Pendapatan Rumah Tangga Responden

persepsi masing-masing mengenai kualitas air tanah yang terintrusi air laut serta penyebab terjadinya intrusi air laut. Pada penelitian ini, untuk mengetahui kualitas air tanah di Kelurahan Kalibaru telah terintrusi air laut atau belum digunakan indikator kualitas air tanah. Menurut Santoso 1994 dalam Ashriyanti 2011, tawar asinnya air tanah dapat diketahui secara langsung dengan mencicipi rasanya atau mengamati warnanya. Warna air yang payau atau asin biasanya memperlihatkan warna yang lebih keruh atau kekuningan dibandingkan warna air tawar terbaik bening. Kualitas air tanah yang terintrusi air laut di wilayah Kelurahan Kalibaru dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Persepsi responden mengenai kualitas air tanah di Kelurahan Kalibaru No. Kualitas air tanah Warna Rasa Persentase Kuning Bening AsinPayau Tawar 1 Baik -  -  38 2 Kurang baik I  - -  24 Kurang baik II -   - 3 Buruk  -  - 26 4 Tidak tahu - - - - 12 Sumber: Hasil Analisis Data 2015 Responden yang menyatakan bahwa kualitas air tanah mereka masih baik adalah yang memiliki warna bening dan rasa yang tawar sehingga masih tetap dapat digunakan untuk kebutuhan mandi dan sebagai cadangan air bersih ketika harga air sedang tinggi atau pasokan air tidak mengalir. Sedangkan responden yang menyatakan bahwa kualitas air tanah mereka kurang baik dikarenakan salah satu indikator telah menunjukkan bahwa intrusi air laut telah terjadi. Hal ini biasanya terjadi pada saat musim hujan. Pada saat musim hujan, air sumur yang terintrusi air laut bercampur dengan air hujan sehingga meski rasanya asinpayau namun memiliki warna kuning atau sebaliknya memiliki rasa tawar namun berwarna kuningkeruh. Adapun responden yang menyatakan bahwa kualitas air tanahnya buruk dikarenakan sudah tidak dapat digunakan lagi untuk kebutuhan apapun. Responden hanya menggunakannya untuk menyiram dan membersihkan kamar mandi. Hal ini disebabkan oleh warnanya yang kuning dan berasa asin. Responden yang menyatakan tidak tahu kualitas air tanah di wilayah tersebut dikarenakan sudah tidak menggunakan sumur sejak lama. Sebanyak 38 responden menyatakan bahwa kualitas air tanah di Kelurahan Kalibaru masih baik. Namun apabila responden yang menyatakan kualitas air tanah mereka kurang baik dan buruk digabungkan, maka mayoritas responden menganggap bahwa sudah terjadi intrusi air laut di wilayah mereka. Hal ini dikarenakan indikator kualitas air tanah kurang baik juga sudah mencerminkan telah terjadi intrusi air laut pada air tanah mereka. Intrusi air laut yang terjadi di Kelurahan Kalibaru mempengaruhi masyarakat terutama dalam hal biaya tambahan yang dikeluarkan masyarakat untuk mendapatkan alternatif pengganti sumber air bersih yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian, responden memiliki dua persepsi mengenai penyebab terjadinya intrusi air laut tersebut. Persepsi responden mengenai penyebab intrusi air laut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Persepsi responden mengenai penyebab intrusi air laut No. Penyebab intrusi air laut Jumlah responden Frekuensi Persentase 1 Kenaikan muka air laut 2 Dekat dengan laut 24 48 3 Musim kemarau 26 52 Jumlah 50 100 Sumber: Hasil Analisis Data 2015 Penyebab paling besar terjadinya intrusi air laut adalah terjadinya musim kemarau dengan persentase 52. Menurut Ashriyanti 2011, wilayah intrusi air laut batasnya tidak tetap, berfluktuasi bergantung musim. Pada musim kemarau, sebaran wilayah terintrusi air laut bergeser ke arah selatan semakin menjorok ke arah daratan, sedangkan pada musim hujan wilayah terintrusi air laut berkurang ke arah pantai. Adapun responden menganggap bahwa saat musim kemarau, air sumur mereka tidak terisi dengan air hujan sehingga terisi oleh air laut. Responden yang dekat dengan laut mengatakan bahwa posisi rumah mereka yang dekat dengan laut menyebabkan air sumur mereka terintrusi air laut. Kurangnya pengetahuan responden membuat faktor kenaikan muka air laut tidak menjadi pilihan responden sebagai penyebab intrusi air laut.

6.1.2.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Banjir Rob

Banjir rob menggenangi bagian daratan pantai atau tempat yang lebih rendah dengan muka air laut ketinggian banjir yang berbeda-beda. Letak wilayah Kelurahan Kalibaru yang berbatasan langsung dengan laut serta Kali Banglio yang bermuara ke laut memicu ancaman datangnya banjir rob. Jika periode pasang air laut sedang tinggi dan hujan deras terjadi, maka air dari Kali Banglio juga akan meluap ke daratan yang menyebabkan genangan banjir lebih besar. Masyarakat Kelurahan Kalibar u lebih sering menggunakan istilah kata “baratan” untuk menjelaskan terjadinya banjir rob. Istilah kata “baratan” ini berdasarkan musim arah bergeraknya angin, yaitu angin barat dan angin timur. Baratan terjadi pada bulan Desember-Februari yang merupakan bulan musim penghujan sehingga frekuensi banjir rob sangat besar karena disebabkan juga oleh air hujan. Pada saat baratan umumnya rob terjadi pagi hari sekitar jam 07.00 WIB dan mulai surut di siang hari. Musim timur terjadi pada saat musim kemarau yaitu bulan Juni-Juli. Rob saat musim timur umumnya terjadi pada malam hari. Pasang air laut tertinggi dalam bulan Januari 2015 terjadi awal bulan yaitu tanggal 4 dan 5 saat bulan purnama terjadi. Pasang air laut tertinggi dalam bulan Februari 2015 juga terjadi awal bulan yaitu tanggal 2 dan 3 saat bulan purnama terjadi Dishidros TNI AL 2015. Bulan purnama terjadi dimana posisi bulan-bumi-matahari berada pada satu garis lurus sehingga gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling memperkuat dan menghasilkan pasang air laut yang sangat tinggi. Responden dalam penelitian ini mempunyai pendapat masing- masing mengenai karakteristik banjir rob dan perubahan ketinggian genangan yang bervariasi. Hal ini terlihat dari ketinggian, frekuensi serta lama banjir yang tidak sama menurut setiap responden Tabel 11. Tabel 11 Persepsi responden mengenai karakteristik banjir rob periode Januari sampai Februari 2015 No. Karakteristik banjir rob Jumlah responden Frekuensi Persentase 1 Lama banjir rob jamhari a. ≤ 4 37 74 b. 4 x ≤ 10 7 14 c. 10 6 12 2 Frekuensi banjir rob haribulan a. ≤ 7 25 50 b. 7 x ≤ 14 14 28 c. 14 x ≤ 28 11 22 3 Tinggi banjir rob cm a. ≤ 10 26 52 b. 10 x ≤ 30 21 42 c. 30 3 6 Sumber: Hasil Analisis Data 2015