Jumlah anggota keluarga ini mempengaruhi pengeluaran yang dikeluarkan dengan tingkat pendapatan tertentu. Pengeluaran yang dikeluarkan dapat berupa biaya
konsumsi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Penghasilan yang tergolong rendah dengan jumlah anggota keluarga yang banyak akan sangat berpengaruh pada
biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kapasitas rumah dalam rangka beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Gambaran mengenai
jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden dapat dilihat pada Gambar 11.
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 11 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memiliki jumlah anggota
keluarga terbanyak adalah 3-4 orang sebanyak 52. Hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut memiliki dua orang anak. Sedangkan responden dengan
jumlah anggota keluarga 1-2 yaitu sebanyak 28 menunjukkan bahwa ada responden yang belum memiliki anak, anaknya sudah berkeluarga dan tinggal
terpisah, anaknya sudah tidak menjadi tanggungan, dan atau memang hidup sendiri sebagai janda atau duda.
6.1.1.9 Jenis Bangunan
Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan adalah jenis bangunan. Jenis bangunan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bangunan permanen dan semi permanen. Bangunan permanen merupakan bangunan yang memiliki konstruksi
kokoh atau tembok. Sedangkan bangunan semi permanen adalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terbuat dari bambu, kayu, maupun bilik. Proporsi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.
1-2 orang 28
3-4 orang 52
5-6 orang 14
7-8 orang 4
≥9 orang 2
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 12 Karakteristik responden berdasarkan jenis bangunan Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 80 responden menghuni
tempat tinggal jenis bangunan permanen. Sedangkan sebanyak 20 responden menghuni tempat tinggal jenis bangunan semi permanen. Bangunan permanen
umumnya akan lebih tahan lama untuk menahan genangan banjir rob yang sering terjadi. Sedangkan bangunan semi permanen umumnya tidak tahan lama apabila
sering tergenang banjir.
6.1.1.10 Luas Rumah
Lokasi penelitian merupakan wilayah padat penduduk. Mayoritas penduduk tinggal di rumah yang berhimpitan dengan rumah lain, cenderung tidak
terlalu luas, dan bahkan dapat dikatakan terlalu kecil untuk jumlah anggota dalam keluarga tertentu. Responden umumnya tidak memiliki lahan untuk digunakan
sebagai pekarangan rumah. Proporsi luas rumah responden tersebut dapat dilihat pada Gambar 13.
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 13 Karakteristik responden berdasarkan luas rumah Mayoritas responden memiliki rumah tidak lebih luas dari 26 m
2
. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ekonomi. Selain itu, responden tersebut juga
merupakan pendatang yang menempati tanah milik negara dan tidak memiliki sertifikat tanah illegal sehingga luas rumahnya pun tidak terlalu luas. Luas
Permanen 80
Semi permanen
20
6-26 m
2
44
27-47 m
2
14 48-68 m
2
22 69-89 m
2
14 ≥90 m
2
6
rumah juga berpengaruh pada keinginan untuk melakukan pola adaptasi tertentu dikarenakan rumah yang luas umumnya memiliki barang berharga yang cukup
banyak sehingga dilakukan pola adaptasi untuk menghindari kerusakan dan kerugian akibat tergenang banjir rob.
6.1.1.11 Jarak Rumah ke Laut
Jarak rumah responden ke laut berpengaruh terhadap intensitas terkena intrusi air laut dan banjir rob. Semakin dekat jarak rumah dengan laut, maka
intensitas terkena intrusi air laut dan banjir rob akan semakin besar. Hal ini menyebabkan peluang responden untuk melakukan pola adaptasi juga cukup
besar. Jarak rumah responden ke laut cukup bervariasi dengan distribusi dari 5 m hingga 500 m. Perbandingan distribusi jarak rumah ke laut dapat dilihat pada
Gambar 14.
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 14 Karakteristik responden berdasarkan jarak rumah ke laut Berdasarkan penelitian, sebanyak 42 rumah responden berjarak ≤100
m dari laut. Beberapa responden bahkan ada yang tinggal tepat di belakang tanggul sehingga intensitas terkena banjir rob cukup sering. Umumnya responden
yang jarak rumahnya dekat ke laut sudah memiliki pola adaptasi tertentu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian akibat banjir rob. Responden yang
rumahnya berjarak 500 m ke laut umumnya juga terkena banjir rob. Meski jaraknya jauh dari laut namun keadaan tanah yang lebih rendah dibanding daerah
lain di sekitarnya, menyebabkan daerah tersebut tetap terkena banjir rob.
6.1.1.12 Penggunaan Sumur
Berdasarkan hasil penelitian, responden masih ada yang menggunakan sumur sebagai salah satu sumber air bersih yang digunakan. Namun air bersih
yang berasal dari air tanah ini umumnya hanya digunakan untuk keperluan
≤ 100 m 42
200 m 26
300 m 6
400 m 10
500 m 16