Zaman Logam Tenaga Eksogen, meliputi:

34 Nugroho Notosusanto dan Sartono Kartodirdjo membagi zaman praaksara Indonesia ditinjau dari perkembangan sosial, ekonomi dan budaya sebagai berikut. 1. Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, dengan ciri-ciri antara lain. a. Alat kehidupan manusia pada saat itu berupa kapak perimbas sejenis kapak yang digenggam, tidak bertangkai dan berbentuk masif, alat serpih, dan alat tulang. b. Hidup berkelompok-kelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil. c. Telah berkembang seni lukis yang dibuat pada dinding- dinding gua, seperti di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan. d. Belum melakukan kegiatan penguburan mayat. e. Telah ditemukan teknologi sederhana untuk mendatangkan api. f. Bahasa sebagai alat komunikasi mulai terbentuk melalui kata-kata dan tanda-tanda dengan gerakan badan. g. Bertempat tinggal secara tidak tetap di dalam gua-gua alam, di tepi sungai, dan tepi pantai. h. Kelompok manusia purba di pinggir pantai di antaranya meninggalkan kjokkenmodinger kebudayaan sampah dapur. 2. Masa bercocok tanam dan beternak, dengan ciri-ciri antara lain. a. Alat-alat batu yang digunakan umumnya sudah diupam hingga halus. Alat batu yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, dan mata panah. b. Masyarakat mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di suatu tempat. c. Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan. d. Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan keladi, sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak dan sebagainya. e. Mengenal sistem barter tukar menukar barang dengan barang. f. Perahu bercadik dan rakit banyak digunakan sebagai sarana lalu lintas air. g. Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting. h. Tumbuh kepercayaan animisme pemujaan terhadap roh nenek moyang dan dinamisme kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib. 35 3. Masa Megalithikum zaman batu besar, dengan peninggalan- peninggalan seperti berikut ini. a. Dolmen, yaitu bangunan seperti meja dari batu berkaki menhir yang digunakan untuk pelinggih roh atau tempat sesajian. b. Menhir, yaitu sebuah tugu batu yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati orang mati. c. Sarkofagus , adalah bangunan peti mati yang bentuknya seperti lesung. d. Peti kubur batu, yaitu peti mayat yang dibentuk dari enam papan batu, terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai, dan sebuah penutup besi. e. Punden berundak , yaitu bangunan berupa batu yang berundak-undak, yang biasanya terdiri dari tujuh dataran undak, digunakan untuk kegiatan pemujaan terhadap arwah nenek moyang. f. Waruga , yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat. g. Arca-arca megalitik, berupa arca-arca yang menggambarkan manusia atau binatang, seperti gajah, harimau, kerbau, harimau, monyet dalam ukuran yang besar. 4. Masa Perundagian masa kemahiran teknik, dengan peninggalan-peninggalan seperti berikut ini. a. Nekara, yaitu semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup; dipercayai sebagai bagian bulan yang jatuh dari langit, dan sering digunakan untuk upacara mendatangkan hujan. b. Moko, yaitu benda semacam nekara yang lebih ramping yang terdapat di Pulau Alor yang digunakan sebagai benda pusaka atau sebagai mas kawin. c. Kapak perunggu , disebut juga kapak sepatu atau kapak corong. Bentuk kapak berupa pahat, jantung, atau tembilang. d. Bejana perunggu, yaitu sebuah benda yang bentuknya mirip gitar Spanyol. e. Arca-arca perunggu , dengan bentuk arca orang yang sedang menari, berdiri, naik kuda, atau orang yang sedang memegang panah. f. Berbagai macam perhiasan , seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandulkalung. 36 Di Indonesia penelitian tentang jenis-jenis manusia purba sudah sejak abad ke-18 M, dirintis oleh seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubois. Mula-mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak membuahkan hasil, lalu ia pindah ke Pulau Jawa . Di Pulau Jawa, ia berhasil menemukan fosil manusia purba di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama pithecanthropus erectus , yang artinya manusia kera yang berjalan tegak Penemuan fosil selanjutnya pada tahun 1936 oleh Weidenrich. Ia menemukan fosil tengkorak anak di Lembah Sungai Brantas, desa Jetis, Mojokerto. Weidenrich menamakan fosilnya Pithecanthropus Robustus. Fosil sejenis juga ditemukan oleh von Koenigswald di Mojokerto, ia menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis . Pada penelitian dan penggalian arkeologis antara tahun 1936–1941, von Koenigswald berhasil menemukan fosil manusia purba. Diperkirakan fosil manusia purba itu adalah manusia tertua di Indonesia yang hidup satu sampai dua juta tahun yang lalu. Oleh karena itu para ahli arkeologi menamakannya Meganthropus Palaeojavanicus , artinya manusia raksasa tertua dari Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus hidup sezaman dengan Pithecanthropus Mojokertensis, namun tingkat kehidupannya lebih primitif. Selanjutnya, ditemukan fosil-fosil manusia purba Indonesia, yang tingkat kemampuannya lebih tinggi dibanding jenis Pithecanthropus, yaitu jenis Homo Sapiens manusia yang berpikir. Jenis manusia homo sapiens yang ditemukan di Indonesia, antara lain.

1. Homo Wajakensis

Fosil-fosil jenis homo ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Tempat penemuannya di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Tingkatan kemampuannya lebih tinggi dibanding Pithecanthropus Erectus. Homo Wajakensis sebagian besar bertempat tinggal di Indonesia bagian barat termasuk ras Mongoloid sedangkan sebagian lagi bertempat tinggal di Indonesia bagian timur termasuk subras Austromelanesoid .

B. Jenis-j enis Manusia Indonesia yang Hidup pada Masa Praaksara

Gambar 2.1 Meganthropus Palaeojavanicus Sumber: Manusia Purba 37 Perkembangan corak kehidupan masyarakat purba pada masa pra-aksara dapat dilihat dari cara mereka memenuhi kebutuhan pokok dan alat-alat yang dibuat dan digunakannya. Sejarawan Sartono Kartodirdjo dan Nugroho Notosusanto membagi zaman praaksara menjadi empat tahapan.

1. Masa Hidup Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada zaman Palaeolithikum, kira-kira 2 juta tahun lalu, manusia purba hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain Nomaden. Mereka berpindah-pindah mencari daerah yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketergantungan hidup pada alam merupakan pokok kehidupan manusia purba zaman itu. Mereka berburu hewan liar dan Pengetahuan: Jenis-Jenis Manusia Purba yang ditemukan di Daratan Asia, Afrika, dan Eropa a. Sinanthropus Pekinensis Homo Pekinensis, di temukan di gua besar bukit kapur daerah Choukoutien, Cina oleh Davidson Black pada tahun 1927. b. Ramapithecus, ditemukan di bukit Siwalik, Pakistan oleh G.E. Lewis pada tahun 1930. c. Australopithecus Africanus dan Australopithecus Robustus, ditemukan di daerah Taung, Provinsi Tanjung Harapan, dekat Johannesburg, Afrika Selatan oleh Raymond Dart pada tahun 1924. d. Australopithecus Boisei dan Homo Habilis, ditemukan di Lembah Olduvai, Tanzania Utara, oleh Louis Leakey dan Mary Leakey pada tahun 1931. e. Homo Africanus, ditemukan di Kanapoi, Kenya Selatan oleh Bryan Patteson dan William W. Howells pada tahun 1965. f. Homo 1470 Tengkorak 1470, ditemukan di pantai timur Danau Turkana, Kenya Utara oleh Richard Leakey di antara tahun 1968-1972. g. Homo Neanderthalensis, ditemukan di lembah Neander dekat Dusseldorf, Jerman pada tahun 1856. h. Cro-Magnon, ditemukan di lembah Vezere oleh Les Eyzies, pada tahun 1868.

C. Pe r ke m bangan Ke hi dupan pada Masa

Praaksara.

2. Homo Soloensis

Fosil-fosil jenis Homo Soloensis ditemukan di Lembah Sungai Bengawan Solo pada penelitian dan penggalian antara tahun 1931 – 1941 oleh Ter Haar dan Oppenoorth. Gambar 2.2 Peta penemuan jenis-jenis manusia purba Indonesia Sumber: Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Ngandong Trinil Sampung Sangiran Surakarta Yogyakarta S A M U D E R A H I N D I A Surabaya Mojokerto Gunung Willis Tulungagung Wajak Gunung Lawu Ngawi LAUT JAWA