SISTEMATIKA PENYUSUNAN LKIP P E N D A H U L U A N

Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 ` BAB II PERENCANAAN KINERJA II - 1

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS RENSTRA 2010-2014

Rencana Strategis Renstra ini merupakan acuan kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Pusat Litbang Permukiman tahun 2010 - 2014. Penyusunan Renstra mempertimbangkan tugas dan fungsi Pusat Litbang Permukiman, kebijakan pemerintah yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan tentang Lingkungan Hidup, Undang-undang Tata Ruang, Undang-undang Jasa Konstruksi, Undang-undang Perumahan dan Permukiman, dan lain-lain, perubahan lingkungan strategis Kebijakan Kabinet Pembangunan Bersatu, Jakstra Kementerian PU, dan lain-lain, dan kemampuan pemerintahan DIPA. Latar belakang Renstra Puslitbang Permukiman disusun atas dasar: a Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP yang mensyaratkan institusi setingkat Eselon-2 memiliki Rencana Strategik Renstra yang menjadi landasan program strategiknya; b Propenas yang menjadikan Renstra sebagai indikator keberhasilan program peningkatan kemampuan aparatur negara dan indikator Good Governance; c Kebijaka Korporatisasi bagi Bada -badan di lingkungan Kementerian PU.

2.1.1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Visi Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum mengacu kepada Visi Kementerian Pekerjaan Umum yang dijabarkan lebih rinci pada Misi Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum.

2.1.1.1. VISI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Adapun Visi Kementerian Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut: Tersedianya infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal Untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2015

2.1.1.2. MISI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Misi Kementerian Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dan pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruangdalam rangka pembangunan berkelanjautan; 2. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air;