Metode Analisis Manfaat Sosial

Lanjutan Tabel 7. No Indikator Skor 14 15 16 Kebebasan berkumpul dan berorganisasi Lembaga atau organisasi apa saja yang diikuti petani Keaktifan petani dalam kegiatan dan perkumpulan organisasi yang diikuti Keaktifan petani dalam mengikuti penyuluhan oleh penyuluhtokoh desaperusahaan 1 Tidak mengikuti organisasi 2 Hanya mengikuti kelompok tani 3Mengikuti kelompok tani dan kelompok atau organisasi lainnya yang ada di desa arisan, pengajian, dan lain sebagainya. 1 Tidak aktif tidak pernah hadir 2 Cukup aktifkadang-kadang hadir 3 Aktifselalu hadir 1 Tidak pernah 2 Kadang-kadang 3 Selalu mengikuti 17 18 Kesetaraan Gender dan tidak bertindak diskriminati Pemilihan pekerja didasarkan pada jenis kelamin gender Perbandingan jumlah pekerja pria dan wanita 1 Iya selalu 2 Kadang-kadang 3 Tidak pernah 1 Tidak ada pekerja wanita, semua pekerja pria 2 Penggunaan pekerja wanita dibatasi, lebih banyak pekerja pria 3 Jumlah pekerja pria dan wanita berimbangtidak dibatasi Ketentuan skor penilaian adalah sebagai berikut: 1 Skor 1 bila pernyataan tidak sesuai dengan indikator 2 Skor 2 bila pernyataan kurang sesuai dengan indikator 3 Skor 3 bila pernyataan sesuai dengan indikator Metode analisis data yang digunakan pada tujuan ketiga ini sama dengan metode yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua yaitu uji Mann-Whitney. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji Hipotesis 3 dalam penelitian. Jika rata-rata skor praktik budidaya kopi yang berkelanjutan sosial petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka program sertifikasi memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata manfaat sosial yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi tidak berbeda. H1 : μ1 μ2 artinya rata-rata manfaat sosial yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi.

4. Metode Analisis Manfaat Sertifikasi Terhadap keberlanjutan Usahatani

Kopi Penilaian manfaat ekonomi, manfaat lingkungan dan manfaat sosial kemudian dibandingkan untuk melihat keberlanjutan usahatani kopi yang dilakukan petani sertifikasi maupun petani nonsertifikasi. Hasil skor penilaian manfaat ekonomi, lingkungan dan manfaat sosial diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat keberlanjutan kopi secara ekonomi, lingkungan dan secara sosial. Keberlanjutan kopi secara ekonomi, lingkungan dan sosial dihitung dengan indeks keberlanjutan. Indeks keberlanjutan mencerminkan tingkat keberlanjutan masing-masing petani. Pengukuran indeks keberlanjutan dihitung dengan rumus sebagai berikut: = 100 …………………………...12 Hasil persentase indeks keberlanjutan diklasifikasikan menurut Thamrin et al. 2007 yang mana status keberlanjutan terbagi menjadi empat kategori yaitu nilai indeks 0-25 persen berarti tidak keberlanjutan buruk, nilai indeks 25,1-50 persen berarti kurang berkelanjutan kurang, nilai indeks 50,1-75 persen berarti cukup berkelanjutan cukup dan nilai indeks 75-100 persen yang berarti berkelanjutan baik. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan indeks keberlanjutan multidimensi ekonomi, lingkungan dan sosial petani sertifikasi dan nonsertifikasi maka dilakukan uji beda t. Uji beda t dilakukan untuk menguji Hipotesis 4 dalam penelitian. Jika rata-rata nilai indeks keberlanjutan multidimensi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka terdapat manfaat program sertifikasi bagi keberlanjutan usahatani kopi organik. Jika rata-rata indeks keberlanjutan usahatani petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka program sertifikasi telah memberikan manfaat bagi keberlanjutan usahatani kopi organik. Uji beda t menggunakan Persamaan 2 dengan hipotesis: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata indeks keberlanjutan petani sertifikasi sama dengan petani nonsertifikasi. H1 : μ1 μ2 artinya rata-rata indeks keberlanjutan petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Kabupaten Lampung Barat

Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat dibentuk pada tanggal 16 Agustus 1991 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 yang berasal dari pemekaran Kabupaten Lampung Utara. Wilayah Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah perbukitan punggung Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 50-1000 mdpl. Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak pada koordinat 4 o ,47,16- 5 o ,56,42 lintang selatan dan 103 o ,35,08-104 o ,33,51 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah:  Sebelah utara berbatasan dengan Kab. Kaur Provinsi Bengkulu,  Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Teluk Semangka,  Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia,  Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus. Luas wilayah yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat setelah pemekaran dengan Kabupaten Pesisir Barat adalah ± 3.368,14 km setara dengan 10,6 luas wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat terdiri dari 131 pekon dan 5