Pergerakan angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya
perbedaan suhu udara sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari di permukaan bumi. Semakin besar
perbedaan tekanan udaranya, makin besar pula anginnya. Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan
anemometer
. Sedangkan untuk melihat arah angin, dapat
menggunakan sisip angin atau windsock.
Pemberian nama-nama angin, biasanya menurut asal datangnya, seperti angin barat, yaitu angin yang berasal dari
arah barat menuju ke timur.
i. Hujan
Hujan merupakan salah satu unsur pembentuk cuaca dan iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hujan terjadi
akibat adanya penguapan, yang kemudian terjadi pengembunan dan membentuk kumpulan titik-titik air di udara awan. Setelah
kandungan titik-titik air di awan tadi makin banyak dan semakin berat, maka turunlah hujan. Besarnya curah hujan dapat diukur
dengan menggunakan rain gage, ombrometer atau ombrograf.
Berdasarkan cara terjadinya, hujan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1 Hujan Zenithal Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya
massa udara secara vertikal massa udara bergerak secara konveksi. Sebagaimana diketahui, semakin tinggi suatu tempat
suhunya makin dingin, sehingga pada ketinggian tertentu terbentuklah awan dan menurunkan hujan zenithal. Oleh
karena awan terbentuk akibat gerakan udara secara konveksi, maka hujan ini disebut juga hujan konveksi.
Gambar 5.37 Angin di daerah pantai. Sumber: Microsoft Encarta
Gambar 5.38 Anemometer Sumber: Jendela Iptek
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Akibat gerakan udara secara horizontal terhalang
oleh adanya pegunungan, menyebabkan massa udara ini dipaksa naik lereng pegunungan. Semakin tinggi pegunungan
tersebut, makin rendah pula suhunya, sehingga terbentuklah awan dan menurunkan hujan di lereng pegunungan tersebut.
3 Hujan Frontal Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front.
Daerah front merupakan daerah tempat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Pertemuan kedua
massa udara tersebut menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga terbentuk awan yang menurunkan hujan frontal.
j. Awan
Gambar 5.39 Cumulo Nimbus merupakan awan tebal yang dapat
menurunkan hujan dengan kilat dan guntur. Sumber : Ensiklopedia IPTEK
Awan merupakan fenomena yang sering kita lihat sebelum terjadinya
hujan. Awan yang tebal dan hitam menunjukkan dalam waktu yang tidak
lama lagi hujan akan turun. Awan terdiri atas kumpulan titik-titik air dalam
udara akibat adanya pengembunan kondensasi. Pada awan terdapat
muatan listrik bertegangan tinggi. Jika terjadi pertemuan dua muatan listrik
yang berlawan kutub, akan terjadi sebuah kilatan di angkasa kilat yang
disertai dengan suara menggelegar gunturpetir.
Suhu udara Dipengaruhi oleh:
Lamanya penguraian, ketinggian tempat, letak lintang, derajat
keawanan, bentuk permukaan bumi, tekanan udara, kelembaban udara,
angin, hujan.
E. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Kehidupan
Secara langsung maupun tidak langsung, cuaca dan iklim suatu daerah memberikan pengaruh yang cukup besar pada
berbagai aktivitas kehidupan manusia, baik itu pada kegiatan mata pencaharian penduduknya maupun pada kondisi sosial
budayanya. Berikut ini beberapa contoh dampak gejala atmosferik terhadap kehidupan:
1. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Kekayaan Hayati
Daerah yang memiliki iklim tropis dengan kelembapan tinggi, memiliki kekayaan hayati sangat banyak. Kekayaan
hayati yang banyak mendorong munculnya kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan dan mengolah sumber daya tersebut,
seperti industri, perdagangan, perhutanan, kerajinan tangan, dan lain-lain.
2. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Pertanian
Dalam pelaksanaan kegiatan pertanian sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca atau musim. Tiap jenis tanaman
memerlukan kondisi cuaca yang berbeda-beda sehingga jenis tanaman yang dibudidayakan di tiap daerah bisa berbeda-beda.
Ada tanaman yang memerlukan pengairan banyak saat menanam, ada pula yang tanaman yang hanya membutuhkan
sedikit air pada penanamannya. Oleh karena itu, petani juga harus memiliki kemampuan untuk memperkirakan saat
tanam dan saat panen supaya produksi pertaniannya dapat optimal.
3. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Nelayan Tradisional
Adanya angin darat dan angin laut memiliki keuntungan sendiri bagi para nelayan, khususnya nelayan tradisional.
Nelayan tradisional biasanya masih menggunakan perahu layar, sehingga untuk menggerakan perahunya memanfaatkan
gerakan angin.
4. Dampak Atmosferik terhadap Bidang Komunikasi
Adanya lapisan ionosfer di atmosfer yang dapat memantulkan gelombang radio yang dipancarkan oleh sebuah
pemancar, menyebabkan siaran radio dapat diterima di tempat- tempat yang cukup jauh letaknya. Begitu pula, cuaca yang
kurang bagus akan menyebabkan terganggunya siaran televisi, radio, telepon, atau peralatan lainnya yang menggunakan
satelit.