190 1. Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia
Kedatangan para pedagang Eropa ke Indonesia awal abad ke-16 mempunyai tujuan utamanya adalah mendapatkan
rempah-rempah. Wilayah Nusantara sejak lama sudah terkenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Bangsa-bangsa
Eropa yang membutuhkan rempah-rempah pada awalnya mendapatkan barang itu tidak langsung dari Nusantara,
melainkan dari kota Konstantinopel. Dengan dikuasainya Konstantinopel oleh Dinasti Turki Usmaniah pada tahun 1453.
Konstantinopel tertutup bagi pedagang-pedagang Eropa.
Pelajari bagan perkembangan masa kolonial Eropa di Indonesia.
C. Pe r ke mbangan Ke hidupan Masyarakat , Ke budayaan, dan Pe me r i nt ahan Pada
Masa Kolonial Eropa
Perkembangan masa Kolonial
Eropa Proses
Masuk
Pengaruh Kehidupan
– Kedatangan Portugis
– Kedatangan Spanyol
– Kedatangan Belanda
– Kedatangan Inggris
– Perubahan Struktur Sosial
– Mobilitas Sosial
– Perkembangan Kebudayaan
Bagan 6.4 Perkembangan masa kolonial Eropa Sumber: Dokumen Penerbit
a. Kedatangan Bangsa Portugis
Bangsa Portugis memelopori penjelajahan samudra dirintis
oleh Prince Henry 1394-1460. Ia pernah menyusuri pantai Barat Afrika dan menjadikan jalur itu sebagai jalur perdagangan
Portugis. Kemudian penjelajahan dilanjutkan oleh Bartholomeus Diaz pada tahun 1487. Dengan memakai jalur
yang dirintis oleh Prince Henry, Bartolomeus Diaz mencapai ujung selatan Afrika Selatan atau dikenal dengan Tanjung
Harapan Cape of Hope.
Penjelajahan Bartholomeus Diaz kemudian dilanjutkan oleh
Vasco da Gama 1497-1498 yang mencapai Calicut, India. Cengkeraman Portugis di India semakin kuat sejak kota Goa
dijadikan koloni pertama Portugis di India. Selanjutnya Diego Lopez Sequira meneruskan penjelajahan hingga sampai ke
Malaka pada tahun 1509.
191
Para pedagang muslim Nusantara secara rutin mengadakan hubungan dagang dengan pedagang India, Arab, dan Cina. Di
Calicut, Goa, dan Gujarat, mereka bertemu dan berdagang dengan bangsa Portugis. Selain itu, para pedagang muslim
Nusantara berteman dengan bangsa Portugis di Malaka. Keberadaan bangsa Portugis di Malaka berkaitan erat dengan
penaklukan Malaka yang dilakukan Alfonso d’ Albuquerque pada tahun 1511.
Portugis yang mengetahui bahwa rempah-rempah banyak dihasilkan di Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan, berusaha
mengadakan kerja sama dengan kerajaan tersebut. Pada tahun 1512 Portugis berhasil mengadakan kerja sama perdagangan
dengan Kerajaan Hitu Ambon. Awalnya kerja sama ini disambut baik. Kerajaan Hitu bekerja sama dengan Portugis
karena mau ingin mendapatkan teknik berperang. Sedangkan Ternate bersahabat dengan Portugis untuk menghadapi
persaingan dengan Tidore yang bersekutu dengan Spanyol. Kerja sama Portugis-Ternate diperkuat oleh perjanjian yang
dibuat antara Gubernur Jenderal Portugis Lopez de Mesquita dan Sultan Hairun tahun 1570.
Tujuan utama kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia adalah mendapatkan rempah-rempah. Di sisi lain, bangsa
Portugis juga menyebarkan agama Katolik. Seorang misionarisnya bernama Fransiscus Xaverius memperkenalkan
agama Katolik kepada rakyat Maluku. Di bidang budaya, bangsa Portugis memperkenalkan nilai budayanya.
b. Kedatangan Bangsa Spanyol
Penjelajahan samudra bangsa Spanyol dirintis oleh
Christopher Columbus, seorang pelaut Italia. Ia mengajukan permohonan kepada Ratu Spanyol, Isabella untuk menemukan
rempah-rempah di Dunia Timur. Ratu Isabella, menyanggupi permohonan itu dengan memberikan tiga buah kapal yang
bernama Pinto, Nina, dan Maria, beserta 88 awak kapalnya.
Ketika berlayar menyeberangi Samudra Atlantik, Columbus sampai di kepulauan Bahama pada tahun 1492. Tempat itu
kemudian diberi nama San Salvador. Pada pelayaran antara tahun 1492-1502, Columbus mendarat di Kepulauan Karibia,
Kuba, Haiti, Puerto Rico, Jamaica, dan Honduras. Sebagai penghargaan kepada jasanya merintis jalan ke Benua Amerika,
ia dianggap sebagai “penemu” Benua Amerika.
Keinginan Spanyol untuk mendapatkan rempah-rempah
dari Dunia Timur terus dilakukan. Raja Spanyol, Charles V menugaskan kepada pelaut Ferdinand Magelhaens untuk
berlayar mengikuti jejak yang telah dirintis oleh Columbus yaitu melalui ujung Benua Amerika bagian Selatan.
Gambar 6.30 Christophorus Columbus
Sumber: Lukisan Sejarah
192
Ekspedisi Magelhaens berhasil menyeberangi Samudra Pasifik ke arah barat sampai di Filipina pada tahun 1521. Ia
mempersembahkan Filipina untuk Raja Spanyol. Namun, Magelhaens terbunuh di Filipina sehingga perjalanan
dilanjutkan oleh anak buahnya Juan Sebastian del Cano. Rombongan tiba kembali di Spanyol pada tahun 1522.
Bangsa Spanyol pertama kali masuk ke Indonesia di Maluku tahun 1522, setelah berhasil mendarat di Filipina, Juan Sebastian
del Cano melanjutkan pelayaran kembali ke Spanyol melalui perairan Kepulauan Maluku, terus masuk ke Samudra Hindia.
Di Maluku, Spanyol diterima dengan baik oleh Kerajaan Tidore. Saat itu Tidore sedang berperang dengan Ternate yang telah
bersekutu dengan Portugis, pertemuan dua bangsa Eropa di Maluku Selatan itu menimbulkan perselisihan, karena kedua
bangsa saling menuduh telah melanggar Perjanjian Tordesillas
1492.
c. Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Gambar 6.31 Ferdinand Magelhaens
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Ekspedisi laut pertama Belanda dimulai tahun
1595 dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Dengan empat buah kapal yaitu Duijfken, Amsterdam,
Mauritius, Holandia serta berawak 249. Setelah
perjalanan panjang akhirnya tahun 1596, ekspedisi Belanda sampai di pelabuhan Banten.
Kedatangan pelaut Belanda tentu saja tidak disukai oleh pedagang Portugis yang lebih dahulu
tiba. Pada saat yang bersamaan, pedagang Inggris juga mulai datang ke Banten. Persaingan tiga
bangsa Eropa ini tentu saja sangat tidak disukai penduduk pelabuhan Banten. Pada akhirnya nanti
persaingan dalam memperebutkan kekuasaan perdagangan akan memunculkan bentuk kerja
sama perusahaan dagang di antara bangsa Eropa.
Cornelis de Houtman kemudian melanjutkan perjalanan ke Madura. Di pulau garam itu, konflik
penduduk lokal dengan Belanda terjadi. Penyebabnya, pelaut Belanda membunuh penduduk
setempat. Penduduk Madura mengusir Belanda, dan membunuh beberapa awak kapalnya.
Akhirnya de Houtman kembali ke negerinya dengan sisa-sisa awak kapalnya pada tahun 1597
tanpa hasil yang memuaskan.
Sejak kembalinya ekspedisi Cornelis de Houtman ke Belanda, kedatangan pedagang
Belanda ke Indonesia semakin bertambah. Mereka
Gambar 6.32 Peta kuno Selat Sunda
Sumber: Tempo