Kesultanan Demak Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia a. Kesultanan Samudera Pasai
181
Jatuhnya Malaka ke Portugis menyebabkan putusnya hubungan perdagangan ekspor Demak. Hal itu menyebabkan kekhawatiran
Demak akan ekspansi Portugis ke daerah-daerah kekuasaan Demak yang nantinya akan mengambil alih penguasaan perdagangan di
wilayah Nusantara. Oleh karena itu, pada tahun 1513, Kerajaan Demak mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis
di Malaka. Di bawah pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah, Demak mengerahkan 10.000 prajurit dengan 100 buah perahu.
Namun serangan ini berhasil digagalkan Portugis.
Meninggalnya Raden Patah tahun 1518 digantikan oleh
putranya Pati Unus ysng terkenal dengan gelar Pangeran Sabrang Lor. Masa pemerintahan Pati Unus tidak berlangsung
lama. Tahun 1521 Pati Unus wafat. Pangeran Trenggana menjadi Raja Demak 1521. Di bawah kepemimpinannya
Kerajaan Demak berusaha menaklukan Jawa Barat pada tahun 1522 mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Fatahillah
untuk menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Tahun 1527 Pasukan Demak berhasil mengusir Portugis dari Banten dan Sunda Kelapa, sehingga wilayah Banten, Sunda
Kelapa, dan Cirebon direbut Demak. Sultan Trenggana juga memperluas kekuasaannya ke Jawa
Timur. Ia memimpin pasukan ke Jawa Timur, satu per satu wilayah Madiun, Gresik, Tuban, dan Malang direbut. Tetapi ketika berusaha
merebut daerah Pasuruan, Sultan Trenggana gugur tahun 1546. Setelah gugurnya Trenggana, konflik keluarga raja Demak
muncul, terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawata, putra Sultan Trenggana, dengan Pangeran Sekar Seda ing
Lepeng. Pangeran Sekar dapat dibunuh oleh Pangeran Prawata. Pangeran Arya Panangsang menuntut balas terhadap kematian
ayahnya. Awalnya Pangeran Prawata berkuasa di Demak, namun ia kemudian dibunuh Arya Panangsang, dan ia juga
membunuh Pangeran Hadiri, suami Ratu Kali Nyamat, adik Pangeran Prawata. Oleh Arya Panangsang, Pangeran dianggap
sebagai penghalangnya menjadi raja Demak. Kemudian Arya Panangsang tampil sebagai Raja Demak.
Aplikasi Konsep
Apa yang menjadi sumber pertikaian keluarga Kerajaan Demak sehingga akhirnya meruntuhkan kerajaan tersebut?
Masa pemerintahan Raja Arya Panangsang, Kerajaan Demak mengalami gejolak kekacauan. Arya Panangsang yang
memerintah dengan kejam banyak tidak disukai. Pembunuhan Pangeran Hadir, menyebabkan istrinya Ratu Kali Nyamat
mengasingkan diri dan memberontak untuk balas dendam atas kematian suaminya.
182
Tindakan Kali Nyamat banyak mendapat dukungan dari
para adipati bawahan Demak. Salah satunya adalah Adipati Pajang daerah Boyolali, ia adalah menantu Sultan Trenggana,
Pangeran Adiwijaya atau dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan, Ki Panjawi, dan
putranya Sutawijaya. Adiwijaya berhasil mengalahkan Arya Panangsang. Kemudian ia naik tahta Kerajaan Demak dengan
gelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang tahun 1568 M. Dengan pemindahan itu maka
berakhirlah riwayat Kesultanan Demak.