rincian RW 001, 013, 004, dan 006 masing-masing sebanyak 1 234 KK, 1 237 KK, 1 206 KK, dan 1 230 KK.
Tabel 5 Jumlah sarana pembangunan publik Kelurahan Kalibaru tahun 2015
No. Jenis sarana pembangunan
Jumlah unit 1.
Sarana Peribadatan a.
Masjid 21
b. Gereja
1 c.
Sarana LainnyaMusholla 58
d. Majelis Ta’lim
81 2.
Sarana Pendidikan a.
Taman Kanak-Kanak TK 9
b. Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah
27 c.
Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah
7 d.
Sekolah Menengah Atas SMA 2
3. Sarana Kesehatan
a. Pos Kesehatan
6 b.
RS Bersalin Bidan 6
c. Puskesmas
1 d.
Dokter Praktek 2
e. Posyandu
26 4.
Sarana Perekonomian a.
Pasar 1
b. TokoSwalayan
4 c.
Pabrik Industri 6
d. Industri Kecil RT
65 e.
Kaki Lima 625
f. Koperasi
14 g.
Warung 1 241
h. Bank
3
Sumber: Kelurahan Kalibaru 2015
5.2 Kondisi Lingkungan Daerah Penelitian
Permasalahan yang terjadi di RW 001, 013, 004, dan 006 Kelurahan Kalibaru diantaranya adalah pengelolaan sampah yang buruk, penyempitan dan
pendangkalan saluran air, intrusi air laut, dan banjir rob. Pengelolaan sampah yang buruk terjadi karena mayoritas masyarakat membuang sampah ke laut. Hal
ini dilakukan akibat tidak terjangkaunya akses truk sampah di daerah mereka. Akhirnya, tanggul laut yang sebenarnya berfungsi untuk menahan genangan banjir
rob justru menjadi tempat pembuangan sampah “raksasa”. Minimnya truk sampah yang ada menyebabkan masyarakat tidak memiliki pilihan selain membuang
sampah ke laut atau Kali Banglio yang bermuara ke laut. Selain itu, latar belakang
pendidikan yang tergolong rendah juga membuat pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan rendah sehingga mempengaruhi tingkat kepeduliannya.
Penyempitan dan pendangkalan saluran air terjadi akibat masyarakat yang membuang sampah dan limbah rumah tangga ke saluran tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan pendangkalan saluran air tersebut. Beberapa masyarakat juga menutup sebagian saluran air untuk pembangunan rumah mereka sehingga terjadi
penyempitan saluran air dari sebelumnya. Akibatnya, air hujan maupun air laut saat banjir rob yang seharusnya dapat melalui saluran tersebut menjadi terhambat
dan akhirnya menggenangi rumah masyarakat. Wilayah pesisir Kelurahan Kalibaru juga merupakan wilayah yang
mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih. Kondisi wilayah ini yang berada di muara antara Kali Banglio dan Laut Jawa menyebabkan kualitas air
tanah di wilayah ini menjadi asin payau akibat terintrusi air laut. Hal ini diperparah dengan masih minimnya akses pipa Perusahaan Daerah Air Minum
PDAM dalam mendistribusikan air. Selain akses yang minim, tingginya biaya pemasangan PDAM juga menjadi kendala bagi masyarakat dengan tingkat
ekonomi rendah. Maka dari itu, masyarakat beralih menggunakan air eceran dan air galon untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Meski kualitas air tanahnya
buruk, namun beberapa masyarakat masih tetap mempertahankan keberadaan sumur tersebut sebagai cadangan air untuk mengurangi pengeluaran terhadap air
bersih. Khusus di wilayah ini bencana banjir rob merupakan bencana dengan
intensitas kejadian yang cukup sering. Hal ini juga diperparah jika intensitas turunnya hujan cukup tinggi yang mengakibatkan air Kali Banglio meluap naik
dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat sekitar cukup tinggi. Permasalahan ini timbul karena ketinggian tempat yang rendah, topografi dataran landai, dan
sistem drainase yang belum baik. Kondisi ini menimbulkan genangan ketika permukaan tanah di wilayah yang terkena banjir lebih rendah saat naiknya air
pasang. Pemerintah dalam hal ini memberikan bantuan dalam pembangunan tanggul laut dan peninggian jalan yang bertujuan untuk mengurangi dampak
banjir rob. Pembangunan tanggul ini hanya dapat menghalangi banjir untuk sementara, namun tidak dapat mengatasi banjir rob yang terjadi.