Status Kepemilikan Lahan Karakteristik Responden

dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kopi. Sebaran petani kopi menurut umur tanaman kopi tersaji pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran petani kopi menurut umur tanaman kopi di Kecamatan Air Hitam Lampung Barat 2015 Umur kopi tahun Petani Sertifikasi Persentase Petani Non sertifikasi Persentase 5-21 9 30,00 13 43,33 22-37 16 53,33 12 40,00 38-53 5 16,67 5 16,67 Jumlah 30 100 30 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang umur tanaman kopi responden adalah 5-53 tahun. Pada penelitian ini tidak ada petani yang memiliki tanaman yang belum menghasilkan TBM. Petani nonsertifikasi lebih banyak yang memiliki tanaman kopi yang berumur produktif 5-20 tahun yaitu sebesar 43,33 persen sedangkan petani sertifikasi sebesar 30 persen. Rentang umur tanaman kopi yang dominan adalah 22-37 tahun, untuk petani sertifikasi sebesar 53,33 persen sedangkan petani non sertifikasi 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tanaman kopi yang dimiliki petani sudah melewati umur produktif. Upaya yang dilakukan petani untuk meningkatkan produksi tanaman kopi yang sudah melebihi umur produktif adalah dengan melakukan penyambungan batang dan penyulaman tanaman kopi. Penyambungan batang dilakukan untuk meregenerasi tanaman kopi yang sudah tua sehingga produksi tanaman kopi yang sudah tua dapat lebih baik. Selain melakukan penyambungan batang, petani kopi juga melakukan penyulaman tanaman kopi yang sudah mati.

8. Tanaman Naungan dan Tumpangsari

Kopi merupakan tanaman tahunan sehingga penerimaan dari kopi juga bersifat tahunan. Oleh karena itu, petani melakukan usahatani kopi dengan sistem tumpangsari dan tanaman naungan. Sistem penanaman tumpangsari dilakukan dengan tujuan untuk menambah pendapatan petani sehari-hari karena umur tanaman tumpangsari bersifat musiman. Kopi merupakan tanaman yang tidak membutuhkah penyinaran matahari yang banyak, sehingga penanaman kopi biasa dilakukan dengan tanaman naungan. Tanaman naungan selain berfungsi untuk menaungi kopi juga dapat memberi tambahan pendapatan dari hasil panen tanaman naungan berupa buah atau kayu. Rata-rata jumlah tanaman tumpangsari dan tanaman naungan petani kopi tersaji pada Tabel 17. Tabel 17. Rata-rata jumlah tanaman naungan dan tumpangsari petani kopi di Kecamatan Air Hitam Lampung Barat 2015 Jenis Tanaman Petani Sertifikasi Petani Nonsertifikasi Per usahatani 1,04 ha Per 1 ha Per usahatani 1,01 ha Per 1 ha Lada 73 70 53 53 Cabe 70 67 30 29 Pisang 156 150 154 153 Jumlah 299 287 237 235 Tanaman Kayu 125 120 36 36 Tanaman Buah 6 6 3 3 Jumlah 131 126 39 39 Berdasarkan Tabel 17 jenis tanaman tumpangsari yang paling dominan di daerah penelitian yaitu pisang. Lada dan cabai juga menjadi tanaman yang sering ditumpangsarikan dengan tanaman kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tanaman tumpangsari yang ditanam petani sertifikasi lebih banyak dibandingkan petani nonsertifikasi. Petani sertifikasi rata-rata menanam 287