6 7
adanya saling menyapa atau menegur. Jika pemberian isyarat atau pesan teguran atau sapaan dari satu pihak ditanggapi
oleh pihak lainnya, maka terjadilah kontak sosial. Jadi, kontak sosial merupakan pemberian isyarat atau pesan dari satu pihak
terhadap pihak lainnya. Kontak sosial ini merupakan awal terjadinya komunikasi sosial.
Kontak sosial dapat dilakukan secara langsung bertatap muka maupun melalui media perantara. Berdasarkan hal
tersebut, kontak sosial dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1 Kontak primer, yaitu kontak sosial yang terjadi secara
langsung bertatap muka. Contoh: Guru bertatap muka dengan siswanya pad saat
KBM. 2 Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang terjadi melalui
perantara. Contoh: seseorang yang melakukan kontak melalui
telepon.
b. Komunikasi
Secara umum, komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian sesuatu dari satu pihak ke pihak lain dengan
menggunakan lambang. Lambang yang digunakan untuk komunikasi di sini tidak terbatas pada bahasa lisan, tapi juga
dapat menggunakan bahasa tubuh body language seperti nada suara, ekspresi muka, gerakan tangan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan arahnya, komunikasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, dan
komunikasi semua arah. 1 Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah dapat terjadi di dalam kelas ketika guru sedang menyajikan pelajaran dengan menggunakan
metode ceramah. Pada peristiwa tersebut guru bersifat aktif memberikan materi sedangkan siswa hanya mendengarkan
atau mencatat saja bersifat pasif.
GURU SISWA
Sajian materi
2 Komunikasi dua arah Komunikasi dua arah sering disebut pula komunikasi timbal
balik. Pada komunikasi ini pemberi pesan dengan penerima pesan saling bergantian mengirim pesan. Sebagai contoh dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan metode tanya jawab atau diskusi. Antara guru dan murid terjadi pengiriman pesan
secara bergantian.
6 8
GURU SISWA
SISWA SISWA
3 Komunikasi semua arah Komunikasi semua arah dapat terjadi jika semua pihak yang
terlibat komunikasi mengadakan aksi ke semua arah. Seperti halnya ketika di dalam kelas, guru dan semua siswa terlibat
aktif dalam komunikasi.
GURU SISWA
pertanyaaninformasipesan pertanyaaninformasipesan
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Manusia dapat berinteraksi dengan yang lainnya karena melalui serangkaian proses yang dapat bersumber dari imitasi,
sugesti, identifikasi, dan simpati.
a. Imitasi
Imitasi merupakan suatu bentuk peniruan terhadap tindakan, sikap, atau
perilaku orang lain. Imitasi dilakukan seseorang sejak ia mulai mengenal
lingkungannya. Seorang bayi dapat menyebut kata “mama” karena ia pernah
mendengarnya dari lingkungannya. Begitu juga dengan seseorang yang
meniru model rambut atau pakaian dari seorang penyanyi yang pernah ditonton-
nya ketika konser. Berarti ia telah melakukan imitasi dari penyanyi tersebut.
Gambar 3.8 Contoh perbuatan meniru bangsa lain meniru cara
berpakaian. Sumber: Tabloid Hai
b. Sugesti
Sugesti dapat terjadi jika seseorang memberikan suatu pandangan atau rangsangan, baik berupa sikap, tindakan, perilaku,
pendapat, ataupun saran, yang kemudian diterima oleh pihak lain. Biasanya, sugesti akan lebih mudah diterima, jika orang yang
diberikan sugesti didominasi oleh emosi sehingga menghambat daya pikirnya secara rasional. Sebagai contoh, seorang anak yang kurang
mendapatkan perhatian dari keluarganya akan mudah terpengaruh dengan ajakan teman-temannya untuk melakukan
penyimpangan sosial. Contoh lain, seseorang yang menderita
6 9
penyakit secara bertahun-tahun akan lebih mudah tersugesti untuk berobat ke dukun daripada berobat secara rutin ke dokter. Di
samping itu, iklan-iklan yang dimuat di berbagai media massa, seperti radio, televisi, dan surat kabar, akan memberikan sugesti
yang cukup besar terhadap masyarakat. Jadi, sugesti dapat diartikan sebagai rangsangan atau stimulus yang diberikanseorang
individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya
itu tanpa berpikir secara kritis dan rasional.
c. Identifikasi
Identifikasi merupakan sebuah kecenderungan atau keinginan dari seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi dapat terjadi karena adanya kekaguman dari seseorang terhadap pihak yang diidolakannya. Sebagai contoh,
umat Islam sangat mengidolakan Nabi Muhammad SAW karena beliau merupakan tipe ideal dan menjadi teladan bagi seluruh
umatnya. Oleh karena itu, umat Islam selalu berusaha untuk dapat mengikuti semua jejak langkah beliau. Begitu juga, seorang anak
yang merasa bangga terhadap keberhasilan orang tuanya dalam mendidik anak-anaknya, akan mencontoh cara-cara orang
tuanya tersebut dalam mendidik anak-anaknya nanti. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kalian juga punya seseorang
yang diidolakan sehingga secara tidak sadar kalian selalu mengikuti gerak langkahnya. Coba sekarang tanyalah diri kalian
masing-masing. Siapakah orang yang kalian idolakan itu? Mengapa orang tersebut kalian idolakan? Apakah kalian ingin
menjadi seperti orang yang kalian idolakan tersebut? Secara sadar maupun tidak, orang yang kalian idolakan itu telah menyebabkan
terjadinya perubahan sikap dan perilaku kalian.
d. Simpati
Simpati merupakan suatu ketertarikan terhadap seseorang atau kelompok tertentu. Perasaan ketertarikan mungkin saja
berubah menjadi lebih peka sehingga dapat ikut merasakan apa yang dilakukan, dirasakan, atau diderita oleh orang lain, yang
disebut dengan empati. Seperti halnya perasaan ikut berduka ketika ada teman atau keluarga kita yang terkena musibah,
seolah-olah kita yang mengalaminya sendiri. Sikap ini perlu terus diasah dan dikembangkan karena dapat menumbuhkan sikap
toleransi antarsesama manusia.
Praktik
Coba kalian membentuk kelompok yang terdiri dari 2-5 orang. Masing-masing kelompok membuat sosiodrama yang menceritakan adanya hubungan antara individu dengan individu, atau antara individu dengan kelompok, atau
antara kelompok-kelompok dengan kelompok. Tema cerita berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang sifatnya positif. Apabila pekerjaan selesai, setiap kelompok menampilkan sosiodramanya, kemudian secara
bersama-sama menyimpulkan kegiatan siswa ini.