Penilaian Praktik Usahatani Kopi yang Berkelanjutan Secara Ekonomi

mengukur dan menggambarkan apa yang ingin diteliti. Suatu penelitian dikatakan mampu menggambarkan fenomena yang ingin diukur jika nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi. Menurut Singarimbun 1995 sebelum dilakukan analisis lebih dalam maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuisioner yang diisi 30 responden pertama. Alat bantu yang digunakan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas adalah program SPSS 16. Pengujian validitas kuesioner dengan menggunakan metode analisis faktor. Menurut Sekaran 2006 analisis faktor diketahui dengan menghitung analisis data reduction factor dengan melihat extraction method principal component analysis dan Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequency serta Barlett’s Test of Sphericity yang ada dalam program SPSS 16. Instrumen dinyatakan valid, jika nilai Keiser Meyer Olkin KMO berada diatas 0,5 dan nilai extraction diatas 0,4 Malhotra, 2002. Reliabilitas merupakan nilai yang menunjukkan konsistensi suata alat pengukur dalam mengukur fenomena yang sama. Menurut Ghozali 2006 kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Penelitian ini dilakukan dengan satu kali wawancara terhadap responden, sehingga uji reliabilitas yang digunakan adalah uji tes tunggal. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas α atau r hitung 0,6. Perhitungan nilai reliabilitas dapat digunakan dengan rumus Cronbach-Alpha yaitu: � = −1 1 − ∑� 2 � 2 ……………………………………….8 Keterangan α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah indikator Σ� 2 = jumlah varians bulir � 2 = varians total Indikator-indikator manfaat ekonomi yang telah diuji validitas dan reliabilitas kemudian dianalisis dengan metode statistik nonparametrik. Menurut Siegel 1992 metode tes statistik non parametrik sering disebut sebagai metode bebas sebaran free distribution, yaitu tidak menetapkan syarat bahwa observasi- observasinya harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal. Manfaat sertifikasi dalam aspek lingkungan petani sertifikasi dan nonsertifikasi diuji dengan Uji Mann-Whitney untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nyata antara rata-rata dua populasi yang distribusinya sama melalui dua sampel yang independen yang diambil dari kedua populasi. Uji Mann Whitney dilakukan untuk menguji Hipotesis 1b, Hipotesis 2 dan Hipotesis 3. Jika rata-rata skor praktik budidaya kopi yang berkelanjutan secara ekonomi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka sertifikasi INOFICE memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis penelitian dalam tujuan ini adalah: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi tidak berbeda. H1 : μ1 μ2 artinya rata-rata manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi. Kemudian, untuk mengetahui hipotesis mana yang akan dipilih, dilakukan uji z dengan rumus Siegel, 1992: = − 1 2 2 1 2 1+ 2+1 12 ……………………………………9 1 = 1 2 + 1 1 +1 2 − 1 …………………………………………………….10 2 = 1 2 + 2 2 +1 2 − 2 …………………………………………………….11 Keterangan U 1 = jumlah peringkat sertifikasi U 2 = jumlah peringkat non sertifikasi R 1 = Jumlah ranking sertifikasi R 2 = Jumlah ranking non-sertifikasi n 1 = jumlah petani sertifikasi n 2 = jumlah petani non-sertifikasi Dari hasil perhitungan dipilih nilai U yang paling kecil diantara keduanya dan dilakukan perhitungan untuk mencari besarnya nilai z. Uji Mann-Whitney U test dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 dengan uji satu arah menggunakan selang keperca yaan α sebesar 5 Z 0,05 = 1,645. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika Z hitung Z tabel maka tolak Ho artinya manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi, sebaliknya jika Z hitung Z tabel maka terima Ho artinya manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi sama saja.

2. Metode Analisis Manfaat Lingkungan

Penilaian manfaat aspek lingkungan ini dilakukan melalui praktik kopi secara organik. Indikator yang digunakan dalam penilaian manfaat sertifikasi dalam aspek lingkungan mengacu pada SNI 6729 2013 yang manajemen ekosistem, konservasi tanah dan air, tata cara produksi, penggunaan dan pembuatan input pertanian organik serta pemanenan dan penyimpanan. Pengukuran indikator menggunakan skala likert, skala dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 tiga, yaitu tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai dengan prinsip. Indikator-indikator penilaian manfaat lingkungan yang digunakan tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Indikator penilaian praktik kopi yang berkelanjutan secara lingkungan No Indikator Skor Penilaian Manajemen Ekosistem 1 2 Macam-macam tanaman naungan yang ditanam di lahan Jumlah tanaman naungan yang ditanam di lahan 1 Tidak ada 2 Satu jenis 3 Bermacam-macam 1 0- 200 pohon per ha 2 201-300 pohon per ha 3 301-600 pohon per ha Konservasi Tanah dan air 3 Cara membersihkan rumput dikebun 1 Disemprot dengan herbisida kimia 2 Disemprot dan dikoret 3 Dikoret lalu dikomposkan 4 Daur ulang sisa-sisa hasil panen daun, kulit kopi dll untuk menjadi pupuk organik 1 Tidak pernah 2 Kadang-kadang 3 Iya selalu 5 Pembuatan parit, tanggul, guludan, lubang angin, terasering atau penanaman mengikuti kontur untuk mencegah erosi 1 Tidak ada 2 Hanya ada terasering atau tanggul 3 Ada, terasering atau tanggul , lubang angin dll 6 Tempat membuang air dari sisa penggunaan herbisida atau pestisida dan input lainnya 1 Di sungai 2 Tidak tentu 3 Di lubang khusus pembuangan limbah 7 Cara mengelola sampah dedaunan 1 Dibakar 2 Dibiarkan saja 3 Ditimbun dalam tanah 8 Tempat membuang sampah plastik, botol dll yang ada dilahan 1 Di sungai atau dibakar 2 Dibiarkan saja 3 Ditimbun dalam tanah atau didaur ulang Tata cara produksi 9 Lama masa konversi lahan untuk tanaman tahunan 3 tahun sebelum panen pertama 1 Tidak dikonversi, 2 1-2 tahun, 3 ≥ 3 tahun. Lanjutan Tabel 6. No Indikator Skor Penilaian 10 Lahan organik dan konvensional memiliki pembatas yang jelas berupa zona penyangga buffer zone 1 Tidak ada pembatas 2 Pembatas menggunakan tanaman usahatani yang langsung berbatasan dengan lahan anorganik 3 Ada pembatas berupa jenis tanaman lain buffer zone. 11 Kesuburan dan aktivitas biologi tanah harus dipelihara atau ditingkatkan dengan : a. Sumber bahan penyubur tanah berasal dari mikroba, tumbuhan dan hewan organik b. Penggunaan pupuk organik pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang pada lahan 1 Tidak menggunakan 2 Kadang-kadang menggunakan 3 Iya menggunakan 1 Tidak menggunakan 2 Kadang-kadang menggunakan 3 Iya selalu menggunakan 12 Hama, penyakit dan gulma harus dikendalikan dengan cara-cara berikut : a. Pengendalian mekanis dengan penggunaan perangkap, penghalang, cahaya dan suara. b. Pengedalian hama, penyakit, dan gulma menggunakan pestisida nabati c. Pelestarian musuh alami parasit, predator, patogen dan serangga d. Ekosistem yang beragam tumpang sari, buffer zone, dan agroforestry e. Penggunaan mulsa dan penyiangan 1 Menggunakan pestisida dan herbisida kimia 2 Kadang-kadang, menerapkan salah satu cara pengendalian HPT bergantian dengan pengendalian HPT dengan bahan kimia 3 Menerapkan salah satukombinasi cara-cara pengendalian gulma secara organik 13 Jarak zona pembatas terhadap permukiman dan sumber air atau sungai 1 0-15 m 2 15-30 m 3 30 m 14 Pembersihan semua peralatan yang digunakan sebelum digunakan pada lahan organik 1 Tidak pernah dibersihkan 2 Kadang-kadang dibersihkan 3 Selalu dibersihkan Penggunaan dan Pembuatan Input Produksi Pertanian Organik 15 Benihbibit kopi berasal dari tanaman kopi organik 1 Benihbibit kopi yang berasal dari tanaman kopi transgenik GMO 2 Benihbibit kopi yang berasal dari usahatani secara anorganik atau semiorganik 3 Benihbibit kopi yang berasal dari usahatani secara organik. 16 Penggunaan bahan kimia sintetik pupuk dan pestisida kimia dalam proses produksi kopi 1 Iya selalu 2 Kadang-kadang menggunakan 3 Tidak menggunakan Pemanenan dan Penyimpanan 17 Cara pemanenan kopi 1 Tidak dipilih-pilih hijau dan merah 2 Dipilih, biji yang hampir merah 3 Dipilih, hanya biji yang merah saja 18 Cara penjemuran kopi 1 Di tanah tanpa alas 2 Di tanah dengan alas terpal 3 Di lantai semen 19 Pembersihan alat-alat pengolahan 1 Tidak dibersihkan 2 Kadang-kadang dibersihkan 3 Selalu dibersihkan 20 Tempat penyimpanan kopi 1 Di teras rumah 2 Di dalam rumah tidak tentu 3 Di tempat khusus dalam rumah Ketentuan skor penilaian adalah sebagai berikut: 1 Skor 1 bila pernyataan tidak sesuai dengan indikator 2 Skor 2 bila pernyataan sedikit sesuai dengan indikator 3 Skor 3 bila pernyataan sesuai dengan indikator Indikator-indikator manfaat lingkungan dianalisis dengan metode yang sama dengan indikator manfaat ekonomi yaitu uji Mann Whitney dan terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitas. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji Hipotesis 2. Jika rata-rata skor praktik budidaya kopi yang berkelanjutan lingkungan petani sertifikasi lebih tinggi maka sertifikasi INOFICE memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis pengujian yang digunakan yaitu: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata manfaat lingkungan yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi tidak berbeda. H1 : μ1 μ2 artinya rata-rata manfaat lingkungan yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dibanding petani nonsertifikasi.

3. Metode Analisis Manfaat Sosial

Manfaat sertifikasi dalam aspek sosial diukur dengan menggunakan indikator- indikator kepedulian sosial prinsip pertanian organik yang mengacu pada SNI 6729 2013, IFOAM basic standard 2005 dan Jaker PO Indonesia Jaringan kerja pertanian organik Indonesia. Indikator-indikator ini digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan kopi organik dari segi sosial. Indikator untuk mengukur praktik kopi organik yang dapat diterima secara sosial tersaji pada Tabel 7.