Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan Input Produksi dan Biaya Usahatani

pengangkutan input, biaya panen dan pascapanen, biaya plastik, iuran kelompok, pajak serta sewa lahan tunai. Rata-rata biaya tunai pada usahatani kopi disajikan dalam Tabel 21. Tabel 21. Rata-rata biaya tunai usahatani kopi di Kecamatan Air Hitam Lampung Barat 2015 Biaya Tunai Rp Petani sertifikasi Petani nonsertifikasi Per 1,04 ha Per 1 ha Per 1,01 ha Per 1 ha Bibit sulaman 66.477,78 63.920,94 60.140,45 59.545,00 Pupuk organik 393.916,59 378.765,96 69.333,33 68.646,86 Pupuk kimia 260.600,00 250.576,92 771.316,67 763.679,87 Pestisida dan Herbisida 182.166,67 175.160,26 424.922,22 420.715,07 TKLK 2.236.777,78 2.150.747,86 1.910.583,33 1.891.666,67 Plastik 4.794,44 4.610,04 8.838,89 8.751,38 Panen dan Pascapanen 587.144,44 564.561,97 631.947,22 625.690,32 Pajak 22.908,33 22.027,24 25.284,67 25.034,32 Iuran kelompok 84.666,67 81.410,26 2.000,00 1.980,20 Sewa lahan 422.188,89 405.950,85 1.069.413,89 1.058.826,63 Total biaya tunai 4.261.641,59 4.097.732,30 4.973.780,67 4.924.535,32 Berdasarkan Tabel 21 rata-rata biaya tunai yang dikeluakan petani sertifikasi lebih redah dari petani nonsertifikasi. Pengeluran biaya tunai untuk petani sertifikasi yaitu sebesar Rp 4.097.732,30ha sedangkan untuk petani nonsertifikasi sebesar Rp 4.924.535,32ha. Petani nonsertifikasi mengeluarkan biaya tunai lebih besar dikarenkan biaya input seperti pupuk dan pestisida kimia yang dikeluarkan petani nonsertifikasi lebih tinggi dari petani sertifikasi. Selain itu biaya sewa lahan yang dikeluarkan petani nonsertifikasi lebih besar dikarenakan usahatani kopi dilakukan dengan sistem bagi hasil sehingga biaya sewa lahan dihitung berdasarkan hasil panen kopi. Petani nonsertifikasi yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil berjumlah 16,67 persen sedangkan petani sertifikasi sebesar 6,67 persen. Biaya yang berhubungan dengan jumlah produksi kopi yaitu biaya panen dan pascapanen seperti biaya pengangkutan panen, pengangkutan pemasaran dan karung. Petani sertifikasi mengeluarkan biaya panen dan pascapanen lebih rendah dari petani nonsertifikasi. Biaya panen dan pascapanen yang dikeluarkan petani nonsertifikasi lebih tinggi dari petani sertifikasi dikarenakan rata-rata produksi kopi petani nonsertifikasi lebih baik dari petani sertifikasi. Biaya diperhitungkan merupakan biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan petani, namun tetap diperhitungkan untuk melihat pendapatan yang benar-benar diterima petani. Biaya diperhitungkan meliputi biaya tenaga kerja TKDK, sewa lahan serta biaya bibit dan pupuk. Rata-rata biaya diperhitungkan pada usahatani kopi di Kecamatan Air Hitam disajikan dalam Tabel 22. Tabel 22. Rata-rata biaya diperhitungkan pada usahatani kopi di Kecamatan Air Hitam Lampung Barat 2015 Biaya diperhitungkan Rp Petani sertifikasi Petani nonsertifikasi Per 1,04 ha per 1 ha Per 1,01 ha Per 1 ha Bibit dan Pupuk organik 179.818,78 172.902,67 84.227,78 83.393,84 TKDK 2.819.222,22 2.710.790,60 3.389.472,22 3.355.913,09 Sewa lahan 2.290.000,00 2.201.923,08 1.940.000,00 1.920.792,08 Total Biaya diperhitungkan 5.289.041,00 5.085.616,35 5.413.700,00 5.360.099,01 Tabel 22 menunjukkan bahwa rata-rata biaya diperhitungkan yang dikeluarkan petani nonsertifikasi lebih tinggi dari petani sertifikasi. Biaya sewa lahan diperhitungkan petani sertifikasi lebih besar dikarenakan 96,67 persen lahan petani sertifikasi adalah hak milik sedangkan petani nonsertifikasi yang memiliki lahan hak milik hanya 80 persen. Biaya diperhitungkan petani nonsertifikasi lebih besar juga dikarenakan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga petani