40 4. Masa Zaman Logam
Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal teknologi pertukangan secara sederhana. Pada masa
ini manusia mulai mengenal logam perunggu dan besi. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat dan keahlian
khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang yang ahli mengerjakan pertukangan
logam disebut undagi. Maka zaman logam disebut juga zaman perundagian.
Pada masa ini nenek moyang bangsa Indonesia telah pandai membuat barang-barang penunjang kehidupan dari logam. Di
Indonesia logam yang digunakan adalah perunggu dan besi. Maka muncul daerah-daerah produsen barang, yang kemudian
ditukarkan dengan barang kebutuhan lain, sehingga terjadilah barter. Kebutuhan barang makin meningkat memunculkan
daerah konsumen, sehingga terjadilah perdagangan antar daerah. Kebudayaan zaman logam terus berkembang hingga
munculnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Oleh karena itu, nenek moyang kita mempunyai kepercayaan
yang berkaitan dengan alam sekitarnya.
Zaman Hasil-hasil
Kebudayaan Cara Hidup dan Kemampuan
membuat alat Jenis Manusia
Pendukung
Megalithikum Kebudayaan Dongson
- menhir
- dolmen
- sarkopagus
- waruga
- manik-manik
- kubur batu
- pundek berundak-
undak –
arca –
Food producing –
Tempat tinggal menetap
– Bercocok tanam
– Beternak
– Nelayan
– Membuat alat-alat
dari gerabah –
Rumah panggung Proto Melayu 2000 SM
– Suku Nias
– Suku Dayak
– Suku Sasak
– Suku Toraja
Zaman Hasil-hasil
Kebudayaan Cara Hidup
dan Kemampuan membuat alat
Jenis Manusia Pendukung
Logam Perunggu
- Barang-barang per-
hiasan -
Manik-manik -
Bejana perunggu -
Candrasa -
Moko –
Kapak corong budaya Dongson
Masa Perundagian –
Mengenal teknologi pertukangan.
– Muncul daerah
produsen dan daerah konsumen.
– Timbul perdagangan
barter. Deutro Melayu
Yang masuk ke Indonesia tahun
300 SM.
41
Kebudayaan zaman batu terbagi lagi menjadi kebudayaan zaman batu tua palaeolithikum, kebudayaan batu madya
mesolithikum, kebudayaan batu muda neolithikum, dan kebudayaan batu besar megalithikum.
1. Kebudayaan Batu Tua Palaeolithikum
Alat-alat hasil kebudayaan zaman batu tua antara lain.
D. Pe n i n gga l a n Ke b u d a y a a n p a d a Ma sa Praaksara
a. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam.
Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk
dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan
oleh jenis manusia purba Pithecantropus.
b. Kapak Genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan
perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali
umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun
1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam di
Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut
Kebudayaan Pacitan.
c. Alat-alat Serpih Flakes
Alat-alat serpih terbuat dari pecahan- pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat
penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alat- alat serpih banyak ditemukan di daerah
Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.
Gambar 2.5 Alat-alat serpih Sumber: Encarta Encyclopedia
Gambar 2.4 Kapak Genggam
Sumber: Encarta Encyclopedia
Gambar 2.3 Kapak Perimbas Sumber: Encarta Encyclopedia
42
daerah Tonkin, Indochina Vietnam. Diperkirakan bahwa kebudayaan batu madya di Indonesia berasal dari kebudayaan
di dua daerah yaitu Bascon dan Hoabind. Oleh karena itu pula kebudayaan dinamakan Kebudayaan Bascon Hoabind. Hasil-hasil
kebudayaan Bascon Hoabind, antara lain berikut ini.
d. Perkakas dari Tulang dan Tanduk
Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi,
Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh
peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih
dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo
Soloensis
dan Homo Wajakensis.
2. Kebudayaan Batu Madya Mesolithikum
Kebudayaan batu madya ditandai oleh adanya usaha untuk lebih menghaluskan
perkakas yang dibuat. Dari penelitian arkeologis kebudayaan batu madya di Indonesia memiliki
persamaan kebudayaan dengan yang ada di
Gambar 2.6 Alat-alat dari Tulang dan Tanduk Hewan. Sumber: Sejarah
Nasional Indonesia
a. Kapak Sumatra Pebble
Bentuk kapak ini bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak genggam jenis ini banyak
ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara Langsa Aceh dan Medan.
b. Kapak Pendek Hache courte
Kapak Pendek sejenis kapak genggam bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini
ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera. c.
Kjokkenmoddinger Kjokkenmoddinger
berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger
adalah sampah dapur berupa kulit-kulit siput dan kerang yang telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga membentuk
sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Fosil dapur sampah ini banyak ditemukan di
sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
d. Abris sous roche
Abris sous roche adalah gua-gua batu karang
atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal.
Gambar 2. 8 Abris sous roche. Sumber: Pengantar Sejarah Kebudayaan I
Gambar 2. 7 Kapak Sumatera Sumber: Indonesian
Heritage