara kekerasan grits jagung lokal Kodok A
dan hibrida P21 B terhadap waktu inkubasi dan konsentrasi papain
Grafik permukaan kekerasan grits jagung lokal maupun hibrida terhadap waktu inkubasi dan konsentrasi papain disajikan pada Gambar 4.19A dan
4.19B. Dari Gambar 4.19A dapat dilihat bahwa kekerasan grits jagung lokal lebih sensitif terhadap meningkatnya konsentrasi papain dibandingkan kekerasan
grits
jagung hibrida. Di samping itu, juga dapat dilihat bahwa kekerasan grits jagung lokal setelah diinkubasi selalu lebih rendah daripada kekerasan grits
jagung hibrida pada kondisi proses yang sama. Hal tersebut, menunjukkan bahwa penurunan kekerasan grits jagung setelah diinkubasi bergantung pada kekerasan
biji jagung utuhnya.