Variabel yang Berpengaruh Signifikan

Berdasarkan Tabel 35 terlihat skor yang berbeda pada setiap program pemerintah. Skor ini menunjukkan nilai kesesuaian program berdasarkan penilaian masyarakat. Jika program diurutkan dari skor tertinggi sampai terendah, maka peringkat tertinggi untuk program mengurangi intrusi air laut adalah pembangunan RTH, sedangkan program untuk mengurangi banjir rob adalah tanggul laut. Hal ini menunjukkan bahwa dari keenam program tersebut, program yang paling sesuai dengan harapan masyarakat ialah pembangunan RTH dan tanggul laut. Masyarakat menilai bahwa program pembangunan RTH dapat menambah daerah resapan air hujan sehingga dapat mengurangi intrusi air laut. Adapun program tanggul laut dapat menghalangi banjir rob yang sering terjadi sehingga mengurangi intensitas banjir rob di wilayah mereka. Program pemerintah yang dilakukan dalam mengurangi dampak kenaikan muka air laut ini tentunya memerlukan partisipasi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 78 atau 34 responden dari 50 responden bersedia berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan muka air laut. Kemudian dari 34 responden tersebut, bentuk partisipasi yang bersedia responden berikan ialah sebanyak 23.5 responden bersedia iuran, 47.1 bersedia ikut terlibat bekerja, dan 29.4 bersedia iuran dan ikut terlibat bekerja. Alasan responden bersedia berpartisipasi karena berkeinginan wilayahnya terbebas dari intrusi air laut dan banjir rob yang menyebabkan berbagai kerugian bagi responden.

7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dijabarkan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. a. Karakteristik sosial ekonomi responden adalah mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, pendidikan sampai tingkat SD, pendatang, kepemilikan rumah milik sendiri, pekerjaan Kepala Keluarga KK buruh, pendapatan rumah tangga berkisar ≤Rp 1 800 000, lama tinggal 31-40 tahun, jumlah anggota keluarga 3-4 orang, jenis bangunan permanen, luas rumah 6-26 m 2 , jarak rumah ke laut ≤100 meter, dan tidak menggunakan sumur. b. Sebagian responden mengetahui istilah kenaikan muka air laut dan banjir rob. Sedangkan semua responden tidak mengetahui istilah intrusi air laut. Persepsi responden mengenai dampak intrusi air laut dan banjir rob adalah tercemarnya air tanah, terganggunya aktivitas, dan kesehatan masyarakat. c. Pola adaptasi responden terhadap intrusi air laut yaitu pembelian air galon isi ulang, berlangganan air PDAM, pembelian air eceran, dan pembelian air galon dalam kemasan. Adapun pola adaptasi responden terhadap banjir rob adalah dengan peninggian lantai dasar rumah, pembuatan tanggul, membeli lemari plastik, menambah jumlah lantai, menambah ketinggian peralatan rumah tangga, dan meninggikan jalan. 2. Total estimasi nilai kerugian ekonomi yang dialami masyarakat Kelurahan Kalibaruakibat intrusi air laut dan banjir rob periode Januari-Februari 2015 sebesar Rp 5 241 873 514.93. Total biaya pencegahan terhadap banjir rob yang dilakukan masyarakat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar Rp 43 237 768 783.96. 3. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh signifikan pada keputusan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap banjir rob yaitu variable jarak ke laut, status kependudukan, dan luas rumah. 4. Hasil analisis deskriptif dan nilai skala Likert, nilai kesesuaian tertinggi berdasarkan penilaian masyarakat adalah pada program pembangunan ruang terbuka hijau RTH dan pembuatan tanggul laut. Program pembangunan RTH untuk mengurangi intrusi air laut sedangkan program pembuatan tanggul laut adalah untuk mengurangi banjir rob.

7.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sebagai rekomendasi dalam pembuatan kebijakan dan program oleh pihak-pihak terkait dan pemerintah, yaitu: 1. Kerugian yang dialami masyarakat akibat intrusi air laut dan banjir rob sebaiknya dijadikan bahan pertimba ngan bagi masyarakat untuk tidak tinggal dalam jangka waktu yang lama di Kelurahan Kalibaru. Jika masyarakat ingin tetap tinggal di Kelurahan Kalibaru maka perlu dilakukan berbagai upaya adaptasi. 2. Perlunya penyediaan lebih banyak truk sampah di wilayah Kelurahan Kalibaru. Selain itu, perlu pengawasan terhadap masyarakat yang sudah tinggal di wilayah Kelurahan Kalibaru agar tidak memperluas lahannya secara illegal dan tidak melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan intensitas intrusi air laut dan banjir rob. 3. Perlunya penegakkan hukum terhadap masyarakat pendatang yang akan menetap atau mendirikan bangunan illegal di wilayah tanggul laut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah bangunan illegal yang ada di wilayah Kelurahan Kalibaru sehingga keberadaan tanggul laut dapat tetap terjaga. 4. Pemerintah harus merelokasi permukiman masyarakat yang tinggal secara illegal di Kelurahan Kalibaru. Kebijakan ini sebagai alternatef terakhir guna mengurangi kerugian yang dialami masyarakat dan pemerintah melalui biaya pencegahan yang dikeluarkan sebagai tindakan pencegahan terhadap banjir rob.