KENDALA YANG DIHADAPAI DALAM PENCAPAIAN KINERJA

Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -71 Dibawah ini kami sampaikan penjelasan secara grafis terkait kendala dan permasalahan yang dihadapi dan akibat yang ditimbulkan sehingga mengganggu pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014. Identifikasi terhadap kendala dan permasalahan dibawah ini merupakan bahan paparan pada saat acara penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Thaun2014 yang diselenggarakan di Gedung Grha Wiksa Praniti pada Tanggal 30-31 Desember 2014. Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -72 Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -73

3.2.3. PENCAPAIAN KEGIATAN UNGGULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Tahun 2014, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman telah menghasilkan beberapa teknologi dalam rangka mendukung kegiatan strategis dan merupakan prioritas dari BAPPENAS. Kegiatan strategis terkait dukungan terhadap program BAPPENAS adalah Teknologi Rumah Murah Berbasis Bahan Baku Lokal dan Teknologi Air Minum dan Sanitasi di Kawasan Daerah Aliran Sungai. Dibawah ini kami sampaikan uraian terkait pelaksanaan kegiatan unggulan tersebut, sebagai berikut:

1. PENERAPAN TEKNOLOGI RUMAH MURAH BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman sejak tahun 2005, melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan tentang rumah murah yang memenuhi standar persyaratan teknis seperti yang diamanatkan dalam undang – undang bangunan gedung dan telah teruji di laboratorium, sehingga prototipe rumah murah yang dikembangkan tersebut layak untuk diterapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat seluruh Indonesia. Sebagai tindak lanjut kesepakatan bersama antara Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan dan Bappenas, Pusat Litbang Permukiman diberi kepercayaan untuk melakukan tugas penyebarluasan hasil teknologi litbang tentang prototipe rumah murah melalui penerapan lapangan aplikasi rumah contoh skala penuh sebagai sarana desiminasi ke seluruh propinsi di Indonesia. Output kegiatan ini adalah Terbangunnya prototipe rumah murah di 4 empat lokasi, sebagai bahan mapping zonasi rumah murah di Indonesia. Outcome kegiatan ini adalah Tereplikasi teknologi rumah murah produk puskim di 4 empat propinsi. Hal ini diwujudkan dalam kegiatan tahun anggaran 2012 dan 2013, Pusat Litbang Permukiman telah melaksanakan penerapan lapangan teknologi rumah murah berbasis bahan lokal di 10 sepuluh Propinsi yang ditangani oleh oleh Satker Bandung, Satker Balai PTPT Denpasar dan Balai PTPT Makasar dengan lokasi sebagai berikut :  Tahun Anggaran 2012 : 1. Propinsi Sumatera Utara di Binjai, 2. Propinsi Jawa Barat di Parung Panjang – Bogor dan Soreang – Bandung dan Cirebon, 3. Propinsi Jawa Tengah di Mranggen, 4. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Bantul dan 5. Propinsi Jawa Timur di lokasi Mojokerto 6. Propinsi Bali 7. Propinsi Nusa Tenggara Barat 8. Sulawesi Selatan  Tahun Anggaran 2013 : 1. Propinsi Sumatera Barat di Bukittinggi, Pasaman Barat dan Agam 2. Propinsi Kepulauan Riau di Kota Tanjung Pinang 3. Propinsi Bengkulu di Kota Bengkulu 4. Propinsi Lampung di Kota Metro 5. Propinsi Jawa Barat di Soreang 6. Propinsi Kalimantan Timur 7. Propinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -74 8. Propinsi Sulawesi Utara 9. Propinsi Sulawesi Tengah Anggaran 2014 : 1. Propinsi Riau 2. Propinsi Jambi 3. Propinsi Bangka Belitung 4. Propinsi Nusa Tenggara Timur 5. Propinsi Sulawesi Barat Pada tahun 2015 kegiatan ini masih akan dilanjutkan untuk propinsi Banten, Sumatera Selatan, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Gorontalo dan Nangroe Aceh Darusslam. Pada proses pelaksanaan pembangunan penerapan rumah contoh diatas, guna melengkapi hasil - hasil penelitian di laboratorium, maka di lapangan dilakukan kajian teknis seperti, keterdapatan dan sistem pengadaan bahan baku, proses pembuatan produksi, transportasi mobilisasi lapangan, kemudahan dan kecepatan dalam pemasangan serta pengamatan waktu kerja dan lain-lain. Di samping kajian aspek teknis dan pengamatan, maka pada tahun anggaran 2014 ini masih perlu melanjutkan kegiatan pada tahun sebelumnya untuk melakukan kajian aspek sosial budaya di seluruh lokasi terapan pembangunan rumah contoh yang telah dibangun, khususnya faktor keberterimaan animo masyarakat. Ini penting guna mendapatkan data langsung dari konsumen calon penghuni, apakah rumah contoh dapat diterima oleh masyarakat luas. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa, teknologi rumah contoh yang dikembangkan ini secara teknis dan sosial budaya serta layak untuk dikembangkan ke daerah – daerah lain. Sejalan dengan kegiatan kajian sosial budaya, maka pada tahun anggaran 2014 ini juga dilakukan penerapan pembangunan prototype rumah murah di propinsi – propinsi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar dapat mempercepat dan memperluas cakupan wilayah sosialisasi teknologi terapan rumah contoh yang layak huni dan memenuhi standar secara teknis serta kesehatan. Gambar 3.16 Prototipe teknologi rumah berbasis bahan baku lokal