Masa Bercocok Tanam dan Beternak Food Producing

39 merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman pra- aksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang cukup mendasar dari tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi bercocok tanam. Oleh karena itu, zaman bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia sekarang. Dalam hal kepercayaan mereka melakukan pemujaan kepada arwah nenek moyang yang dianggap sangat mem- pengaruhi kehidupan mereka animisme dan mempercayai kepada benda-benda alam yang dianggap memiliki kekuatan dinamisme. Manusia purba pada masa bercocok tanam menciptakan alat-alat sederhana untuk menunjang kegiatan bercocok tanam, teknik pembuatannnya lebih maju, kapak itu bentuknya sudah halus, diupam diasah, seperti kapak persegi atau beliung persegi. Terbuat dari batu berbentuk persegi, gunanya untuk menggarap ladang. Adanya juga Kapak Lonjong, terbuat dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman. Umumnya jenis kapak ini digunakan sebagai pacul atau sebagai kapak biasa. Dua jenis kapak ini banyak ditemukan di Indonesia. Tradisi bercocok tanam berlangsung hingga zaman logam dan zaman megalithikum dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Zaman Hasil-hasil Kebudayaan Cara Hidup dan Kemampuan membuat alat Jenis Manusia Pendukung Neolithikum – Kapak lonjong – Kapak persegi – Kapak bahu – Tembikargerabah – Perhiasan – Food producing – Tempat tinggal menetap – Bercocok tanam – Beternak Proto Melayu 2000 SM – Suku Nias – Suku Toraja – Suku Sasak – Suku Dayak

3. Masa Megalithikum Masa Kebudayaan Batu Besar

Adanya kebudayaan megalithik terungkap dari penemuan bangunan-bangunan yang dibuat dari batu besar. Bahan-bahan bangunan megalithik kerap kali harus didatangkan dari tempat lain sebelum didirikan di suatu tempat yang terpilih. Dalam kenyataannya, bangunan megalithik memang didirikan demi kepentingan seluruh masyarakat yang membangunnya. Bangunan ini didirikan untuk kepentingan penghormatan dan pemujaan roh nenek moyang. Dengan demikian, pendirian bangunan megalitihik berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat pada masa itu. Bangunan megalithik tersebar di seluruh Indonesia. Ada yang dibangun secara berkelompok dan ada yang berdiri sendiri. Kehidupan menetap yang telah dijalani menimbulkan ikatan-ikatan antara manusia dengan alam semestanya. Info Histori Istilah megalitihikum berasal dari bahasa Yunani, Mega = besar, lithos = batu, jadi megalithikum berarti kebudayaan batu besar. Sering juga disebut tradisi monolith karena pada umumnya dibuat dari batu besar yang utuh. 40 4. Masa Zaman Logam Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal teknologi pertukangan secara sederhana. Pada masa ini manusia mulai mengenal logam perunggu dan besi. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat dan keahlian khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang yang ahli mengerjakan pertukangan logam disebut undagi. Maka zaman logam disebut juga zaman perundagian. Pada masa ini nenek moyang bangsa Indonesia telah pandai membuat barang-barang penunjang kehidupan dari logam. Di Indonesia logam yang digunakan adalah perunggu dan besi. Maka muncul daerah-daerah produsen barang, yang kemudian ditukarkan dengan barang kebutuhan lain, sehingga terjadilah barter. Kebutuhan barang makin meningkat memunculkan daerah konsumen, sehingga terjadilah perdagangan antar daerah. Kebudayaan zaman logam terus berkembang hingga munculnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Oleh karena itu, nenek moyang kita mempunyai kepercayaan yang berkaitan dengan alam sekitarnya. Zaman Hasil-hasil Kebudayaan Cara Hidup dan Kemampuan membuat alat Jenis Manusia Pendukung Megalithikum Kebudayaan Dongson - menhir - dolmen - sarkopagus - waruga - manik-manik - kubur batu - pundek berundak- undak – arca – Food producing – Tempat tinggal menetap – Bercocok tanam – Beternak – Nelayan – Membuat alat-alat dari gerabah – Rumah panggung Proto Melayu 2000 SM – Suku Nias – Suku Dayak – Suku Sasak – Suku Toraja Zaman Hasil-hasil Kebudayaan Cara Hidup dan Kemampuan membuat alat Jenis Manusia Pendukung Logam Perunggu - Barang-barang per- hiasan - Manik-manik - Bejana perunggu - Candrasa - Moko – Kapak corong budaya Dongson Masa Perundagian – Mengenal teknologi pertukangan. – Muncul daerah produsen dan daerah konsumen. – Timbul perdagangan barter. Deutro Melayu Yang masuk ke Indonesia tahun 300 SM.