Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Usahatani Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia baik oleh rakyat maupun perkebunan besar. Tanaman kopi mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1969. Menurut Karo 2009 produsen kopi umumnya berasal dari negara –negara tropis yang terletak di antara 20 o LU dan 20 o LS yang merupakan zona optimal pertumbuhan kopi. Wilayah Indonesia memiliki potensi yang sangat baik untuk pengembangan tanaman kopi karena didukung oleh letak geografis Indonesia yang berada di antara 5 o LU dan 10 o LS. Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang tidak menyukai sinar matahari secara langsung namun tanaman ini menghendaki sinar matahari secara teratur. Pengaturan penyinaran tanaman kopi biasanya dilakukan dengan penanaman tanaman penaung sebagai pelindung tanaman kopi. Budidaya tanaman kopi umumnya dilakukan dengan sistem tumpang sari dengan tanaman semusim seperti sayuran dan buah-buahan. Tujuan penanaman tanaman tumpang sari dan tanaman penaung ini adalah untuk menambah pendapatan bagi petani kopi sementara menunggu tanaman kopi menghasilkan. Menurut Najiyati dan Danarti 2004 tanaman kopi yang dirawat dengan baik biasanya mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Kopi robusta sudah mulai berproduksi pada umur 2,5 tahun dengan umur ekonomis dapat mencapai 15 tahun, sedangkan kopi arabika mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Tingkat produksi kopi sangat dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaan, seperti pemupukan, pemberantasan hama penyakit dan pemilihan bibit. Biaya dalam usahatani kopi terdiri dari biaya investasi dan operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani sebelum tanaman kopi menghasilkan. Biaya investasi meliputi biaya untuk mendapatkan lahan dan pembukaan lahan, biaya memperoleh peralatan dan input produksi bibit tanaman kopi, naungan, dan pencampur, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tanaman kopi setelah menghasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Prasmatiwi, Irham, Suryantini dan Jamhari 2010 menunjukkan bahwa petani mengeluarkan biaya usahatani kopi paling tinggi pada tahun pertama untuk biaya lahan dan peralatan. Pada tahun kedua biaya yang dikeluarkan petani merupakan yang terendah kemudian biaya yang dikeluarkan petani meningkat kembali pada tahun ketiga dan keempat. Pada tahun pertama dan kedua tanaman kopi belum memberikan manfaat karena belum berproduksi. Manfaat tanaman kopi mulai terasa pada tahun ke-3 saat tanaman kopi sudah menghasilkan. Besar kecilnya manfaat yang diperoleh petani dipengaruhi oleh produksi kopi yang dihasilkan. Tingkat produktivitas kopi bergantung pada pemeliharaan yang dilakukan petani dan perubahan cuaca.

2. Pertanian Organik

Perkembangan pertanian organik beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang positif, hal ini terlihat dari peningkatan pelaku pertanian organik dan permintaan pangan organik. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah IFOAM, 2008. Menurut Sutanto 2002 pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pertanaman yang berazaskan daur ulang hara secara hayati. Pertanian organik mengajak manusia untuk kembali ke alam namun tetap memperhatikan keberlanjutan produktivitas usahatani yang dilakukan melalui perbaikan kualitas tanah dengan bahan-bahan organik. Pertanian organik merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan yang menekankan pada konsep LEISA Low External Input Sustainable Agriculture. LEISA merupakan konsep pengembangan pertanian yang berusaha meminimalkan input dari luar dalam kegiatan usahatani. Konsep LEISA berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada dengan mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usahatani yaitu tanaman, ternakhewan, tanah, air, iklim dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi. Tujuan utama dari konsep LEISA merupakan keberlanjutan usahatani dan lingkungan.