Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia

193 menjelajahi perairan Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Tahun 1599 armada dagang Belanda yang dipimpin oleh van Neck tiba di Maluku, pulau penghasil rempah-rempah. Penduduk setempat menerima Belanda dan mengadakan transaksi perdagangan rempah-rempah. Van Neck kembali ke negerinya dengan membawa hasil rempah-rempah dalam jumlah yang banyak. Keberhasilan pelayaran van Neck mendapatkan rempah- rempah telah membuat pedagang Belanda semakin sering ke Indonesia. Ini menimbulkan persaingan di antara mereka sendiri. Kerajaan Belanda akhirnya membentuk perkumpulan pedagang Belanda yang beroperasi di Indonesia dengan tujuan untuk menyatukan pedagang Belanda di kawasan Nusantara dan menghindari persaingan di antara pedagang Belanda sendiri. Perkumpulan dagang itu dinamakan VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie yang berdiri tahun 1602. Pemerintah Kerajaan Belanda kemudian memberikan hak-hak istimewa kepada VOC yang disebut Hak Oktroi. Pejabat Belanda yang ditunjuk sebagai gubernur jenderal VOC pertama ialah Jan Pieterzoon Coen.

d. Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia Ratu Inggris, Elizabeth I memberikan kewenangan kepada

EIC East India Company, kongsi dagang Inggris di Asia, sejak tahun 1600. Inggris berlayar ke Indonesia di pimpin Sir Henry Middleton. Pelayaran mereka sampai di Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda tahun 1604. Sebelumnya tahun 1580 ekspedisi Inggris di bawah pimpinan F.Drake lebih dahulu sampai di Ternate, kemudian tahun 1586, pelayaran Thomas Cavendish sampai di Maluku. Di daerah itu mereka mendapati bahwa Portugis dan Belanda lebih dahulu menguasai wilayah itu. VOC merasa kedatangan EIC sebagai saingan, karena itulah VOC mengadakan perlawanan terhadap EIC. Di Ambon, VOC mengizinkan EIC mendirikan benteng. Pendirian benteng ditentang oleh penduduk Ambon. Pada tahun 1622 terjadi pembunuhan terhadap sejumlah orang Inggris yang mengakui berkomplot untuk melawan VOC. Peristiwa itu disebut Peristiwa Amboina. Sejak itu, Inggris menarik kehadirannya dari Kepulauan Maluku Pada tanggal 8 Agustus 1811 armada laut Inggris menyerang kedudukan Belanda di Batavia. Armada Inggris diperkuat oleh 60 kapal. Pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia dan sekitarnya jatuh ke tangan Inggris. Serangan armada Inggris ke Pulau Jawa ternyata mendapatkan dukungan dari raja-raja Gambar 6.33 Jan Pieterzoon Coen Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia 194 di Jawa, seperti Raja Mangkunegara dari Surakarta, yang merasa kecewa dengan pemerintahan Daendels. Dalam waktu singkat seluruh wilayah Jawa jatuh ke tangan Inggris. Melalui Perjanjian Tuntang 18 September 1811 Belanda harus menyerahkan wilayah Indonesia kepada Inggris. Dengan demikian, sejak tahun 1811 Indonesia menjadi jajahan Inggris. Di bawah kendali EIC yang dipimpin Lord Minto di Kalkuta India Thomas Stamford Raffles 1811-1816 dipercayai sebagai gubernur jendral di Indonesia.

2. Perkembangan Kehidupan Masyarakat, Kebudayaan, dan Pemerintahan

a. Perubahan Struktur Sosial

Dalam pemerintahan kolonial selain terjadi pembedaan kedudukan antara penjajah dan yang dijajah, terjadi juga pembedaan kedudukan sosial antara penduduk pribumi dan golongan Indo keturunan campuran serta imigran, khususnya imigran dari daerah Asia Timur seperti Cina, India dan Pakistan. Menurut peraturan tersebut penggolongan penduduk di Indonesia terdiri dari. 1 Golongan Eropa dan yang dipersamakan, yaitu. a Bangsa Belanda dan keturunannya b Bangsa-bangsa Eropa lainnya, misalnya Portugis, Prancis, Inggris dan lainnya c Orang-orang bangsa lain yang bukan bangsa Eropa dan telah masuk golongan Eropa, telah sah diper- samakan dengan mereka yang termasuk golongan Eropa. Golongan ini berada pada kedudukan sosial atas atau lapisan pertama 2 Golongan Timur Asing, adalah orang Cina dan bukan Cina. Golongan yang bukan Cina terdiri atas Arab, India, Pakistan, dan orang-orang datang dari negara Asia lainnya. Golongan ini berada pada kedudukan sosial menengah atau lapisan kedua. 3 Golongan Bumiputera pribumi atau bangsa Indonesia asli inlanders, penduduk dan bangsa Indonesia berada pada kedudukan sosial bawah atau lapisan ketiga.

b. Mobilitas Sosial dan Perluasan Pendidikan

Perkembangan perekonomian dunia di bidang industri, mendorong kolonial Belanda menjadikan Indonesia sebagai sapi perahan untuk kebutuhan industri di Eropa. Gagasan membuka wilayah Indonesia untuk penanaman modal asing sejak tahun 1870 memberikan kesempatan besar bagi perusahaan-