Kecamatan Air Hitam GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Suka Damai, dan Sumber Alam. Budidaya kopi yang dilakukan petani di Pekon Gunung Terang umumnya dilakukan dengan sistem tumpang sari. Jenis tanaman yang sering ditumpang sarikan dengan kopi yaitu pisang, lada dan cabai. Tabel 9. Luas areal tanaman perkebunan ha per pekon di Kecamatan Air Hitam Tahun 2013 No Pekon Luas Lahan ha Cengkeh Lada Kopi 1 Sidodadi 20 5 195 2 Semarang Jaya 8 300 3 Sumber Alam 5 350 4 Gunung Terang 10 5 344 5 Suka Jadi 20 5 646 6 Suka Damai 20 5 350 7 Manggarai 25 5 100 8 Rigis Jaya 25 7 600 9 Sinar Jaya 10 5 150 10 Sri Menanti 10 7 400 Jumlah 153 44 3.435 Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat 2014b Jenis tanaman perkebunan yang paling dominan di Kecamatan Air Hitam yaitu kopi, lada dan cengkeh, sedangkan tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa, kelapa hibrida dan kakao tidak dibudidayakan petani secara khusus. Tanaman kelapa dan kakao biasa ditanam petani di pekarangan rumah dan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Kecamatan Air Hitam merupakan kecamatan dengan produktivitas kopi tertinggi ketiga setelah Kecamatan Sukau dan Sekincau. Produktivitas kopi di Kabupaten Lampung Barat tepatnya kecamatan Air Hitam cenderung menurun, karena adanya pengaruh cuaca yang ekstrim saat pembungaan. Berdasarkan Tabel 3 produksi kopi pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan yang drastis. Penurunan produksi kopi ini disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung yaitu hujan yang terus-menerus saat musim pembungaan kopi. Intensitas hujan yang tinggi saat pembungaan menyebabkan bunga-bunga kopi menjadi rontok dan gagal menjadi buah kopi. Kegagalan pada fase pembungaan ini menyebabkan pada penurunan produksi buah kopi.

C. Sertifikasi INOFICE

Lembaga Sertifikasi Organik INOFICE Indonesian organic farm certification merupakan salah satu lembaga sertifikasi organik di Indonesia yang telah mendapat verifikasi dari Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Organik OKPO Indonesia, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Departemen Pertanian pada tanggal 26 November 2007 dengan nomor verifikasi OKPO-LS-003. LSO INOFICE berkedudukan di Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor. LSO INOFICE memiliki kewenangan untuk mensertifikasi pelaku usaha organik setelah melalui proses penilaian kesesuaian conformity assessment. INOFICE mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional KAN pada tanggal 5 November 2008 dengan nomor akreditasi LSPO-003-IDN. Standar yang digunakan INOFICE dalam melaksanakan sertifikasi organik adalah SNI 6729:2013 sistem pertanian organik yang merupakan adopsi dari codex principles for food import and export inspection and certification CACGL 20-1995. Sertifikasi dari INOFICE diberikan pada petani, produsen, pedagang, koperasi, perkebunan besar dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pertanian organik baik di dalam maupun luar negeri. Sertifikasi organik dari INOFICE diberikan pada pelaku usaha atau produsen pangan organik yang telah menerapkan secara konsisten tata cara budidaya dan pengolahan pangan organik sesuai dengan SNI 6729:2013. Persyaratan bagi pelaku usaha yang ingin mengajukan sertifikasi antara lain memenuhi syarat utama yaitu memenuhi aturan sistem pertanian organik sesuai SNI dimana untuk tanaman semusim yaitu 2 tahun sebelum tebar benih dan untuk tanaman tahunan yaitu 3 tahun sebelum panen pertama, serta melengkapi syarat-syarat administrasi yang meliputi adanya status hukum dari usaha, mengisi formulir permohonan sertifikasi dan bersedia membayar biaya yang berkaitan dengan sertifikasi. Pelaku usaha atau petani yang telah memenuhi persyaratan kemudian dibuatkan perjanjian kontrak oleh INOFICE, proses sertifikasi dimulai ketika kontrak sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Proses sertifikasi meliputi inspeksi awal, keputusan pemberian sertifikat, survailen terjadwal, dan survailen tidak terjadwal. 1. Inspeksi awal Inspeksi awal merupakan kegiatan penyelidikan dan pengecekan apakah ruang lingkup usaha yang dilakukan telah sesuai dengan SNI 6729:2013 sistem pertanian organik, pengecekan ini dilakukan dengan menguji produk, proses atau aktivitas budidaya dan pengolahan. Pelaksanaan inspeksi meliputi wawancara, inspeksi fisik yaitu peninjauan lahan dan cara budidaya, inspeksi administrasi dokumen serta pengambilan sampel untuk dianalisis oleh tim inspektor. Jika saat inspeksi ditemukan ketidaksesuaian maka pelaku usaha organik harus melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu 3 bulan. 2. Keputusan pemberian sertifikat Pemberian sertifikasi diputuskan melalui siding komisi sertifikasi oleh INOFICE. Dalam siding sertifikasi disampaikan laporan hasil inspeksi berupa ‘Risalah sida ng komisi sertifikasi’ yang berisi penetapan untuk memberikan atau tidak memberikan sertifikasi pada pelaku usaha organik. Sertifikat pangan organik dari INOFICE berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan tidak bisa dialihkan ke pelaku usaha organik lainnya. Pelaku usaha organik juga dapat menggunakan logo produk organik. 3. Survailen terjadwal Survailen terjadwal dilakukan oleh INOFICE pada pelaku usaha yang mendapat sertifikasi untuk memastikan dan menjamin bahwa pelaku usaha organik selalu menjaga kompetensinya sesuai dengan kriteria sertifikasi INOFICE. Survailen terjadwal dilakukan minimum 1 satu kali dalam setahun. 4. Survailen tidak terjadwal Survailen tidak terjadwal dilakukan oleh INOFICE jika terdapat pengaduan tertulis dari klien pelaku usaha organik atau konsumen yang meragukan kompetensi pelaku usaha organik, perubahan penting yang mempengaruhi sistem dan produksi pangan organik misal perubahan teknik budidaya atau perubahan kepemilikan, indikasi bahwa pelaku usaha organik tidak lagi memenuh kriteria sertifikasi INOFICE dan memenuhi persyaratan Komiten Akreditasi Nasional yaitu bila yang telah disertifikasi INOFICE lebih dari 20 pelaku usaha. Sertifikasi organik yang diterima Gapoktan Hulu Hilir meliputi 31,3 ha lahan yang dimiliki 30 petani. Sertifikasi ini diberikan sejak tanggal 5 Oktober 2012