195
perusahaan swasta asing membuka perusahaan-perusahaan di perkebunan, perindustrian, pertambangan, perhubungan, dan
perdagangan. Maka era pasca 1870 bisa disebut sistem ekonomi liberal di Indonesia.
Kebutuhan tenaga kerja yang meningkat sejalan dengan pembukaan perkebunan dan industri di wilayah Indonesia
mendorong pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848, untuk membuka sekolah-sekolah yang khusus untuk mendidik
calon-calon pegawai rendahan yang akan dipekerjakan pada perkebunan-perkebunan milik pemerintah kolonial. Sebenarnya
sejak abad ke-17 M, di daerah-daerah tertentu telah dibangun sekolah-sekolah oleh pihak VOC. Seperti di Kepulauan Maluku,
Nusa Tenggara, Batavia Jakarta, dan Semarang Jawa Tengah.
Sistem pendidikan dalam abad ke-17 dan 18 yang hanya sedikit sekali jumlahnya itu sangat berkaitan dengan penyebaran
agama Kristen. Sekolah-sekolah ini dibangun oleh Misi dan Zending. Kemudian pada abad ke-19 mulailah dibangun
sekolah-sekolah yang hanya diciptakan untuk masyarakat Eropa di Hindia Belanda terutama di kota-kota besar. Sekolah-sekolah
juga dibangun untuk anak-anak priyayi.
Pada tahun 1851, didirikan Sekolah Dokter Jawa yang
sebenarnya merupakan sekolah untuk mendidik mantri cacar atau kolera sebab kedua penyakit ini sering menjadi wabah di
beberapa tempat di Hindia Belanda. Lamanya belajar sekolah itu dua tahun, tetapi sejak tahun 1875 menjadi 6 tahun Sekolah
ini kemudian berkembang menjadi STOVIA School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen
pada tahun 1902. Dengan ditingkatkan sistem pendidikannya, maka lulusan STOVIA
dianggap sebagai dokter dengan gelar disebut Inlandsche Art. Pada tahun 1914, STOVIA ditingkatkan lagi karena calon-
calonnya harus diambil dari lulusan MULO. Tahun 1927, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Sekolah Tinggi
Kedokteran Geneeskudige Hoogeschool yang mengambil lulusan dari AMS dan HBS. Lulusannya memakai gelar Art, dan
disamakan dengan lulusan universitas di negeri Belanda. Pada tahun 1892 mulai diadakan pembagian dalam sistem
pendidikan yang berbeda-beda dari suatu pulau ke pulau. Pada waktu itu semua sekolah dasar dikelompokkan menjadi dua
macam saja, yaitu sebagai berikut.
1. Sekolah Kelas Satu Eerste School, sekolah ini hanya
menampung murid-murid dari golongan priyayi dan hanya didirikan di ibukota keresidenan. Lama pendidikannya lima
tahun. Kurikulumnya meliputi: membaca, menulis,
196
Di samping didirikan sekolah-sekolah milik pemerintah atau swasta, dari golongan Islam pada awal abad 20 sudah muncul
kesadaran untuk mendirikan sekolah-sekolah untuk penduduk pribumi. Secara tradisional golongan Islam mempunyai sistem
pendidikan yang dikenal dengan nama “Pesantren”. Pesantren adalah pusat belajar tradisional bagi umat Islam, umumnya
berlokasi di pedesaan.
Selain pesantren, Muhammadiyah juga mendirikan sekolah-
sekolah. Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.
Menurut pendirinya, lapangan pendidikan harus prioritas tertinggi bila memang ingin melakukan pembangunan kembali
ummat Islam. Muhammadiyah banyak membangun sekolah- sekolah dan madrasah. Berbeda dengan sistem pendidikan yang
dianut oleh pesantren, sekolah-sekolah atau madrasah- madrasah, pendidikan yang diberikan Muhammadiyah bercorak
kurikulum seperti sekolah-sekolah milik pemerintah kolonial.
Dari pengaruh-pengaruh pendidikan Barat dan Islam, muncul golongan terpelajar yang secara sadar akan nasib
bangsanya yang terjajah. Melalui sistem pendidikan Barat dan Islam yang menciptakan suatu golongan baru dalam
masyarakat Indonesia yang mengembangkan kesadaran kemerdekaan dan persatuan nasional. Sebagian dari mereka
yang memiliki idealisme yang tinggi untuk membina suatu bangsa dan memperjuangkan kemakmuran bangsa.
Aplikasi Konsep
Sejak masa pemerintahan kolonial Belanda telah didirikan banyak sekolah meskipun masih sederhana dan demi kepentingan Belanda sendiri,
1. Setujukah kalian dengan pembangunan sekolah-sekolah pada masa penjajahan Belanda? 2. Apakah sekolah itu? dan apa manfaat didirikannya sekolah-sekolah pada saat ini?
3. Bagaimana sikap dan tindakan para siswa yang baik dalam memanfaatkan sekolah? 4. Mengapa Belanda mengkotak-kotakkan pendidikan kepada penduduk pribumi?
menghitung, ilmu bumi, sejarah, menggambar, ilmu alam, dan ilmu ukur tanah. Guru-gurunya diambil dari lulusan
sekolah guru kweekschool. Bahasa pengantar bahasa daerah, tahun 1907 diubah menjadi bahasa Belanda dan
lama pendidikan ditambah menjadi 6 tahun.
2. Sekolah Kelas Dua Tweede School, sekolah ini ditujukan
untuk menampung penduduk pribumi pada umumnya di daerah pedesaan. Lama pendidikan 3 tahun. Kurikulum-
nya, membaca, menulis, dan menghitung. Bahasa pengantarnya hanya bahasa daerah setempat atau bahasa
Melayu.